'FA2' - Lima

9.1K 967 388
                                    

' Siapapun dia, tidak akan aku biarkan merebutmu. '

- Unknown -

Happy Reading 🍬

Kacau.

Dapur yang biasanya selalu rapih dan bersih itu hari ini harus rela berantakan di akibatkan dua orang.

Kirana sedang belajar memasak di temani sang Mami. Sisa bahan-bahan makanan saling berserakan di meja pantry dan lantai, entah bagaimana cara Kirana memasak hingga kacau seperti ini.

"Kecilin apinya, nanti gosong kalau apinya terlalu besar,"intrupsi Bila pada sang putri yang sedang menggoreng bakwan jagung.

Dengan telaten dan hati-hati Kirana membalik bakwan gorengnya, dan mungkin karena tidak hati-hati minyak panas sedikit terkena tangannya hingga gadis itu berjengkit kaget.

"Panas ihh,"keluhnya.

Bila tertawa, wanita itu meraih tangan sang putri yang terkena minyak lalu mengelusnya sambil meniup pelan.

"Biarin Mami aja, nanti abang-abang kamu liat malah di marahin kamu,"

"Apa ih ntar aku marahin balik si Abang. Lagian ini harus Nana yang bikin biar ntar bisa masak buat kak Baling,"girangnya sambil tersenyum manis.

"Anak Mami udah gedek, pinter banget sih,"puji Bila sambil mencubit pipi Kirana.

Tersenyum lebar, Kirana masih dengan telaten membalik hasil gorengannya.

"Ini udah mateng belum? Kan udah warna coklat, Mi?"tanya Kirana.

"Udah mateng, tinggal di tirisin. Sini Mami aja, nanti kamu kena minyak panas lagi,"Bila mengambil alih pekerjaan sang putri.

Saat sibuk dengan pekerjaan mereka, tiba-tiba suara perdebatan kecil terdengar menuju kearah dapur. Terlihat sosok Adnan dan Evan yang cekcok serta Elvan dengan bosan mengikuti dari belakang tanpa ikut campur dengan urusan keduanya.

"Makanya punya sempak kalau beli jangan nyamain! Itu punya gue, ngapain gue ambil punya lo yang udah bolong-bolong itu,"sinis Adnan.

"Pembohong yang haqiqi ini namanya! Sempak gue mahal semua anjir, Kelvin Klean semua!"

"Calvin Klein! Benerin dulu Inggris lo baru ngomong!"toyor Adnan pada Evan.

Tidak terima, Evan menggeplak bokong Adnan keras hingga menimbulkan suara yang membuat siapa saja meringis.

"Kampret!"

"Adnan! Evan! Ribut mulu ih, udah pada gede juga gak malu apa di liatin adik kamu?"Bila berseru jengkel. Kedua putranya ini benar-benar kekanakan sekali, saat dekat saja sering berdebat dan adu mulut, coba saja saat salah satunya sedang pergi jauh pasti ujung-ujungnya juga akan di tanyakan dan mengeluh rindu.

"Dia duluan, Mi!"seru keduanya saling tunjuk. Lalu keduanya saling tatap dengan sengit.

"Lo duluan yang mulai!"

"Mulut lo! Jelas-jelas lo duluan yang nuduh gue!"

"Karena lo nyuri sempak gue!"tuduh Evan.

"Mana buktinya? Kasih bukti yang jelas! Gue tindak pidana baru tau rasa!"

"Gue ngom-"

"DIEM! KALAU ENGGAK, PISAU NANA MELAYANG KEABANG!"jerit Kirana memegang pisau dengan ujung yang tajam menancap di meja.

Keduanya langsung diam. Elvan mendekati Kirana dan merebut pisau itu dari tangan sang adik.

"Jangan mainan pisau, bahaya kalau kena tangan,"ucap Elvan kembali meletakkan pisau pada tempatnya.

[FA#2] Five Abang (2) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang