Hari pertama kami kembali kesekolah dan aku sebagai mantan ketua osis ditunjuk untuk bergabung menyambut siswa/i yg memilih sekolah ini.
Awalnya aku menolak beralasan ingin beristirahat, namun mereka bersikeras dan memohon karena osis tahun ini tidak bisa diandalkan.
Dengan terpaksa aku menerima permintaan mereka dan berakhirlah disini.
Berjalan dilapangan yg cukup luas penuh dengan siswa/i baru.
"Osis tahun ini tidak bisa diandalkan." Ucapan salah satu anggota osis yg memintaku terngiang seketika dan tidak sengaja netraku menangkap beberapa anggota osis serta ketuanya.
Tengah tertawa keras sambil menghisap rokok.
Sontak aku menghela nafas dan geleng-geleng kepala, aku terus melangkah dan melewati mereka, namun sialnya si ketua osis menyadari diriku, anak itu langsung bergerak kehadapanku.
Membuatku berhenti melangkah dan mundur selangkah seketika disaat mengendus bau rokok dari tubuhnya.
"Pagi princess." Dan satu yg perlu kalian ketahui kalau ketua osis itu menyukai diriku.
Sapaan itu membuat sebagian siswa/i menatap kearahku.
Risih, itu yg kurasakan terlebih bau rokok yg makin menjadi-jadi disaat ketua osis itu berbicara.
"Irene." Suara dari belakang terdengar, aku dengan cepat menoleh dan tersenyum lega karena kedatangan orang itu.
Berbalik penuh dan mengangkat tangan untuk digenggam, orang itu menerima tanganku dan menatap tajam ketua osis yg kini melunturkan senyuman dan membalas tajam tatapan orang itu.
"Kau, pergi." Ucapnya datar dengan tangan kanan terangkat dan terayun mengusir ketua osis.
"Bwuahahahah." Tawaan dari samping kami terdengar, aku menoleh dan menahan tawa karena yg menertawakan ketua osis ternyata anggotanya sendiri.
Dengan geram ketua osis berbalik dan melangkah menjauhi lapangan. Meninggalkan aku, anggota osis yg masih tertawa ngakak, orang disebelahku dan siswa/i yg menatap kami berdua.
Sadar dengan tatapan mereka aku menoleh ke mereka dan memberikan senyuman hangat.
"Wah.." aku mendengarnya, mendengar suara kagum dari seseorang, sontak aku menoleh ke orang itu dan ia langsung menunduk malu.
Ke 3 temannya yg kebetulan ada disana tertawa sambil menunjuk dirinya, orang itu makin menunduk malu bahkan kini menggaruk tengkuk.
Aku terkekeh kecil melihatnya dan orang yg disebelahku tiba-tiba menarikku lembut pergi dari lapangan.
Dia membawaku ke taman belakang sekolah, melepasnya lembut lalu ia duduk sambil menselonjorkan kakinya. Aku tersenyum dan ikut duduk disampingnya.
Kedua kakiku ditekuk, tanganku terlipat di lutut dan daguku bertopang manis dilipatan tangan.
Hanya diam saling menatap hamparan bunga kecil didepan kami.
Hembusan angin yg sepoi-sepoi membuat surai kami berdua bergerak mengikuti angin.
Aku melirik dirinya yg hanya diam dengan wajah yg gusar.
"Ada apa?" Tanyaku dan ia menoleh kepadaku, memberikan senyuman tipis dan kembali menoleh kedepan.
"Ada masalah dengannya?" Tanyaku lagi dan kini aku mengangkat wajah dari lipatan tangan dan kakiku dibiarkan lurus.
"Huft." Helaan nafas yg terdengar berat sebagai jawabanku, benar, pasti ada masalah dengan orang yg disayanginya sejak dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay (Sequel Whistle) ✔
RandomGak tau mau buat apa, jadi kalau penasaran dengan apa yg terjadi sama cast di Whistle, skuy baca.