TIGA PULUH TIGA

12.7K 2.2K 263
                                    

Seperti biasa ya, kalau aku nggak ada update berarti aku sedang sakit atau ada urusan lain yang nggak memungkinkan aku untuk berada di depan laptop :-) Jangan lupa untuk kasih bintang dan tinggalkan komentar ya. Biar cerita ini semakin bersinar seperti cintanya Ava dan Manal. Hahaha. Kalau lupa, yuk balik ke bab selanjutnya, tekan bintang dan komentar.  Selamat menikmati.

Love, Vihara(IG/TikTok/Karyakarsa ikavihara, WhatsApp 0831 5586 1228)

***

"Memangnya kita mau ke mana?" tanya Ava sebelum berjalan masuk kamar dan mencoba semua riding gears barunya.

"Pertanyaan bagus." Manal menyeringai. Seksi sekali. "Tapi rahasia. Nanti malam aku akan mengajakmu jalan-jalan. Bersama Sheila."

"Nanti malam?" Ava membelalak.

"Kamu punya banyak waktu untuk siap-siap. Aku akan menjemputmu nanti ... sekitar jam sepuluh malam. Sekarang kamu bisa tidur dulu dan aku akan mampir ke butik ibumu untuk minta izin. Meskipun aku sudah yakin diperbolehkan mengajak kamu ... kenapa?" Manal menyadari Ava sedang menatapnya dengan kesal.

"Gimana kalau aku nggak mau?" Kenapa Manal memutuskan sendiri, tanpa berdiskusi dulu dengan Ava? Apa dia pikir Ava akan menurut saja dibawa ke mana-mana?

"Aku janji kamu akan menyukainya."

"Jam segitu jam orang tidur. Dan ini ... ini semua mahal. Aku nggak mau kamu buang uang cuma buat beli beginian. Aku punya jaket, celana dan sepatu sendiri. Ini semua bisa dibalikin ke toko temenmu, kan?"

"I am experienced rider, Ava. No doubt. Tapi selama ini aku selalu berkendara sendiri. Belum pernah mengajak seorang wanita ... wanita yang berarti bagiku. Kecelakaan bisa terjadi di mana saja dan kapan saja. Meskipun aku sudah sangat hati-hati, bisa saja orang lain lalai dan mencelakai kita. Aku pernah bilang, kan, semua perlengkapan ini memperkecil risiko terluka. Karena memang didesain khusus untuk keselamatan berkendara." Manal menjelaskan lagi dengan sabar. "Apa kamu pikir aku akan bisa konsentrasi menyetir, sementara itu kamu duduk di belakangku memakai celana jeans yang mudah robek? Helm yang mudah pecah? Jaket yang nggak bisa melindungi sikumu?"

"Aku suka naik motor bersamamu, Ava. I like it alot. Tapi aku harus ekstra hati-hati karena aku bersama seseorang yang sangat berarti bagiku. Kalau sampai terjadi apa-apa dan kamu terluka, aku tidak akan bisa memaafkan diriku. So bear with me. Semua ini kulakukan karena aku menyayangimu. Apa artinya sedikit uang yang kukeluarkan, dibandingkan dengan keselamatanmu? Uang habis bisa dicari lagi. Tapi wanita yang berarti bagiku, tidak akan pernah bisa diganti."

Ava kehilangan kata-kata mendengar Manal bicara sepanjang itu. Isi kalimat Manal, semuanya pernyataan cinta. Tidak perlu menjadi genius untuk meringkas kalimat Manal menjadi tiga kata. I love you. Kini Ava mendapat penegasan—sekali lagi—bahwa Manal benar-benar mencintainya.

"Nah, aku pulang dulu. Jam sepuluh malam nanti kamu harus siap, sudah pakai semua itu. Juga bawa jaket tebal, yang kamu pakai jalan-jalan musim dingin di Eropa, dan sepatu yang nyaman. Running shoes, paling tidak." Manal sekilas mencium kening Ava sebelum meninggalkan ruang tamu.

***

Touring biasanya identik dengan male bonding, brotherhood, dan sejenisnya. Yang berangkat adalah sekelompok laki-laki. Itu salah satu kesempatan di mana Manal dan teman-temannya mengeluarkan candaan khas laki-laki, mengumpat, bahkan teman-teman Manal ada yang memanfaatkan kegiatan itu untuk mengeluhkan istri atau pacar mereka. Kebanyakan obrolan juga tidak patut didengar oleh wanita. Meskipun Manal menikmati perjalanan bersama teman-teman klub motornya, pergi bersama Ava ... ternyata menyenangkan. Jauh lebih menyenangkan. Damn! Bahkan saat berkendara bersama Ava, Manal merasa sia-sia menghabiskan waktu bersama sekelompok laki-laki yang sengaja menggunakan motor mereka sebagai alat untuk menarik perhatian wanita lain di jalan. Padahal di rumah punya pacar atau istri.

Sepasang Sepatu Untuk AvaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang