The Lunch Meeting

1.3K 245 15
                                    

-HERJUNA-

Toyota Alphard hitam itu meluncur mulus di jalanan ibukota. Dave dan John sedang berbincang, sementara dia memilih diam hingga John menepuk pundaknya.

"Are you oke?"

Juna tersenyum kecil. "I'm perfectly fine. No worries." Ya, untuk pertama kalinya dia merasa baik-baik saja. Padahal paham bahwa dia akan menghadapi seseorang dari masa lalunya kurang dari satu jam lagi.

"Do you know that Nadin rejected my offer to her?" John berujar padanya.

"No, what offer?" Ini menarik.

"Dave will be going to UK, and I need to appoint the successor. Nadin is the best candidate. But she rejected me. Rumors said that she will resign soon, engagement or something. Partly I understand that she doesn't even need to work, her family is wealthy. But she's good."

"Yes, she is." Dave mengangguk kecil.

"Sorry, resign and engagement?" tanyanya heran.

"Yes, some kind like an arranged marriage between two wealthy families. Is it common in this country, Juna?"

Tenggorokannya kering tiba-tiba. Apalagi ini?

"Yes, it is common." Matanya menatap lurus ke depan. Nadin tidak bicara apapun padanya. Lagi-lagi dia mengutuki pengetahuannya yang payah sekali soal Nadin.

"Can you talk to her? I supposed that you both close friends. At least confirm whether the rumors are true? Or just rumors."

John menutup kalimatnya sementara dia mengangguk kecil saja. Matanya menatap John namun pikirannya terbang entah kemana. Berkecamuk pada apa yang barusan dia dengar. Nadin bertunangan? Dengan Axel? Atau Henry? Tidak mungkin Henry, Nadin tidak bodoh. Jadi siapa?

***

Di restoran.

Baskara sudah tiba lebih dulu, bersama satu perempuan dan satu laki-laki. Sang laki-laki bernama Andi, sahabat sekaligus partner seumur hidupnya. Andi juga tangan kanan Baskara. Laki-laki itu berdiri ketika mereka bertiga masuk ke dalam restoran mewah di salah satu hotel Darusman. Mata Baskara menatap John lalu menatapnya.

"Hey John, how are you?" Senyum Baskara terkembang lebar.

Selama sepuluh menit kami berbasa-basi. Sang wanita adalah Rayandari, Raya. Salah satu petinggi di shopaholic yang menangani Market Centre. Beberapa kali Nadin pernah menyebutkan nama Raya padanya.

"This is my new Operation Director, Herjuna," ujar John setelah sebelumnya memperkenalkan Dave pada Baskara.

"Hai, how are you?" tanyanya singkat. Mereka berjabat tangan kuat.

"I'm great. How are you?" Bas menatapnya sambil tersenyum .

Dia balas tersenyum kecil. "Never been better."

Tatapan dan gestur tubuh Baskara terlihat normal dan baik-baik saja. Mengobrol santai dengan mereka bertiga. Tidak, Baskara lebih banyak menatap John dan Dave. Sementara itu Andi dan Raya memulai pembicaraan dengannya.

Makanan dihidangkan, semua baik-baik saja. John memaparkan tujuan pertemuan mereka hari ini yang adalah sebagai prakata dari proyek besar yang akan mereka tangani nanti. Saat hidangan utama hampir selesai. John memulai pembicaraan yang lebih santai.

"Oke, oke. Enough about work. How's life, Bas?"

"Me? Perfect. Three kids and a beautiful wife. How about you, John?" jawab Bas.

This CityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang