PART 27

95 13 2
                                    

Aku ganti cover lagi yah karena kemarin ada tetanggaku yang ikut baca cerita ini,dia ngomong kalau cover sebelumnya terlalu simpel, gak rame dan blablabla. Karena gak enak sama omongan dia yang nusuk hati banget, okelah aku turutin kemauannya. Nah jadi gimana cover yang sekarang? Rame bin amburadul kan? Kayak gini kan yang anda mau?
Saking keselnya aku buatnya sambil ngedumel dan terciptalah cover yang seperti dia inginkan, amburadul.
Jadi jangan protes lagi yah, kemauan anda sudah saya turutin.

Happy Reading^_^

🐣🐣🐣

Author POV

Hari ini adalah hari terakhir keluarga Tama dan Aliya di Bandung, sebelum besok mereka harus kembali lagi ke Jakarta. Dan karena tak ingin hari terakhirnya sia-sia, setelah sarapan tadi Doni mengajak Leon untuk menemaninya memancing sembari bercerita. Visha juga ikut pergi memancing dengan alasan bosan berada di rumah. Sementara yang lainnya masih tetap berdiam di rumah.

"Lapar gak Bun?" Tanya Tama pada Tina.

Siang ini Tama dan yang lainnya sedang berkumpul di ruang tengah sambil menonton televisi.

"Kamu tuh! Baru juga sarapan tadi pagi, udah lapar lagi!"

Tina tak habis pikir dengan Tama. Baru tadi pagi mereka sarapan dan sekarang sudah mengeluh lapar lagi. Dia juga sedikit bingung dengan nafsu makan Tama yang akhir-akhir ini meningkat. Tadi pagi juga Tama sampai habis dua piring nasi goreng.

"Gak apa-apa lah Tina. Lagi masa pertumbuhan itu." Sahut Laras sembari mengelus bahu Tama yang duduk di sebelahnya.

"Pertumbuhan dari mana Bu. Udah mau lulus SMA masa baru mau pertumbuhan. Emangnya anak kecil." Balas Tina sembari menatap Tama sinis. Sementara yang lainnya hanya tertawa menanggapi ucapan Tina.

"Mendingan kamu susul Ayah gih. Sana mancing sama Ayah!"

"Gak mau." Tama menggeleng tegas mendengar usulan sang Bunda.

"Ya udah atuh diam!"

Tama hanya menatap datar sang Bunda dan kembali menatap layar televisi yang sedang menyiarkan acara talk show. Begitupun dengan yang lainnya, diam tak banyak suara dan asik menonton dengan sesekali tertawa menanggapi kelucuan dari acara itu. Namun tak lama kemudian Tama kembali berulah dengan memukul-mukul ringan sofa mengikuti irama lagu yang ditampilkan bintang tamu di acara talk show tersebut.

Karena merasa terganggu dengan apa yang di lakukan Tama, Tina menatap Tama dengan pandangan datar.

"Berisik Tama! Kamu tuh bisa tenang gak sih?!"

"Apa sih Bunda gitu aja marah." Balas Tama dengan santai masih dengan kegiatannya memukul-mukul sofa tanpa mengindahkan ucapan Tina yang sedang menahan emosinya.

"Kenapa sih Teh marah-marah mulu dari tadi?" Tanya Anindita yang sedari tadi diam menyaksikan keributan antara Tina dan Tama.

"Tahu tuh Bunda!" Sahut Tama sembari menatap sang Bunda mengejek. "Udahlah mending Abang cari makan aja di luar sekalian jalan-jalan." Lanjutnya sembari beranjak dari sofa.

"Nah iya, mendingan kamu main aja sana kalau gak mau susul Ayah mu." Ucap Laras menatap Tama dengan lembut.

"Sana kamu pergi! Kalau perlu jangan balik lagi!" Tina berbicara sambil menatap Tama dengan pandangan sinis.

"Yakin Bunda? Gak bakal nangis kalau Abang beneran gak balik lagi?" Tanya Tama dengan nada sedikit mengejek.

"Yakin. Lagian Bunda gak butuh kamu!"

ADHITAMA SAPUTRA (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang