Extra Part Bagian 1: Pov Anita

11.1K 219 1
                                    

Sebal banget rasanya melihat Mas Arya datang ke acara pertunangan teman sekantor bersama istrinya yang gendut itu. Sudah pasti aku tidak akan bisa bersamanya, padahal aku sudah dandan habis-habisan agar Mas Arya tak berpaling dariku.

Lelaki yang sudah susah payah kudapatkan, dengan cara menjebaknya. Siapa yang tidak menyukai laki-laki tampan, mapan, baik, lagi perhatian. Ya dia Arya lelaki yang kukenal sebagai atasanku itu memang terlihat menawan, perempuan mana yang tidak menginginkan bisa hidup mendampinginya. Berbagai rayuan sudah kulakukan, tetapi tidak mempan. Hem ... Tipe lelaki setia, pikirku.

Aku hampir kehabisan akal agar Arya bisa tertarik denganku, hingga muncul ide gila untuk menjebaknya. Sebelumnya aku sudah mempunyai pacar namanya Doni, lelaki pengangguran dan pemabuk kerjaan hanya menghabiskan uang. Kalau soal tampan memang tidak kalah sama Arya tetapi tampan saja tidak cukup.

Hingga tiba saat aku melancarkan aksiku untuk menjebak Arya, dengan pura-pura minta dibenarin kran bocor saat ia mengantarku pulang ke apartemen. Malam itu aku sengaja lembur, agar ia bersimpati dan mengantarku. Berhasil, Arya membenarkan krannya.

"Maaf, cuma ada air putih saja," tukasku sembari menyerahkan gelas berisi air putih, yang sudah kuisi obat tidur di dalamnya.

Rencanaku berhasil, tak lupa aku menghubungi Doni dan juga Mama untuk segera datang ke apartemenku, akhirnya aku bisa menikah dengan Arya, tetapi Doni tidak bisa terima begitu saja, akhirnya akupun masih menjalin hubungan dengannya tanpa sepengetahuan Arya, yang kini telah resmi menjadi suamiku.

***

Hari demi hari kulalui dengan perasaan bahagia, ya siapa yang tak bahagia mendapatkan suami nan kaya raya, semua keinginanku selalu ia turuti.

Hingga suatu hari yang menyebalkan saat aku tengah berada di ruangan Mas Arya datang seorang wanita yang tak ku kenal karena menggunakan masker dan topi baju sweeter dengan lancang menjabak rambutku dengan kuat, hingga aku meringis kesakitan.

Ia mengancamku agar menjauhi Mas Arya, oh tidak semudah itu Bambang!

Aku tidak akan menyerah begitu saja, untuk melepasa Mas Arya, enak saja. Meski sebagai istri kedua aku juga punya hak atas Mas Arya. Lagian Mas Arya tentunya akan lebih memilihku karena aku lebih cantik dari istrinya, yang jelek lagi gendut itu.

Sudah dikasih Mas Arya semuanya masih saja tidak bisa merawat diri, dasar wanita tak berguna. Biar aku saja yang merawat Mas Arya, dan memilikinya seorang diri.

Hingga suatu ketika aku mendapati Mas Arya datang ke apartemenku dengan membawa koper, dia bilang dia di usir Aini istrinya yang tidak tau diri itu.

Apa diusir? Bagaimana bisa?

Aku sungguh kesal, mengetahui Mas Arya di usir dari rumah. Dengan perasaan gusar akhirnya aku menyuruh Mas Arya masuk.

Aarrrggghhhh ...

Rasanya kepalaku mau pecah, aku berpikir keras bagaimana caranya agar Mas Arya bisa kembali ke rumah enak saja Aini main usir begitu saja, Mas Arya harus kembali dan mengambil haknya. Aku tidak mau menampung lelaki tidak berguna ini lama-lama bisa setres aku.

Kepalaku bertambah pusing saat Doni minta ketemuan, dan meminta uang.

"Mas, istirahatlah! Aku keluar sebentar ada perlu?" ucapku berbohong.

Akhirnya aku keluar menemui Doni, dan sejenak melupakan masalahku bersama Mas Arya. Meski ia terlihat brandal, tetapi ia selalu bisa memanjakan diri ini.

Akhirnya aku pun kembali ke papartemen, kulihat Mas Arya sudah tertidur pulas. Huh, dasar lelaki menyusahkan, harus nya kamu membawaku ke rumah megahmu, ini malah mau tinggal di apartemenku.

Hampir setiap hari aku membujuk Mas Arya agar kembali ke rumah besarnya, tetapi upaya-upaya yang dilkukan pun tak membuahkan hasil, karena perempuan tidak tau diri itu menolaknya, dan Mas Arya tidak bisa berbuat apa-apa, ah sungguh membuatku sedikit frustrasi. Aku tidak ingin usahaku sia-sia, menginginkan hidup bergelimng harta malah apes begini.

Hampir tiga minggu Mas Arya di sini dan itu membuatku kesusahan karen harus mengurusnya. Pagi-pagi sekali Mas Arya sudah berangkat kerja, sementara aku sengaja libur karena merasa tidak enak badan, perutku sejak tadi pagi merasa mulas dan mual.

Menyadari kalau ternyata sudah berapa minggu aku telat, aku segera ke apotik membeli alat tes kehamilan. Positif, hatiku resah. Bagaimana jika Mas Arya tau kalau ini bukan anaknya tetapi anaknya Doni, tidak! mas Arya tidak boleh tau yang sebenarnya.

Saat hati dan pikiran meracau tiba-tiba ponselku bergetar sebuah pesan masuk dari Mas Arya.

[Nit, Maaf, Mas gak bisa pulang ke apartement karena Aini lagi sakit]

Tentu saja itu bukan masalah bagiku, seperti nasib baik sedang berpihak padaku. Di saat aku memikir masalah anak ini Mas Arya memberiku kabar baik.

[Iya, Mas gak apa-apa] dalam hati aku bersorak senang, sekarang tinggal memikirkan bagaimana caranya agar aku juga bisa tinggal di rumah besar milik Mas Arya, enak saja Aini enak-enakan tinggal di sana, sementara aku yang juga istri Mas Arya harus tinggal di apartemen sempit ini. Oh no, rasanya begitu tidak adil. Akhirnya aku menemukan ide cemerlang.

Tentu saja semua itu harus kupersiapkan sebaik mungkin agar usahaku tidak sia-sia.

NODA DALAM PERNIKAHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang