'FA2' - Dua Puluh Empat

5.1K 672 117
                                    

Axel Johansson ft. Tina Stachowiak


HAPPY READING 🔥

Sehari sebelum kecelakaan terjadi.

Leon tersenyum sambil melihat bunga di tangannya, bunga mawar biru. Bunga mawar potong berwarna putih yang dicelupkan kedalam cairan berwarna biru yang disebut dengan metode osmosis. Warna biru pada bunga mawar biru melambangkan suatu ketidakmungkinan yang dapat terjadi. Maka dari itu, mawar biru dapat dimaknai sebagai ungkapan pengharapan terwujudnya sesuatu ketidakmungkinan.

Sama halnya dengan dirinya. Dia sangat mengharapkan sosok Kirana, tapi harapannya jelas sangat mustahil. Gadis itu sangat mencintai kakak tirinya begitupun sebaliknya, dia yang hanya menjalani cinta sepihak memang harus bisa menerima kenyataannya. Leon sudah sampai pada ujung lorong ruangan Kirana, ruangan VIP ini cukup jarang di lalui orang-orang dikarenakan tempatnya yang di buat sekondusif mungkin.

Langkah Leon melambat, matanya memicing tajam saat melihat seseorang dengan pakaian serba hitam sedang mengintip ruangan Kirana. Orang itu tampak mencurigakan karena gerak-gerik tubuhnya yang mengendap-endap, hingga tak lama laki-laki itu segera pergi dari sana. Leon langsung buru-buru ingin mengejar.

"Maaf Suster, boleh nitip buket bunga ini buat kamar yang itu? Saya lagi buru-buru soalnya."

"Oh boleh mas, saya bilangnya dari mas siapa?"

"Bilang aja temen sekolahnya ya, Sus. Saya permisi dulu, makasih suster."setelahnya Leon pergi dari sana, mengikuti orang yang menurutnya mencurigakan tadi.

Di depan pelataran parkir rumah sakit Leon melihat sekelilingnya dan tidak menemukan tanda-tanda keberadaan laki-laki tadi. Berdecak kesal laki-laki itu sudah akan berbalik untuk mengambil mobilnya sebelum sebuah motor melewatinya. Pengendara itu menarik perhatian Leon.

"Sial!"decaknya saat dia baru menyadari bahwa pengendara motor tadi adalah orang yang dirinya cari.

Berlari menuju mobilnya, tanpa basa-basi langsung menancap gas untuk segera mengikuti kemana arah motor itu pergi. Leon masih membuntuti, saat motor itu berbelok pada sebuah perkomplekan tiba-tiba rasa bingung menghampiri dirinya. Dia tau perkomplekan ini di khususkan untuk orang-orang kaya saja, karena salah satu temannya juga menghuni di sekitaran sini. Laki-laki dengan paras tampan itu menghentikan mobilnya cukup jauh saat melihat motor yang dirinya ikuti masuk kedalam sebuah rumah bertingkat tiga. Leon mengetuk jarinya pada kemudi, otaknya bimbang antara pergi atau tetap menunggu 'entah siapa' keluar dari rumah itu.

"Atau cuma perasaan gue aja kali, ya? Mungkin tuh orang engga sengaja lewat di kamar Kirana dan ngintip karena cuma penasaran?"ucapnya pada dirinya sendiri.

Menghela nafas berat laki-laki itu menelungkupkan kepalanya pada setir mobil, mencoba berfikiran jernih. Mungkin dirinya hanya sedikit parno saja, masalah ancaman adik kelas gilanya membuat dia menjadi sedikit kepikiran.

Ulan. Gadis gila itu masih saja ingin mengganggu Kirana. Alasannya karena tidak terima atas kejadian dulu dia di permalukan, pasca kejadian itu dirinya sering mendapatkan cibiran dan hujatan dari teman-teman sekolah maupun media sosialnya.

[FA#2] Five Abang (2) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang