15. Kembali Sibuk

206 25 4
                                    

Hai My mood booster 👋

Maap ya kalau ngaret. Aku sibuk nge urus cerita yang lain.

 Aku sibuk nge urus cerita yang lain

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku akan kembali. Kembali ke rutinitas ku sebagai seorang pekerja di salah satu perusahaan yang ada di kota metropolitan.

Yang mengantarkan aku ke bandaran adalah calon suamiku, kak Tama. Bukan hanya itu, sebelum ke sini, kami mengambil terlebih dulu pesanan undangan hari kemarin untuk ku bagikan di Jakarta.

Hanya membawa 100 undangan saja, tersisa 100 undangan juga akan dibawa Kak Tama terbang kembali ke Surabaya besok.

Kami berdua sepakat akan mengatur pernikahan secara jarak jauh. Hubungan kami pun sama, harus LDR terlebih dulu.

"Jaga mata kamu disana. Jangan buat pria manapun menaruh harapan lebih dari mu. Kamu itu akan jadi milikku. Paham kan?" Aku berdecak. "Paham banget malah."

Dia mengusap rambutku pelan. "Gadis pintar, eh masih bisa dibilang gadis atau... Seorang wanita?" Aku Melotot spontan. "Gadis lah. Aku kan masing ting-ting."

"Itu akan terbukti nanti. Yasudah sana pergi. Ketinggalan pesawat nangis-nangis." Kak Tama mendorong tubuh dan koperku menjauh. "Makasih banyak kak. Jangan kangen aku ya. Dadah."

Aku menarik koperku untuk pergi ke dalam area bandara. Sejam lagi pesawat yang membawa aku ke Jakarta akan segera lepas landas.

⚫⚫⚫

"Kamu kembali ke sini dengan kabar baik. Pak lek dan Bulek jadi seneng dengarnya," Setelah sampai kembali di rumah Pak Pur dan Bu Tatik, aku langsung memberi tahu jawaban atas pinangan dari tamu bapak, ibu.

Wajah mereka seketika cerah setelah mengetahui kabar yang aku bawa. Bapak dan ibu menyuruh diriku yang memberi tahu Pak Pur dan Bulek Tatik sekalian kasih Undangan nya juga.

"Iya Pak, Bu. Datang ya nanti. Aku berharap banget kalian bisa hadir langsung apalagi kalau sekalian nginep. Buyamin disuruh ikut juga ya, dah lama aku gak ketemu sama dia."

Bulek Tatik tersenyum. Buyamin adalah anak sulung beliau. Usianya dua tahun lebih muda dariku. Dia lebih memilih untuk kerja jauh dari pada lanjut sekolah.

"Insyallah Kami datang nak. Keponakan nikah kok gak datang, Bulek juga pengen lihat kamu langsung pas nikah. Auranya pasti beda banget." Semoga bisa terlaksana dengan baik.

"Mbak Rumi mau nikah beneran?" Burhan yang sedari tadi duduk diam menyimak pun akhirnya ikut bicara. "Iya lah nikah beneran. Masa nikah buat main-main."

"Woahh akhirnya aku bisa pergi ke Semarang lagi. Udah lama aku gak kesana semenjak lahirnya Mas Arzi."

Memang benar. Hanya pak Pur yang sering mengunjungi keluarga ku di Semarang, sedangkan Bilek Tatik ataupun Burhan tidak bisa ikut, selalu ada kegiatan lain.

"Ajak Bang Yamin sekalian ya Han." Burhan memberikan dua jempol. "Siap Mbak!"

⚫⚫⚫

Aku telah memberikan undangan pernikahan untuk Bu Fina dan sekaluan. Beliau ketua di bagian Administrasi yang aku tempati jadi harus didahulukan.

"Nih buat kalean," Mereka menerima dengan mimik penasaran. "Apa nih?"

"Undangan pernikahan Arumi dan Gustama. Heh anjirr beneran ini?" Refano melotot kaget meminta jawaban. "Yupss. Ini adalah jawaban kenapa kemarin gua pulang kampung."

"Demi apa Rum?" Gopi juga sama kagetnya. "Demi belahan rambut mail yang udah kaya oppa-oppa koreah." Keningku di toyor Mbak Jihan pelan.

"Bener-bener ye Lo Rum. Pulang secara mendadak, dan balik-balik bawa undangan aja Lo. Gak habis pikir gua." Yudistira yang dari tadi sibuk mencermati isi undangan akhirnya bicara. "Namanya juga jodoh dan jalanya udah gitu mau gimana lagi. Doain aja yang terbaik."

"Kalau dari tanggalnya berati empat puluh lima hari lagi. Anjrit. Ini nikahan apa Slametan orang mati?" Kepala Ferdian di toyor pacar nya. Siapa lagi kalau bukan gopi. "Lo ngadi-ngadi jadi orang. Kenapa dah bisa-bisanya gua jatuh cintrong ma orang yang modelnya kaya Lo gini? Pelet lo kuat sih."

Ferdian makin tersenyum bangga. "Jelas dong yang. Pacar sapa dulu dong."

Kami serempak meloroh. "Jijik gua. Syuh-syuh minggir sono." Dan selanjutnya dilanjutkan dengan tertawa terbahak-bahak bersama.

⚫⚫⚫

"Rum. Kita makan siang bareng yuk. Ada sesuatu yang mau gua omongin," Ada seseorang yang mendekat padaku dan mbak Jihan yang sedang berjalan kearah kantin kantor.

Menatap mata Mbak Jihan terlebih dulu. "Dah sono gak apa-apa. Gua bisa makan siang sama siapa aja."

"Maaf ya Mbak. Ya udah Ayo Fan." Orang tadi Refano. Entah ada angin apa dia mengajakku makan siang bareng. Tumben banget.

"Kita makan siang di restoran Padang ya." Refano menyeyarter motor maticnya. "Terserah lo. Kan lo yang ajak gua."

"Oh oke." Motor maticnya langsung di lajukan menuju tempat makan siang yang Refano inginkan. Kalau aku mau di manapun sih gak papa, asalkan halal dan bisa kenyang.

Ternyata restoran Padang yang dimaksud mempunyai jarak yang dekat dengan kantor jadi cuma memakan waktu yang enggak banyak. Cuma tujuh menit.

Aku dan Refano duduk di kursi yang berhadapan. Dia memilih pergi untuk memesan pesanan kami berdua dan aku cuma duduk menunggu.

Hapeku tiba-tiba berdering. Nama kak Tama yang muncul di layar. Segera aku angkat dan aku tempelkan di telinga.

"..."

"Iya kak ini lagi makan siang."

"..."

"Anu.. Maaf sebelumnya, tapi aku makan siangnya sama temen kantor cowok. Tapi aku berani jujur aku gak akan ngapa-ngapain. Cuma makan siang doang kok gak lebih."

"..."

"Iya aku akan selalu jaga hati."

"..."

"Hm. Hati-hati kak."

Refan sudah kembali lagi ke meja kami sekalian membawa dua gelas es teh. "Thanks Fan."

Dia menyeruput teh itu. Dan lalu menatap ku intens. "Maaf Rum kalau gua ngajak lo tiba-tiba kaya gini."

"Sans aja elah," Refan semakin memperdalam tatapannya padaku. "Jujur gua mau ngucapin sesuatu sama lo. Gua.."

Makanan pesanan tiba disaat yang tidak tepat, saat Refan akan melanjutkan ucapannya tapi terpaksa berhenti. "Makan dulu aja Fan. Ngobrolnya bisa lanjut nanti."

Mau gak mau Refan menatapku sendu. "Oke." Aku curiga dia akan berkata sesuatu yang sangat penting.

" Aku curiga dia akan berkata sesuatu yang sangat penting

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cut...

Dilanjutkan part berikutnya ya. Hehehe

Oke semua, lop you❤️


















MENDADAK?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang