Natasha memalingkan wajahnya ketika mereka saling berpelukan setelah Devano memasangkan liontin sebagai hadiah ulang tahun Laura. Liontin yang dibeli Devano bersamanya. Keduanya tersenyum bahagia, sedang Natasha tersenyum tipis. Dia turut bahagia ketika bisa menciptakan kebahagiaan bagi orang lain. Meski ia harus mengorbankan sedikit dari hatinya yang kalut ingin diakui. Tanpa Natasha tau bahwa kenyataannya mereka cuma sekedar kakak kelas dan adek kelas.
"Nah, udah kan? Ayo kesana!" ajak Ari.
Natasha tak menahan mereka, tapi tak juga mengikuti, ia masih diam di tempatnya. Melihat interaksi Anrez dan iqbal yang merangkul dan mengejutkan Devano dari belakang. Hingga melihat Devano seperti hendak menghantam mereka, mungkin karena Devano mengira mereka tidak jadi datang. Tapi mereka kembali tertawa setelah terguling diatas pasir pantai yang lembut.
"Nat, ayo ke sana!" ajak Icha menepuk bahu Natasha.
"Lo aja Cha. Gue gak ada hubungan apa pun sama mereka," tolak Icha.
"Ada, lo temen gue. Iqbal ngundang gue. Dan gue ngajak lo. Bisa 'kan?"
Natasha masih kukuh tak mau pergi. Sampai Icha menyerah dan membiarkan Natasha tetap disana sedang ia menyusul Iqbal.
"Lho Icha, Natasha mana?" tanya Iqbal melihat Icha datang sendiri.
Icha menggangkat bahunya, "Dia gak mau kesini."
"Oh ini cewek lo, Bal?"
Icha menoleh pada Laura yang membicarakan dirinya. Ia tersenyum, memgulurkan tangannya pada Laura.
"Gue Icha Kak. Maaf ya dateng ga di undang, gue diajak sama Kak Iqbal." Icha menunjuk Iqbal disampingnya.
Laura tersenyum memaklumi. "Gapapa kali Cha santai aja. Gue denger Natasha juga disini?"
"Oh iya Kak. Gue di suruh nemenin— eh maksudnya gue yang nyuruh dia nemenin." Hampir saja mulut polos Icha merusak semuanya.
Laura mengangguk, "Ajak ke sini aja. Makan rame-rame."
"Gak mau dia kak. Biasa pemalu," ledek Icha.
Laura tertawa, ia menyenggol lengan Devano yang duduk disampingnya. "Sana Dev samperin. Siapa tau mau kalo kamu yang nyamperin."
Uhuk! Icha tersedak minumnya sendiri. Ia kaget dengan ucapan Laura. Benar yang diucapkan Natasha. Laura aneh, dan dia seolah tak memiliki rasa cemburu pada pacarnya sendiri. Mana ada pacar yang menyuruh menjemput wanita lain?
"Dimana Natasha?" Devano bertanya pada Icha.
Icha menunjuk rumah makan itu, "Disana Kak."
Devano beranjak dari duduknya, berjalan ke rumah makan yang di tunjuk icha. Natasha yang melihat Devano berjalan mendekat gelagapan sendiri. Ia segera mencari tempat sembunyi baru. Kamar mandi menjadi pilihan Natasha. Ia bertanya pada ibu penjaga warung.
"Ibu, toilet mana?" tanya Natasha gusar
"Oh ga ada Non. Adanya toilet umum. Itu di seberang."
Pias sudah Natasha saat melihat toilet itu cukup jauh dan jalan gelap tanpa lampu. Natasha hanya bisa berpasrah pada takdirnya sendiri.
"Natasha!"
Jantung Natasha seperti terjatuh saat mendengar suara itu memanggilnya. Ia mencoba tak merespon dan mencoba tetap didapur saja bersama ibu tadi.
"Natasha!" Suara itu terdengar lagi.
"Cari siapa Den?" Suara bapak penjaga warung terdengar menanggapi.
"Temen saya Pak. Cewek Natasha namanya. Ada?"
"Tadi sih masih ada cewek satu tapi kok hilang. Sebentar Den saya cari ke dalam dulu."
KAMU SEDANG MEMBACA
SWEET SEVENTEEN; Devano Danendra
Teen FictionNanti kalo Nono sama Sasa udah 17 tahun kita ketemu lagi ya. • • • Natasha Gabriella Namoru, dulu adalah seorang anak kecil yang menyukai sahabatnya sendiri. Hingga kini ia menginjak dewasa, perasaannya masih ia ingat jelas. Natasha harus berpisah d...