-SISI LAIN ADEL

865 104 8
                                    

39

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

39. Sisi lain Adel

Adel meletakkan tasnya asal lalu menghempaskan tubuhnya ke ranjang. Perempuan itu terpejam mengingat obrolannya dengan Elline. Menyesal karena tak bisa mengontrol dirinya.

Harusnya perempuan itu ingat dengan tujuan utamanya. Mencoba untuk move on dan menepis semua bayang-bayang yang dia lakukan bersama Louis. Entah karena apa, dirinya mengijinkan Louis untuk memperjuangkannya.

Adel menerawang langit-langit kamarnya. Apa sebenarnya hanya karena masih cinta dirinya jadi seperti ini?

"Tau ah capek!" Desis Adel pada dirinya lalu beranjak untuk membersihkan diri sebelum kembali ke rumah sakit.

Membicarakan itu, hingga kini Tama masih belum sadar. Rupanya lelaki itu betah di ranjang rumah sakit. Setiap hari, anggota keluarga dan teman-temannya datang silih berganti untuk menjaga.

Hendak mengambil handuk tiba-tiba dering telfon Adel berbunyi. Segera dia menerima panggilan itu karena ayahnya yang menelfon.

"Ada apa ayah?" Tanya Adel.

"Syukur nak, perkembangan abang kamu maju lebih pesat. Dia masih berusaha untuk sadar, dan tadi abangmu sudah bisa merespon disekitarnya walaupun cuma menggerakkan jari tangannya. Adel sudah sampai dirumah kan? Disini kita sekeluarga lagi berdoa untuk abang." Informasi dari ayah membuat perempuan itu menghela napas lega. Adel menitikkan air matanya bersyukur. Dengan segera, perempuan itu melempar handuk dan meletakkan hp nya asal usai ayah memutuskan sambungannya.

Adel segera mengambil kunci mobil usai berganti pakaian.

Sampai di rumah sakit dia langsung memeluk bunda erat. Adel ingin langsung menemui abangnya, namun ditahan oleh ayah karena beberapa dokter berada didalam.

"Abang lagi berusaha. Kita disini bantu doa ya nak?" Adel mengangguk mantap. Kedua iris matanya menatap pintu berwarna putih itu, berharap agar segera dibuka.

Sebenarnya Adel masih tak begitu tau mengenai penyebab abangnya koma. Karena dari kemarin-kemarin, Agatha dan Husain begitu sibuk dengan anak sulungnya. Perasaan bersalahnya masih hinggap dibenak Adel karena dia adalah orang yang tidak tau apapun tentang ini.

"Ya, kemungkinan besar pasien akan mengalami amnesia traumatis akibat cedera otak yang dialaminya." Adel tersadar dari lamunannya saat Bunda dan Ayah yang telah berbicara dengan dokter. Perempuan itu segera bangkit dan berdiri disamping bunda.

"Tapi itu bisa sembuh kan dok?"

Dokter itu mengangguk, "hanya bersifat sementara, jadi saya harap ibu dan bapak bersabar untuk menangani Tama. Jika anak itu sudah sadar, kemungkinan bisa mual hingga kejang atau bisa jadi akan mengalami amnesia seperti yang saya katakan tadi.

Ayah mengangguk lalu berucap terimakasih pada dokter yang menangani Tama selama ini sebelum dokter itu pergi.

🐻🐻🐻

Love U my British Boy! [END✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang