34. Home
Bandara Soekarno-Hatta, Indonesia 13.45
Akhirnya dia bisa bernapas dengan lega saat membuka pintu taksi, Adel menunggu sopir yang sedang memasukkan beberapa kopernya kedalam bagasi. Semalam, sebelum berangkat diam-diam perempuan itu menulis secarik surat untuk Henna mengatakan bahwa tak perlu mengkhawatirkan dirinya.
Taksi berjalan, hingga sampai diperumahan komplek rumah Adel.
Perempuan itu menarik kopernya dengan susah payah usai sopir taksi membantu untuk menurunkan barang bawaannya. Sampai depan pagar rumahnya, dia mengerutkan kening karena rumah itu tak ada tanda-tanda bahwa ada orang didalamnya. Tubuhnya lemah karena banyak menangis disepanjang perjalanan. Mukanya sembab dengan kantung mata yang sedikit membesar berwarna gelap.
Bisa-bisanya Henna mengatakan bahwa Tama hanya kecelakaan biasa. Jikapun benar, mengapa dirumahnya tak ada tanda-tanda kehidupan sama sekali? Adel menangis lagi. Duduk diatas kopernya karena kakinya tak kuat untuk menopang berat tubuhnya.
"RESE BANGET TAU GAK SEMUA ORANG!" Kakinya menendang batu kerikil yang berada disekitarnya. Kenapa semua orang harus berbohong?
Menahan segala emosi yang dia pendam. Apalagi saat mengingat pertemuan terakhirnya dengan Louis.
Gadis itu berjalan menuju luar kompleknya. Menghiraukan beberapa koper tadi yang telah ia sembunyikan pada tembok pembatas pagar rumahnya. Bodoamat jika barang itu hilang.
Adel meraup wajahnya kasar lalu mencari taksi yang tak kunjung lewat. Seharusnya dia langsung mencari rumah sakit tempat Tama berada saat ini. "Bego banget lo sumpah!" Rutuknya pada diri sendiri.
Klakson motor terdengar hingga suara kendaraan itu berada didekatnya, Adel segera berbalik badan dengan tubuh yang bergetar akibat terkejut. Abi, dengan wajah kalemnya menatap Adel.
Menebak dengan wajah sembab gadis itu, Abi menyuruh Adel untuk naik. Dia membawanya kerumah sakit.
"Bisa-bisanya ya gue liburan ke London seneng-seneng, eh abang gue sendiri malah kena musibah kayak gini. Dosa banget gak sih gue?" Adel termenung disepanjang perjalanan.
"Lo gak tau."
"Iya gue gak tau, dan anehnya lagi keluarga gue sendiri gak ada yang ngasih tau."
Mereka sampai di rumah sakit, Adel segera turun lalu mengikuti langkah panjang Abi. Mereka berhenti di ruang rawat inap khusus VIP.
"Adel?"
"Adel nak kamu pulang?" Bunda yang sedang duduk seketika beranjak menghampiri Adel yang sedang mematung. Banyak orang yang sedang menunggu disana. Bahkan Risa, dia berada disini. Bukan di Singapura seperti yang sahabatnya itu katakan.
"Abang gue mana?" Tanya Adel. Matanya terarah pada Azka, menghiraukan bunda yang kini memeluknya.
Azka hanya diam, tak tahu harus menjawab apa karena takut pada Husain yang berada disebelahnya. Karena orang tua Tama menyuruh mereka untuk merahasiakan ini semua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love U my British Boy! [END✓]
Humor⚠️young-adult⚠️ "Lo lahirnya kecepetan ye," gumam perempuan itu seraya melihat foto Theo, dia melirik poster Robert Pattinson disebelahnya. "Lo juga!" Dia memandangi poster Louis Partridge, "Lo lahirnya gak kecepetan, cuma terlalu mustahil untuk dim...