'FA2' - Tiga Belas

5.3K 747 563
                                    


Yang udah lupa sama alurnya di sarankan untuk baca ulang, maaf kelamaan update 🙏🥺


HAPPY READING 🍬



Langsung saja Leon berada pada cengkraman Elvan hingga laki-laki dengan seragam SMA itu ikut tertarik berdiri, berhadapan dengan kakak gadis yang tadi berada di dalam jarak dekat dengannya.

"Lo lagi cari mati?"desis Elvan.

"Sorry bang,"

"Baling yang statusnya pacar adek gue aja bakalan gue hajar, apa kabar lo yang bukan siapa-siapanya?"Orlan berujar dingin menatap Leon.

Kirana menatap takut mereka, kelima kakaknya sedang berdiri mengelilingi Leon yang masih ada di dalam cengkraman Elvan.

"Pi,"rengeknya. Kirana hanya kasihan pada Leon yang wajahnya bahkan sudah babak belur di hajar Baling, jika kelima kakaknya menambahi pukulan itu, entah apa yang akan terjadi pada Leon selanjutnya.

Saat tangan Adnan sudah akan mendarat pada wajah Leon yang sejak tadi hanya diam menerima, tiba-tiba pintu sang kepala sekolah terbuka dengan kasar.

"Dasar anak tidak tau diri!"bentak sosok wanita yang baru saja masuk, menarik tangan Baling agar berbalik lalu satu tamparan keras melayang pada pipi laki-laki itu.

"Berani sekali kau memukuli anak ku!"lanjutnya lantang dan akan kembali melayangkan tamparan. Tapi terhalang saat tangannya dicekal orang disebelahnya. Afkar menahan tangan itu lalu melepaskannya dengan sentakan kasar.

"Jaga tangan anda,"

"Siapa kau?! Jangan ikut campur! Ini urusan keluarga!"

"Turunkan nada suara anda, Nyonya."suara Bila menginterupsi.

Claudia yang sejak tadi menggebu dengan kemarahan seketika langsung menoleh cepat mendengar suara itu, dan wajahnya terkejut saat melihat Roy Mahardinata beserta istrinya sedang duduk di sebuah sofa ruangan itu.

"N-nyonya Mahardinata?"ucap wanita itu terbata, betapa bodohnya dia tidak melihat kehadiran keluarga besar Mahardinata.

"Sepertinya anda sibuk menyalahkan calon menantu saya ya Nyonya Claudia?"Roy beranjak berdiri, bersamaan dengan itu suara pintu kembali terbuka dan memunculkan sosok Anton.

Kirana segera menuju Baling yang hanya diam, tangan laki-laki itu mengepal erat dan Kirana segera menggenggamnya lembut, memberikan senyum hangat sebagai penenang. Baling tidak memberikan kata-kata apapun, tetapi tangan laki-laki itu ikut mengeratkan genggaman mereka. Leon yang melihat itu hanya bisa memalingkan wajah, rasanya ada yang salah dengan hatinya yang sedang merasakan sesak.

[FA#2] Five Abang (2) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang