Chapter 27: Ciuman

586 30 13
                                    

Enjoy reading...

Beberapa hari kemudian...
Armin masih terus mengirim voice note ke Annie ketika ingin tidur, dan Annie tetap tidak menjawab.

Di sekolah
Armin selalu melihat pemandangan yang menyakitkan bagi dirinya, yaitu Annie dekat dengan cowo lain, yaitu Berthold.

Hubungan mereka terlihat lebih dekat, dilihat dari ekspresi yang dikeluarkan Annie, membuat Armin sakit hati.

Eren dan Mikasa sedang di masa-masa pdkt-nya, mereka selalu menghabiskan waktu di rumah Eren ataupun rumahnya Mikasa ketika pulang sekolah.

Malam hari

Di rumah Armin
Armin sedang duduk di tepi kasurnya, menundukkan kepalanya, dia terlihat sedang memikirkan sesuatu, Armin menghembuskan nafas kasar.

Dia mengambil handphone-nya, dia membuka chat dia dan Annie, Annie sama sekali tidak menjawab voice note-nya.

Armin memencet tombol microphone, lalu dia berkata...

"hai Ann, gimana hubungan kamu ama Berthold? Makin dekat ya, hehe lama-lama kamu ama dia cocok juga, haha, terus kamu udah makan belum? Kalo belum makan lah jangan ampe gak makan, abis itu tidur, mimpi indah, Ann...aku tau kamu gak bakal baca ini apalagi ngebales VN nya, tapi...aku udah cape ama hubungan kita yang sekarang, aku mau kek dulu lagi, ya...pasti kamu gak mau karena yang di Mall itu, hati lu sakit ya, gua juga saat ngeliat lu pergi ninggalin gua sendiri, apalagi saat lu berduaan ama Berthold, aku bisa ngerasain apa yang kamu rasain saat ngeliat aku ama Hitch, sakit ya"

Armin berhenti sejenak, dia terbawa emosi dia, matanya berkaca-kaca, mulutnya bergetar.

"Ann, aku tetep pegang omongan kamu, tapi ini udah terlalu lama, aku kangen sama perlakuan kamu ke aku, Ann...kamu tahu, aku udah mulai cape, mungkin ini terakhir kalinya aku ngirim voice note ke kamu, jadi..."

Air mata keluar dari mata kiri Armin, dia menahan tangis, dia merasa sakit di hatinya.

"good night" ucap dia di akhir voice note.

Dia langsung mengirim voice note nya, lalu dia membanting handphonenya ke kasur.

Dia menatap ke bawah, membiarkan air matanya berjatuhan.

Lampu kamar mati, hanya cahaya bulan yang menemani Armin yang sedang bersedih.

Di sekolah
Armin berjalan melewati koridor kelas, dia menundukkan kepalanya, suara murid-murid berlalu-lalang, ketika Armin ingin masuk ke dalam kelas

Dia dihentikan oleh seseorang.

"Armin"

Dia menatap ke orang tersebut.

"Hitch"

"tumben telat"

"gua tidur kemaleman" ucap Armin.

"hah? Kenapa? Gak biasanya lu tidur kemaleman"

"gua gapapa, cuma emang gak bisa tidur aja" ujar Armin.

"oh, gitu ya"

Armin masuk ke dalam kelas, dia langsung berjalan ke kursinya.

Dia menenggelamkan kepalanya ke meja, lalu ditutup dengan kedua tangannya, Eren yang berada disampingnya, kelihatan kebingungan dengan kelakuan temannya.

"lu napa, Min?"

"gua cape, Ren"

"cape kenapa?" tanya Eren.

"cape aja"

Hitch masuk ke dalam kelas, dia berjalan ke kursi nya yang berada di depan meja Eren dan Armin.

Attack on Titan Fanfic Story (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang