Chapter 44: Pernikahan

608 30 4
                                    

Enjoy Reading...

9 Februari

Di sekolah

Kantin, 10.00
9 jam menuju pernikahan...

Eren dan teman-temannya berkumpul seperti biasa, mengobrolkan hal yang tidak penting, sambil memakan makanannya.

"si bu Hange ama pak Levi kenapa gak masuk?" tanya Connie dengan polosnya.

"lah si bego kumat, dah tau hari ini pernikahannya mereka, ya iyalah mereka gak masuk, ngurusin pernikahannya" jawab Jean yang gemes dengan sifat Connie yang bego dan polos.

"lah iya ya, gua lupa" ucap Connie.

"eh btw ngomongin nikahannya cebol, lu pada dateng jam berapa, ke pernikahannya?" tanya Reiner.

"palingan setengah 8, ngapain cepet-cepet" kata Jean.

Eren mengangguk setuju, "bener tuh, kalo cepet-cepet, acara belom mulai, kita malah pelenga-pelongo, nungguin acara mulai"

Mikasa terkekeh.

"setengah 8 ya? Oke lah, nanti sebelum masuk, kita ngumpul dulu lah di depan" ucap Reiner.

"okay" kata Eren.

Dan yang lain juga menyetujui ucapan Reiner.

Skip

Di kelas
Eren dan teman-temannya sedang belajar di jam terakhir, pelajaran MTK, diajari oleh sang kepala sekolah, Erwin.

Setelah menerangi materi di papan tulis, Erwin membalikkan badannya ke hadapan murid, dia menaruh buku paketnya di meja guru, lalu menutup spidolnya.

"kalian di undang ke nikahannya Levi?" tanya Erwin.

Semua murid yang sedang fokus mencatat materinya, mengalihkan pandangannya ke Erwin.

"iya pak, semuanya di undang" kata Eren.

Erwin mengangguk paham, lalu dia mendudukkan dirinya di kursi, melipatkan kedua tangannya di dada.

"selesaikan mencatatnya, abis itu boleh pulang" kata Erwin.

"baik pak" ucap semua murid.

20 menit kemudian...

15.00

4 jam menuju pernikahan...

Di tempat pernikahan Levi dan Hange.

Levi sedang melihat-lihat tempat dimana dia bakal menikah, berjalan ke seluruh tempat, acaranya diadakan di ballroom yang lumayan besar.

Dengan corak putih bercampur emas, menampilkan kesan mewah dan megah, Levi tersenyum-senyum sendiri ketika berjalan menyusuri ballroom.

Tiba-tiba Levi dipeluk oleh Hange, calon istrinya dari belakang, membuat Levi terkejut.

Hange menaruh kepalanya di pundak Levi.

Menampilkan senyuman yang manis menurut Levi.

"Hange, berat" keluh Levi.

"hilih, biasanya ngangkat galon juga" sahut Hange.

"tch"

Hange berpindah posisi ke samping Levi, sambil merangkul lengannya.

Mereka berdua berjalan kembali, sampai ke tempat lampu-lampu tancap ke atas begitu juga lampu-lampu yang bertengger di atap yang mengarah ke bawah.

P.S : lampu nya yang kek di konser ya...takut ada yang bingung.

"makasih ya udah nurutin kemauan aku" kata Hange.

Attack on Titan Fanfic Story (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang