Teman, kalau aku nggak update satu hari, itu biasanya karena aku sedang sakit, baik sakit fisik maupun mentalku. Jika kondisiku sudah membaik, aku akan segera menyesuaikan kembali dengan jadwal yang sudah kujanjikan. Terima kasih atas pengertiannya.
Jangan lupa like dan komentar yaaaa.
Love, Vihara(IG/FB/TikTok ikavihara, WhatsApp 083155861228)
***
"Harga diriku di depan Disha, yang kamu selamatkan, jauh lebih mahal daripada sepasang sepatu. Sepatu ini nggak ada apa-apanya untuk mengganti semua yang sudah kamu lakukan untukku." Tanpa menunggu dipersilakan, Manal duduk di sofa putih di seberang sepeda kuno berwarna hitam yang menempel di dinding. Baru kali ini Manal melihat sepeda betulan dijadikan hiasan dinding.
"Darimana kamu tahu ukuran sepatuku?" Karena Manal menyurukkan tas tersebut ke tangan Ava, mau tidak mau Ava menerimanya. Ava mengeluarkan silver pumps dan menilai, dalam kepalanya, berapa harganya. Haknya setinggi sepuluh centimeter. Ujungnya runcing. Bahannya perpaduan antara PVC transparan dan kulit berwarna perak. Ditambah dengan taburan kristal yang ditata apik. Cantik. Sangat cantik. Kebetulan Ava belum memiliki sepatu seperti ini. Sengaha tidak membeli. Karena sepatu secantik ini, tampaknya, hanya cocok dikenakan bersama gaun pengantin.
"Dari Tana." Manal mengambil salah satu sepatu dari tangan Ava dan berjongkok di depan Ava. Apa pun sebutannya, pumps atau apa, bagi Manal benda ini adalah sepatu.
Setelah memasangkan sepatu tersebut di kaki kanan Ava, Manal diam sebentar untuk mengagumi kaki indah Ava yang kini berbalut sepatu baru. Sepatu baru dari Manal.
"WOW!!!!!" gumamnya. Masih dengan huruf kapital dan lima tanda seru. Kaki Ava yang halus dan bersih, ditambah kuteks warna merah muda—mulai mengelupas di ujung—yang membuat kaki Ava terlihat imut—semakin sempurna dibungkus sepatu pilihan Manal. Sepatu yang bertabur kristal. Kalau dipandang dari kejauhan, Ava seperti tak mengenakan sepatu. Kristal dan perak tersebut seolah adalah bagian dari kaki indah Ava. Manal tidak keberatan berjongkok di lantai sampai malam untuk mengagumi kaki Ava.
"Tana ya hmmm...." Ava teringat perilaku tidak wajar sahabatnya. Hari Sabtu, minggu lalu, seharian Tana berada di kamar Ava, mencoba banyak sepatu milik Ava, bahkan memotret-motret tidak jelas dengan alasan ingin merasakan memakai sepatu mahal. Ternyata Tana sedang mengemban misi dari Manal. Lihat saja besok. Tana akan mendapat pelajaran dari Ava.
"Ngapain?!" Ava melotot saat menyadari Manal memotret kaki Ava dengan ponsel.
"Relax. Something to jerk off." Manal tertawa.
"Nggak sopan banget sih kamu!" Ava melotot marah saat Manal memasukkan lagi ponselnya ke jaket. "Aku akan mengganti uangnya! Yang kamu pakai buat beli ini!"
Manal menahan kaki Ava saat Ava hendak bangkit dari duduknya. Mengganti uang? Apa Ava sedang menghina Manal? Apa Ava sama dengan Disha yang mengira Manal tidak akan bisa memberinya sedikit kemewahan? Manal mampu membeli sepatu seperti itu. Walaupun menghabiskan lebih dari separuh gaji Manal bulan ini, tapi Manal mampu membelinya. "Sepatu itu khusus kubeli untukmu. Sambil memikirkanmu. Baru pertama kali ini aku beli sepatu wanita. Sendirian. Kalau kamu nggak suka, diam saja. Simpan sepatunya, nggak usah dipakai juga nggak apa-apa."
"Aku nggak memintamu untuk...." Ava melihat Manal kembali duduk di sofa dan memutuskan untuk tidak mendebat. "Sorry. Terima kasih. Sepatunya bagus banget." Untuk mengganti uang Manal, nanti Ava bisa membelikan hadiah untuk Manal dengan harga yang setara. Satu unit motor bebek.
Ya Tuhan, Ava memejamkan mata. Ava sudah tahu kalau menerima hadiah ini tidak akan baik untuk hubungan mereka. Mau sampai kapan mereka akan bertukar kado?
KAMU SEDANG MEMBACA
Sepasang Sepatu Untuk Ava
RomanceDari penulis The Dance of Love dan Right Time To Fall In Love: Pemenang Penghargaan The Wattys 2021 kategori Romance *** "Sepatu yang kuberikan tadi, aku tidak ingin kamu memakainya. Pakai kalau kamu sudah siap untuk melangkah ke dalam hidupku. Siap...