'FA2' - Empat Belas

5K 782 388
                                    

Termasuk dobel up bukan sih?🤣



UP CEPET? SINI ABSEN KOTA KALIAN DULU👉

HAPPY READING ✨



Seluruh anggota keluarga Mahardinata sedang menunggu di luar ruangan Kirana yang sedang di tangani dokter. Sudah hampir setengah jam lamanya mereka belum mendapatkan kabar apapun, Bila terus saja menangis dalam pelukan Roy memikirkan keadaan sang putri yang tadi berdarah-darah.

Orlan duduk pada kursi tunggu sambil menopang kepalanya menggunakan kedua tangan, kepalanya berdenyut sakit memikirkan keadaan adiknya. Adnan hanya duduk diam begitupun Elvan yang sejak tadi tidak juga mengeluarkan suara dengan Diva yang keadaannya tidak jauh berbeda, mata serta hidung gadis itu memerah. Evan yang sejak tadi duduk tertunduk menyandar pada tembok itu mulai berdiri tanpa kata, berlalu dengan tatapan serta pikiran berantakan.

"Mau kemana kamu Evan?"tanya Bila menatap sang putra yang tidak merespon.

"Evan!"

Laki-laki itu hanya terus berjalan tanpa mendengarkan panggilan keluarganya.

Bug!

"Sadar goblok!"Elvan menarik kerah baju Evan dengan kasar."Lo pikir dengan gini semua akan baik-baik aja?!"

Evan menepis cengkraman Elvan lalu kembali berlalu tanpa berbicara apapun. Keluarganya hanya bisa menatap punggung laki-laki itu yang kian menjauh. Sedangkan laki-laki yang memiliki wajah serupa hanya menghela nafas, Elvan dapat merasakan apa yang sedang kembarannya rasakan sekarang ini.

"El mendingan kamu susul Evan, takut dia ngelakuin hal-hal yang engga dia sadar."suruh Roy.

Elvan menurut, laki-laki itu segera mengejar sang kembaran. Bertepatan dengan itu seorang dokter keluar dari ruangan yang Kirana tempati, semua orang segera beranjak berdiri.

"Gimana keadaan Putri saya, Dok?"tanya Roy langsung.

Dokter itu melepas kacamatanya.

"Begini tuan Roy,"

🍫

Kepulan asap mengelilingi laki-laki yang sedang duduk pada kursi depan rumah sakit. Evan menghisap rokoknya lagi, menghembuskan asapnya lewat hidung lalu memejamkan mata. Tetapi dalam gelap dirinya malah melihat kejadian tadi, dimana adiknya yang memejamkan mata dengan darah di seluruh tubuhnya. Degup jantung Evan masih menggebu, pikirannya kusut serta tangannya masih terasa dingin, bahkan darah Kirana tadi masih menempel di kedua tangannya hingga mengering.

Untuk pertama kalinya, dirinyalah alasan adiknya terluka saat ini.

"Bukan salah lo,"

Evan tidak menoleh, dia cukup hafal suara kembarannya sendiri.

"Itu kecelakaan, jadi jangan salahin diri lo."tandasnya lagi mengambil tempat duduk tepat di sampingnya, kembarannya itu ikut mengambil rokok dan menyulutnya dengan pemantik.

"Semua engga ada yang tau kalau akhirnya akan jadi kayak gini, itu murni kecelakaan tanpa di sengaja."ucap Elvan menoleh menatap Evan yang menunduk.

"Gue yang salah, gue yang tolol,"

"Apa harus gue hajar dulu biar bisa bikin lo sadar?"geram Elvan.

[FA#2] Five Abang (2) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang