-HI LONDON!

823 95 1
                                    

24

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

24. Hi London!

Adel mengucek matanya beberapa kali mencoba agar selalu terbuka. Perempuan itu menyipitkan matanya tak begitu mendengar Risa yang sedang berbicara di pagi hari seperti ini. Menguap lebar, Adel kembali bergelut dengan guling dan selimutnya.

Dari pantulan kaca yang berada di depannya, Risa mendengus kesal saat melihat Adel yang kembali membaringkan tubuh. Padahal ini sudah jam 6 pagi dan dia ingin mengajak Adel untuk membeli sesuatu. Ya, ini memang masih sangat pagi. Tetapi Risa kalau sudah bersemangat, diwaktu subuh pun dia bisa mengganggu Adel.

"Loh aunty Henna berangkat jam sembilan pagi? Tiga jam lagi dong? Iya kata Adel dia gak jadi ikut!" Risa bersuara dengan sedikit nyaring dan terlihat serius. "Yaudah aunty bye-bye!"

Adel yang mendengar suara toa dari Risa seketika mendudukkan dirinya lantas segera beranjak. Sialan, tidak tahu saja Adel sangat excited saat Henna mengajaknya untuk ke London. Tanpa basa-basi perempuan itu berlari menuruni tangga dengan jiwa yang masih tak terkumpul. Menghiraukan Risa yang kini tertawa di dalam kamarnya.

"Anjir cepet banget lo?" Risa bertanya tanpa rasa bersalah saat Adel menutup pintu kamarnya kembali dengan melirik sang empu tajam.

Karena terlalu panik, perempuan itu sampai percaya dengan perkataan Risa tadi. Padahal dia dan Henna telah memesan tiket penerbangan jam 8 malam nanti.

"Ck pulang gak lo anjir!" Usir Adel seenak jidat sebelum menguap lebar. Risa menekuk bibir bawahnya lalu keluar dari kamar Adel begitu saja membuat Adel panik setengah mati.

Perempuan itu kan cuma bercanda, lagipula tak sekali dua kali mereka seperti itu. "Sianying malah ngambek," gumam Adel lalu menyusul sohibnya tergesa-gesa dengan penampilan khas bangun tidur dan rambut singanya.

Di dapur, Risa tak sengaja berpapasan dengan Tama. Perempuan berambut pendek itu merutuk dirinya karena keluar dari kamar Adel. Niatnya tadi dia hanya berpura-pura ngambek agar Adel cepat untuk bersiap-siap, lari ke dapur malah sial bertemu dengan kakaknya.

Melirik Tama yang sedang menatapnya, perempuan itu meniup poninya lalu berbalik sebelum tangan besar Tama mencekal pinggangnya. Dengan sigap, perempuan itu sedikit menjaga jarak lalu kembali menatap mata Tama.

"Napa lo?" Tanya Tama dengan datar.

"Gue gak papa, emang kenapa?" Sahut Risa dengan cepat dan kedua matanya yang masih menatap Tama dengan dalam.

"Ngeliat gue kok kaya orang aneh," gumam Tama yang masih didengar oleh Risa.

Sumpah ya ini canggung banget. Lebih baik Risa berhadapan dengan Abi — yang notabennya crush Risa daripada Tama yang cuek dingin nyebelin. Usai Tama melenggang pergi, Risa menghela napas kasar lalu merapikan poninya. "Emang aneh juga," lirih Risa lalu kembali menuju kamar temannya.

🐻🐻🐻

Seperti yang diingatkan oleh Adel, Risa tidak boleh menyela pembicaraannya ataupun bereaksi terlebih dahulu. Perempuan berambut sebahu itu melotot hingga menganga tak percaya saat mendengarkan cerita Adel pada saat kejadian di malam hari tepatnya di pasar malam. Risa, menahan agar tidak berteriak karena saat ini mereka tengah berada di sebuah coffeeshop usai berbelanja kebutuhan mereka.

Love U my British Boy! [END✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang