Kamar berdominasi brown terlihat tenang masuk ke lensa mata. Natasha pergi keruang ganti, mengganti seragamnya dengan kaos santai. Kemudian Icha yang berganti pakaian, meminjam Natasha— sudah biasa.
"Kita jadi kan SMA bareng?" tanya Icha membuka percakapan.
Natasha mengangguk sembari mengunyah permen. "Jadilah, gue gak mau susah-susah nyari temen baru."
Icha tertawa pelan, selama SMP memang hanya dirinya yang berteman dekat dengan Natasha. Dulu waktu pertama kali mengenal Natasha dimata Icha dia orangnya galak, judes, cuek, dan hal buruk lainnya. Sehingga dia enggan memulai pertemanan lebih dulu.
Namun, ketika dia dibully kakak kelas dan yang berani menyelamatkan dirinya hanyalah Natasha dia merubah pandangan tentangnya. Mereka mulai berteman baik, Icha mengenal Natasha dan Natasha mengenal Icha.
"Lo mau SMA mana? Jangan mahal-mahal keluarga gue gak mampu," ucap Icha sembari tertawa ia bergurau.
Icha terlihat berfikir. "High school international world aja gimana?"
"What?! HSIW?! Gila sih, bukan duit gue yang gak mampu, tapi otak gue! Lo mah pinter lah gue?!" Icha menggeleng kepalanya pelan.
"Gampang ntar pas ujian gue bantu. Lagian bahasa Jerman lo lebih bagus dari gue pasti keterima," enteng Natasha yakin.
"Sie sind sicher, ich bin nicht." Mentang-mentang habis dipuji Icha menjawab dengan bahasa jerman.
*Anda yakin saya tidak."Apaan artinya?"
"Kebelet kencing," Icha bangkit berdiri, berjalan menuju toilet.
Ketika baru menyadari Icha bercanda, Natasha memakinya.
"Woy! Setan gue kira beneran itu artinya sialan!"
* * *
"Nat, gue bosen," keluh Icha berguling-guling diatas kasur.
"Hem, tidur aja udah," ditengah memejamkan matanya Natasha bergumam.
"Ih, gak bisa tidur. Nat, keluar yuk! Ke mall kek atau ke dufan kek." Icha menoel-noel pipi Natasha agar meresponnya.
Natasha tak bergeming, dia tidak tidur hanya saja jiwa magernya sudah sampai ke ubun-ubun.
Icha mengerucutkan bibirnya, memilih bangkit berdiri. Berjalan-jalan disekitar kamar Natasha yang terkesan sangat luas. Ia mencoba duduk di salah satu ayunan. Disana adalah tempat favorit Natasha, jika ketahuan ia mendudukinya sudah dipastikan Natasha akan marah. Tapi, karena Natasha sedang tidur Icha bebas melakukan apapun.
Bosan lagi, Icha berdiri. Berjalan memutari setiap meja dan rak. Berhenti didepan cermin, memandangi wajahnya sejenak.
"Ih, muka gue jelek banget," gumam Icha memandang jijik.
KAMU SEDANG MEMBACA
SWEET SEVENTEEN; Devano Danendra
Teen FictionNanti kalo Nono sama Sasa udah 17 tahun kita ketemu lagi ya. • • • Natasha Gabriella Namoru, dulu adalah seorang anak kecil yang menyukai sahabatnya sendiri. Hingga kini ia menginjak dewasa, perasaannya masih ia ingat jelas. Natasha harus berpisah d...