3| Pertemuan Pertama

149 13 0
                                    

HAPPY BIRTHDAY TO MEE!!!

PART SPESIAL UNTUK KALIAN DI HARI SPESIAL AKU!

YEYYY!!!!!!

*     *    *

Natasha sayup-sayup mendengar namanya dipanggil. Mencoba membuka mata yang terasa berat. Aroma minyak kayu putih tercium pekat didekat indra penciumannya. Dia mengernyit, mendorong pelan tangan yang berada didepan wajahnya.

"Natasha, sadar ih!" sungut Icha, kembali mendekatkan minyak kayu putih.

Padahal dia tau Natasha sangat membenci aroma ini. Biarkan saja, tho? yang dia dapat di UKS hanya ini.

"Ck, Icha udah gue udah bangun," lirih Natasha dengan mata masih terpejam.

"Kalo bangun melek, jangan merem!"

"Perih mata gue kena minyak kayu putih lo bego!" umpat Natasha mulai kesal.

Icha terkekeh, menjauhkan minyak kayu putih lalu menutupnya. Beberapa saat kemudian mata sayu Natasha mulai terlihat. Dia mencoba bangkit dari tidurnya, dibantu Icha.

"Gue di UKS kah?" tanya Natasha memastikan.

Icha mengangguk, "Lo sih lihat orang ganteng aja pingsan! Mana mimisan lagi! Norak!"

Seolah baru sadar alasannya bisa pingsan. Natasha terdiam beberapa detik. Matanya menyorot kosong ke depan. Hingga dia tiba-tiba berteriak keras.

"ICHAA!!"

"Apaan? Gue gak budek!"

Natasha gugup sendiri, dia mencengkram lengan Icha. Menenangkan detak jantungnya berpacu cepat. Tahapannya masih kosong, dia belum bisa kembali pada kenyataan.

"Nat? Natasha sadar woy! Lo kenapa sih!?" cetus Icha, mengguncang bahu Natasha.

Natasha terdiam, kali ini menatap Icha. Detik berikutnya tubuhnya lunglai. Jatuh menimpa Icha. Icha kaget, berusaha untuk menegakkan kembali tubuh Natasha.

"Nat, lo pingsan lagi!?"

Natasha menggeleng lemah, membuka matanya pelan.

"Cekek gue Cha. Keknya gue lagi mimpi deh."

"Dengan senang hati." Senyuman jahatnya terbit, tanpa segan Icha langsung mencekik leher Natasha dengan kedua tangannya.

Natasha membuka lebar-lebar matanya. "C-cukup— cukup," cicitnya hampir kehilangan nafas

Icha terkekeh pelan tanpa dosa, melepas cekikan.

"Eh, lo gila ya!? Lo mau bunuh gue beneran ha?" ucap Natasha menatap Icha tajam.

"Kan lo yang bilang sendiri suruh cekek, sebagai temen yang baik gue nurut sama lo."

Natasha mendengus kesal, turun dari ranjang UKS. Memakai sepatunya cepat. Tanpa basa-basi ia langsung menarik Icha untuk ikut dengannya.

Tanpa bisa menolak, Icha mengikuti langkah Natasha yang terbilang cepat.

"Nat, pelan-pelan napa sih!?" protes Icha.

Natasha tak menghiraukannya, matanya sibuk menelusuri setiap lorong. Menentukan pilihan dimana dia bisa menemukannya. Dia tadi tidak bermimpi. Natasha yakin itu nyata. Namun, ketika dicari mengapa menghilang?

"Lo nyari siapa?" tanya Icha mulai lelah, melepas cekalan Natasha di tangannya.

Terduduk lunglai dianak tangga. Mengikat rambutnya kebelakang. Lehernya terasa lembab, dia berkeringat.

SWEET SEVENTEEN; Devano DanendraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang