'FA2' - Lima Belas

5.5K 750 471
                                    


Happy Reading ✨

"Enaknya dimanja,"ucap Kirana senang sambil menerima suapan potongan apel dari Bila.

"Jangan sakit lagi,"peringat Afkar.

"Siapp Abang aku,"gadis yang sedang duduk di brangkar itu mengedipkan matanya sambil berpose menggemaskan.

"Sayang, Abang pergi dulu ya, ada kuliah jam 1 siang nanti."Elvan mengecup kening adiknya dan bersalaman pada ibunya serta berpamitan pada yang lainnya lalu segera menghilang dari balik pintu.

Evan dan Adnan yang memang sedang tidak ada kuliah hanya santai-santai saja di ruangan itu sambil menonton tv dengan nikmat. Orlan sendiri sudah selesai dengan urusan skripsinya, hanya menunggu sidang saja.

"Abang! Harusnya yang nonton aku! Bukan kalian!"kesal Kirana pada kedua abangnya yang sedang menonton siaran sepak bola.

"Udah kamu istirahat aja, jangan kebanyakan nonton tv,"nasihat Adnan dengan mata yang masih berfokus pada layar besar itu.

"GAK MAUUUU! MAU LIAT KARTUN!"jerit sang adik kesayangan.

"Nana sayang, jangan teriak-teriak, nanti pusing,"nasihat Bila.

"Iya, Na jangan banyak keluarin energi dulu, biar cepet sembuh."ucap Laura yang sedang duduk pada ujung ranjang Kirana sambil menepuk dua kali kaki sang adik ipar.

Kirana mencabikan bibirnya kesal, pandangnya langsung bergeser pada sang Abang kedua. Orlan yang di tatap seperti itu hanya memberikan senyum tipis, dia sangat paham apa kemauan sang adik. Akhirnya, demi kebahagiaan permata keluarganya itu Orlan berjalan mendekati kedua orang yang dengan serius menonton disana.

Tangan Orlan terangkat sejurus kemudian menepuk kedua pipi adiknya berlawanan arah hingga menimbulkan suara yang cukup keras. Jeritan kesakitan terdengar hingga sepontan keduanya menoleh bersamaan.

"ANJ—'

Cup

Semua orang membelalak melihat adegan itu, Evan dan Adnan masih membeku saling berhadapan. Tadi mereka menoleh dengan berlawanan arah, memang posisi duduk mereka yang dekat hingga menoleh bersamaan seperti itu justru mendekatkan jarak wajah keduanya.

"A-bang?"panggil Kirana pada keduanya.

Keduanya sama-sama menyentuh bibir masing-masing, lalu sedetik kemudian menjerit histeris.

"BIBIR GUE ENGGA SUCI LAGI!"

Semua orang tertawa melihat kehebohan keduanya, Evan langsung berlari pada kamar mandi dan Adnan yang menggosok-gosok bibirnya dengan tangan hingga memerah.

"Gila lo bang!"makinya pada Orlan yang tertawa tanpa dosa."EVAN BANGSAT! ABIS MAKAN APA LO BAU BANGET MULUT LO!"

"SEMBARANGAN! MULUT GUE WANGI! MULUT LO YANG BAU KAMPRET!"balas Evan dari dalam kamar mandi.

"Hush! Di rumah sakit engga boleh teriak-teriak!"tegur Bila.

Laura sangat puas melihat hal itu, dirinya benar-benar merasa beruntung bisa ada di dalam keluarga ini. Keluarga penuh kasih sayang dan perhatian. Afkar menggeleng maklum, sebagai pihak yang paling tua di keluarga Mahardinata, dia sungguh terhibur melihat pertengkaran kecil adik-adiknya.

"Assalamualaikum,"

Ketukan pintu disusul suara salam itu membuat semuanya menoleh pada pintu yang perlahan terbuka. Memunculkan Diva, Baling, Via dan ketiga teman Baling lainnya yang masih mengenakan seragam sekolah.

"Pacar Nana dateng!"seru Kirana senang sambil merentangkan tangannya minta di peluk.

Baling menghela nafas melihat keadaan gadisnya yang kepalanya terlilit perban, melangkah menuju Kirana yang sudah memasang wajah menggemaskan, tangannya sudah akan terangkat menarik gadis itu dalam pelukan sebelum teriakan serempak itu membuat dirinya memejamkan mata pasrah.

[FA#2] Five Abang (2) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang