25. Family Dinner
Kedua perempuan itu menarik kopernya dibantu dengan sopir pribadi milik Henna. Adel menatap rumah didepannya. Sebuah rumah modern dua lantai, simpel namun elegan. Bercat putih lalu disamping rumah terdapat lahan kosong sepetak, mungkin untuk bermain. Sebenarnya design hampir mirip dengan rumah Adel. Karena ayah juga sangat menyukai design bangunan dengan gaya khas Eropa modern.
"Ayo oma di dalam kayanya." Henna membantu membawa satu koper milik Adel.
"HALOO AKU DATANG, OMG WILL CAKEP PISAN EUY!" Kedatangan Adel yang cukup heboh, membuat oma dan baby Will yang semula damai tentram cukup terkejut. Dengan bersemangat, Oma segera memeluk cucu perempuan satu-satunya lalu mencium kedua pipi Adel serta keningnya.
"Oma astaga makin awet muda ya seriusan," puji Adel bangga. Mamah dari ayahnya ini memang awet muda, cantiknya bahkan tak sedikitpun hilang walaupu raut wajahnya telah memiliki banyak kerutan.
"Kamu tuh makin dewasa makin cantik. Gimana ayah bunda sehat kan? Abangmu sehat? Oma sama Opa tiap hari loh ngomongin kalian," sahut Oma seraya mengajak Adel duduk, William yang masih berada di box baby seketika terlupakan hingga Henna membawa kedalam dekapannya.
"Kami semua sehat kok, oh iya Opa mana?" Tanya Adel celingukan. "Opamu ada di rumah tetangga baru tuh."
Adel mengangguk, "gosip juga gak sih?" Gumam Adel namun tak seorang pun yang mendengarnya.
"Kamu beresin barang dulu terus mandi habis itu kita makan oke? Eh Henna itu dibantu ponakanmu, kamarnya udah mamah siapkan," pintanya. Henna mengangguk lantas membawa koper Adel dan menunjukkan jalan kamarnya.
Sebelum Adel benar-benar mengikuti Henna, perempuan itu mendekatkan tubuhnya pada Will lalu tersenyum senang. "Hi baby boy akoohh!" Dia cukup tau dengan tidak menyentuh bayi itu sembarangan, karena Adel pikir dirinya masih belum membersihkan diri dan merasa kuman banyak menempel padanya.
"Tunggu aku ya, ntar kalo udah higienis kita mabar ogheii?" Bisiknya pada bayi yang sedang mengerjapkan matanya itu lalu melenggang pergi.
Walaupun mereka bertahun-tahun berada di negara orang, namun komunikasi antar keluarga tetap menggunakan bahasa Indonesia. Itu perintah dari Opa Adel agar negera asal di keluarga ini masih tak terlupakan.
Kamar bernuansa soft blue dengan jendela yang terbuka itu tempat tidur Adel sementara. Usai menurunkan baju yang Adel bawa, perempuan itu menumpukan kedua tangannya pada jendela. Melihat beberapa orang yang sedang berolahraga di sore hari. Beberapa remaja dengan rambut blonde yang sedang bermain skateboard dan ada juga wanita yang sedang berlarian diikuti anjing peliharaannya. Sepertinya lingkungan disini tidak terlalu sepi, pikir Adel.
"AUNTY HP AKU MANA?" Teriak Adel. Karena dia tidak boleh keluar kamar sampai rasa lelahnya hilang, akhirnya Henna menyuruhnya untuk berteriak saja jika membutuhkan sesuatu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love U my British Boy! [END✓]
Umorismo⚠️young-adult⚠️ "Lo lahirnya kecepetan ye," gumam perempuan itu seraya melihat foto Theo, dia melirik poster Robert Pattinson disebelahnya. "Lo juga!" Dia memandangi poster Louis Partridge, "Lo lahirnya gak kecepetan, cuma terlalu mustahil untuk dim...