Chapter 4: Makan Malam

845 63 6
                                    

Enjoy reading...

"Eren" suara Mikasa dari handphone Eren.

"iya?"

"darimana aja? Gua nungguin, darisetadi gua telpon kagak diangkat" kesal Mikasa.

Eren merasa suara Mikasa terdengar lucu kalau lagi kesal.

"lucu lo" kata Eren.

"emang, baru tau lu" Mikasa masih sedikit kesal.

"iya-iya, gua udah bilang kan tadi, ada janji buat ketemuan ama yang lain" ucap Eren.

"heem, kok lama tapi" kata Mikasa.

"ya juga namanya nongkrong, udah lu mau ngomongin apa, ngantuk gua ini" Eren mulai kesal.

"iya-iya, ih...ini loh gua diajak makan malem ama-" perkataan Mikasa terpotong oleh Eren.

"ama siapa?"

"Jean"

Eren terkejut, 'hah! Si kuda?' batinnya.

"Eren?" panggil Mikasa.

"kapan dia bilangnya?" tanya Eren.

"tadi siang"

"ooh"

"tapi lu bilang iya, Mik?" ujar Eren.

"belom, makanya gua nanya elu"

"ya, iya-in aja, Jean gentle kok orangnya kalo di depan cewek"

"hah? Sejak kapan elu muji Jean kek gitu?" Mikasa bingung dengan Eren yang sangat jarang muji Jean, malah hampir tidak pernah.

"ya, kan gua ngeliat, Mik" ketus Eren.

"ya udah deh, gua terima ajakan Jean"

"hem, bagus, ya udah ya, gua pen tidur, good night" ucap Eren yang sudah ngantuk.

"good night"

Eren mematikan telponnya, dan langsung tidur.

Di rumah Mikasa, tepatnya di kamarnya. Setelah nelpon Eren, di langsung menaruh handphonenya di atas meja, menghembuskan nafas kasar, lalu menenggelamkan kepalanya di antara kedua tangannya yang dia lipat di atas meja.

"Eren..." gumam Mikasa.

Mikasa pun tertidur...

Pagi hari
Eren membuka matanya, mengerang kecil, lalu menoleh ke arah jendela kamarnya, dia disambut oleh cahaya terang dari luar.

"jam berapa ini?" ucap pelan Eren, lalu dia mengambil handphone yang tidak jauh darinya.

Dia melihat jam di handphone-nya yang sudah menunjukkan pukul 09.00 pagi.

Eren beranjak dari tempat tidurnya menuju ke lantai bawah.

Ketika di lantai bawah, Eren tidak melihat kedua orang tuanya, hanya ada sepucuk surat di atas meja dan makanan di kompor.

Eren membaca isi surat tersebut, kedua orang tua nya sedang ada urusan di luar kota, dan mereka akan pergi selama satu minggu kedepan, mereka juga menitipkan sebagian duit untuk Eren.

Eren menghembus nafas kesal karena ia tidak diajak, tapi juga Eren merasa senang karena dapet duit lebih dari orang tuanya.

Di rumah Mikasa.
Mikasa terbangun dari tidurnya, dia memyadari kalau dia tidak tidur di atas kasurnya melainkan di meja belajarnya, seketika Mikasa merasa sakit di punggungnya.

Mikasa meregangkan tubuhnya, dia memegang punggung bawahnya dengan tangan kirinya.

Setelah aktivitas di dalam kamar, Mikasa pun keluar menuju dapur, dan dia melihat mamahnya yang sedang membuat sarapan.

Attack on Titan Fanfic Story (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang