7. Mulai Berkerja

238 32 2
                                    


Mau lihat Sosok Andi di imajinasi ku?

Muka tengil dan postur tubuhnya itu pas buat cast Andi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Muka tengil dan postur tubuhnya itu pas buat cast Andi... Ini menurut ku

Diriku sudah siap berangkat bekerja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Diriku sudah siap berangkat bekerja. Aku sudah memberi tahu Andi kalau aku keterima kerja. Dan hari ini dia harus berangkat pagi-pagi sekali.

Biarlah. Aku tidak ingin merepotkan Andi terus. Biar hari ini aku menaiki ojek. Andi kemarin memberi tahu alamat lengkap kantor kami, maka dari itu aku akan gampang pergi sendiri.

Pakaian yang yang aku gunakan untuk hari pertama kerja simpel. Hari ini aku menggunakan celana bahan. Jujur saja, aku agak tidak betah memakai rok, ribet, kalau celana kan simpel, tinggal masukin, kancing sudah kelar, gampang.

Rumah Pak Pur dan Bu Tatik aku kunci sebelum pergi, dan kuncinya aku taruh ditempat biasa. Tatapan ku memandang lurus ke depan.

Bismillahirrahmanirrahim

Didepan Gang jalan sedikit, kira-kira dua puluh meteran ada pangakalan ojek. Aku meminta salah seorang tukang ojek untuk mengantarkan.

"Bang ke *** berapa?" Abang-abang yang mungkin seumuran pak Pur menjawab. "Dua puluh ribu neng." Memang jaraknya agak lumayan.

"Anterin saya kesana Bang," Tukang ojek berjaket biru langsung berdiri. "Hayuk Neng."

Sebenarnya aku bisa saja menggunakan ojek online lewat hape, tapi aku malas mendownload aplikasi, memori juga tidak mendukung. Nanti kalau ada uang lebih dari gaji akan aku pakai untuk ganti hape.

Dua belas menit lebih sekian ojek yang aku naiki sudah sampai. Ku bayar harga yang sudah ditentukan tadi. "Makasih ya Bang."

"Sama-sama neng," Aku langsung menghadap kantor yang kemarin lusa aku datangin untuk sesi wawancara. Dan sekarang aku datangi lagi sebagai salah satu pegawai disini.

Langkah kaki yang mantap aku pijakkan ke tanah halaman kantor. Gemuruh suara jantung terus berpacu. Tenang lah.

Karena aku takut nyasar jadi aku tanya ke bagian lobi dulu. Ada Mbak-mbak yang sedang membereskan mejanya. "Permisi Mbak. Bagian Administrasi ada dilantai berapa ya?"

MENDADAK?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang