Chapter 2: Jam istirahat dan Guru Killer

1.1K 79 0
                                    

Enjoy reading...

Bel istirahat pun berbunyi, murid-murid keluar dari kelasnya, Eren mengajak Armin untuk ke kantin.

"ayo Min"

"tunggu sebentar"

Ketika ingin keluar kelas, Eren dan Armin dihentikan oleh Mikasa.

"hey, tunggu...aku ikut, boleh kan?"

"ayo, Mik" ajak Eren.

Mikasa tersenyum senang, lalu mereka bertiga pun jalan ke kantin, saat sampai disana, banyak sekali murid, hingga Eren kesulitan untuk menyari tempat duduk.

"Eren, aku pesan makanan dulu, kalian cari tempat duduk, oke?" kata Armin.

"baiklah"

Armin langsung mesan makanan di salah satu stand di kantin, sedangkan Eren dan Mikasa masih mencari tempat duduk.

Setelah beberapa lama mencari, akhirnya ada tempat kosong untuk duduk, Eren langsung aja duduk disana, diikuti oleh Mikasa.

Tidak ada yang berani membuka percakapan, Mikasa hanya memerhatikan Eren yang sedang memainkan handphone-nya.

"Mikasa"

"Eren"

Mereka saling memanggil satu sama lainnya.

"kau dulu" kata Eren.

"tidak, kau dulu" ujar Mikasa.

Eren mematikan handphone-nya terlebih dahulu dan menaruhnya di atas meja.

"Mikasa, Pak Levi tadi yang di kelas kita, semua orang di kelas sedikit takut, kenapa kau tidak?" tanya Eren.

"buat apa takut, aku mengenalnya"

"hah?! Kau kenal dengan Pak Levi?"

"dia bisa dibilang saudara jauh, saat SMP, keluarga ku di ajak ke acara keluarga besar, dan Levi ada disana bersama pamannya" jelas Mikasa.

"ooh, dan juga tadi kenapa kau tidak menjawab pujian Jean?"

"tidak penting, aku sudah sering dipuji seperti itu, membuat ku capek mendengarnya" keluh Mikasa.

"ouh, begitu ya"

Dan Armin pun datang membawa dua makanan.

"hey, maaf lama, soalnya ngantri panjang" Armin memberi makanan tersebut ke Eren.

"ah, Mikasa maaf alu tidak mesan makanan untuk mu" ucap Armin.

Mikasa hanya membalasnya dengan senyuman, "tidak apa-apa, Armin, nanti aku pesan sendiri aja"

Eren langsung memberi makanannya ke Mikasa, "makanlah"

Mikasa sedikit terkejut, "Eren, tidak apa-apa, aku nanti pesan sendiri"

Eren menggeleng, "makan"

"baiklah, terimakasih Eren"

Lalu Eren beranjak dari duduknya untuk memesan makanan untuk dirinya.

Armin hanya terkekeh, Mikasa bingung dengan perilaku Armin.

"kenapa Armin?"

"dia jadi peduli lagi ya, setelah sekian lama"

Mikasa mengerutkan alisnya, tidak mengerti yang dimaksud Armin.

"apa maksud mu, memangnya dia dulu tidak peduli dengan orang lain?"

"iya"

"boleh kah kau jelaskan?"

"kau ingin tau lebih dalem tentang Eren?"

Attack on Titan Fanfic Story (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang