Oleh karena itu Ava menutup rapat-rapat cerita kegagalan cintanya. Sebab untuk apa berkeluh-kesah kepada teman-temannya? Sudah sial begini, ada kemungkinan dia akan dihakimi, seperti dugaannya di atas tadi.
"Apa kamu nggak mau makan nasi goreng itu?"
Ava mengerjapkan mata. Karena sibuk melamun, Ava lupa dirinya berada di pantry. Sekarang Manal sudah duduk di sampingnya. Wangi yang menguar dari tubuh Manal membuat otak Ava berhenti bekerja. Aftershave dan parfum. Perpaduan keduanya ternyata jantan sekali. Otomatis, Harlan dan perselingkuhannya—seisi dunia bahkan—terhapus dari benak Ava. Karena Ava sibuk bertanya-tanya. Apa merek parfum yang dipakai Manal? Kenapa harum tubuh Manal bisa seksi sekali? Ava tidak akan keberatan mencium nadi yang berdetak di leher Manal, yang sepertinya, menjadi salah satu sumber aroma menggairahkan tersebut.
"Oh." Hanya satu kata ini yang bisa diproduksi bibir Ava.
"Aku sedang ingin nasi goreng. Boleh tukar?" Manal menunjuk kotak bekalnya.
"Eh?!" Ava tergeragap kaget. Tukar bekal? Seperti anak SD saja.
"Makan saja kalau mau." Ava menggeser kotak bekalnya kepada Manal. Hari ini Ava tidak berselera makan saat memandang nasi goreng buatan Linda. Heck, setelah melihat foto Harlan, Ava kehilangan nafsu makan dan keinginan untuk melakukan apa pun.
"Kalau begitu makananku buat kamu." Manal membuka kotak bekal biru miliknya dan meletakkan di depan Ava.
Isinya langsung menggugah selera makan Ava. Perut Ava yang tadi tidak terkesan dengan nasi goreng dingin, kini mendadak bergemuruh.
"Buatan istrimu?" tanya Ava. Ada ayam kukus, nasi merah dan sambal mangga muda di kotak bekal Manal. Siapa tahu Manal sudah menikah dan tidak memberi tahu teman-teman sekantor. Walaupun dalam hati Ava tidak rela membayangkan Manal sudah punya istri dan bahagia, tapi setidaknya ada penghiburan untuk Ava. Mengetahui bahwa tidak semua rumah tangga rusak seperti milik ayah Ava dan Linda.
"Aku belum menikah, Ava." Manal tertawa.
Mendengar berita tersebut, tidak tahu kenapa hati Ava bersorak gembira.
"Ibuku punya usaha katering. Siapa tahu setelah mencicipi sampelnya ini, kamu mau langganan. Aku bisa membawakan untukmu setiap hari. Murah. Bersih. Sehat. Menunya ganti setiap hari. Vegetarian juga ada. Kalau mau pesan yang organik juga bisa," lanjut Manal.
Promosi yang dilancarkan Manal membuat Ava tertawa. Kalau Manal menjadi bagian dari sebuah tim pemasaran, pasti jumlah penjualan naik dua kali lipat. Berkat peran Manal saja, yang membagi-bagikan sampel menggoda. Tanpa mencicipi pun, Ava ingin berlangganan makanan yang membuat Ava lapar pada pandangan pertama. Karena disajikan dengan menarik. Aromanya pun membuat air liur menetes. Dalam kondisi patah hati saja nafsu makan Ava bangkit, apalagi pada hari terbaiknya? Pasti lahap sekali. Ava tidak bisa menahan diri untuk tidak mengambil sendok lalu mencicipi ayam kukus yang sudah memanggil-manggil namanya sejak tadi.
"Jarang ada laki-laki bawa bekal buatan ibunya." Kalau buatan istrinya lain lagi. Paling tidak, seorang suami bisa memamerkan bekal yang enak tersebut di media sosial dan membuat istrinya bahagia karena masakannya dihargai dan dipuji-puji oleh suami. Sedangkan laki-laki yang membawa bekal buatan ibu? Bisa dicap tidak jantan dan anak Mama.
"Dulu aku juga malu bawa bekal yang bagus banget begini. Padahal semua orang tahu aku belum menikah. Cuma kata ibuku, gimana orang mau percaya bahwa katering kami enak, kalau aku sendiri nggak mau makan itu dan memilih pergi ke warung?" Manal membuka plastik kerupuk udang, pelengkap nasi goreng milik Ava yang disiapkan oleh Linda. "Lagipula, dengan aku bawa bekal begini, orang akan tertarik dan tanya-tanya. Seperti kamu tadi. Jawabanku bisa sekalian menawarkan katering ibuku. Siapa tahu orang yang tanya mau order kalau ada acara di rumahnya. Banyak orang di kantor ini pakai katering ibuku untuk acara yang mereka adakan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sepasang Sepatu Untuk Ava
RomanceDari penulis The Dance of Love dan Right Time To Fall In Love: Pemenang Penghargaan The Wattys 2021 kategori Romance *** "Sepatu yang kuberikan tadi, aku tidak ingin kamu memakainya. Pakai kalau kamu sudah siap untuk melangkah ke dalam hidupku. Siap...