Alhamdulillah, akhirnya selesai urusan PO, tinggal nunggu novel selesai cetak yeyyy🤧
Sabar ya sayang-sayang yang lagi nungguin buku dateng, selagi kalian nungguin kita ramaikan lapak ini dulu:)
Happy Reading 🍬
Pada akhirnya akibat usiran Kirana, kelima abangnya benar-benar pergi meninggalkan hanya dia dan Baling saja di tempat taman bermain. Afkar pasti sedang kalang kabut memenuhi istirnya yang sedang ngidam. Sedangkan keempat abangnya yang lain Kirana suruh untuk mencari pacar atau sekedar berkumpul bersama teman-temannya, bukan hanya selalu membuntuti dirinya.
Sudah hampir setengah jam mereka berada di area bianglala, Kirana ingin naik tapi antrian yang panjang membuat gadis itu urung melakukan, jadilah dia hanya bisa menatap sambil memakan permen kapasnya.
"Mau naik? Nanti aku yang antri,"tanya Baling lembut yang sedang duduk di sebelahnya.
Saat ini mereka duduk di bangku yang cukup sepi dekat dengan komedi putar. Sambil beristirahat menikmati jajanan yang kebanyakan manisnya.
"Enggak mau, nanti kelamaan keburu pulang."jawab Kirana, lalu menunduk ingin melihat ikat sepatunya yang terlepas."kak pegangin, tali sepatu Nana lepas,"pinta Kirana sambil menyerahkan gumpalan kapas manis itu pada Baling.
Tapi bukannya mengambil permen dari tangan Kirana, Baling justru berjongkok tepat di depan gadis itu dan mengikat tali sepatunya dengan telaten. Kirana mengulum bibirnya melihat perlakuan manis pacarnya, dan dengan tiba-tiba ide jahil terlintas. Saat Baling masih sibuk dengan sepatu sebelah kanan, Kirana dengan sembunyi-sembunyi mencoba melepaskan tali sepatu sebelah kiri. Sesudahnya gadis itu akan dengan sengaja menggerakkan kaki agar Baling melihatnya.
Benar saja, pacarnya itu dengan sigap kembali mengikat tali sepatunya dengan simpulan kuat. Tidak menyerah, Kirana justru kembali mengurai ikatan sepatu yang baru saja Baling ikat.
Laki-laki yang sedang berjongkok di depannya ini mendongak menatap gadisnya yang sedang tersenyum tanpa rasa bersalah. Tanpa berbicara apapun Baling kembali sibuk pada sepatunya, Kirana tentu saja akan kembali melancarkan aksinya sebelum tiba-tiba beban berat pada salah satu kakinya membuat gadis itu mencabik kesal.
"Ah, gak asik!"serunya sebal.
"Lebih enggak asik lagi kalau kamu jatuh karena tali sepatu, sayang."balas Baling, lalu mendongak saat sudah mengikatkan dengan benar.
"Terimakasih,"ucap Kirana sambil memberikan satu ciuman pada kening Baling. Sontak laki-laki itu tersenyum dengan wajah yang tiba-tiba memerah. Astaga laki-laki ini tersipu!
"Ih ih mukanya merah!"Kirana berseru kencang sambil tertawa keras. Baling panik saat beberapa orang menatap mereka berdua, dengan segera laki-laki itu membungkam mulut Kirana agar tidak menimbulkan pusat perhatian orang-orang.
KAMU SEDANG MEMBACA
[FA#2] Five Abang (2) [END]
Teen Fiction(FOLLOW SEBELUM MEMBACA) SQUEL (FIVE ABANG) Di anjurkan baca Five Abang 1 agar tau alur ceritanya :) _______ Ini bukan lagi tentang Five Abang. Tapi ini tentang bagaimana Kirana menjalani kehidupannya dengan penuh larangan dan rasa sabar. Setelah ke...