"Ayahku."
"Tunggu, ayahmu?" Kernyitan dahi timbul di wajah Jean yg sama sekali tidak mengerti maksud ucapan Seulgi.
Dan tanpa diminta, Seulgi memutar kursi menghadap dirinya dan menjelaskan semuanya.
"Percaya atau tidak, ayahku gila harta dan serakah." Ia berdehem sejenak dan menatap intens mata Jean.
"Ibuku." Rasa sesak didada mulai menyerang diri disaat mengucapkan kata "Ibu."
"Meninggal, aku selama ini yg tau kalau ia meninggal dalam kecelakaan tunggal, ternyata bohong." Ia menyunggingkan senyuman penuh arti, membuat Jean yg fokus menatap serta mendengarkan cerita darinya.
"Dia dibunuh, tepat disaat ia pergi menuju kantor, ada yg mengikutinya. Kau tau siapa?"
Jean menggeleng kecil dan Seulgi terkekeh kecil, ia menghela nafas sejenak dan melanjutkan ceritanya.
"Bodyguard ayahku. Ibu sangat panik saat itu, dan menginjak gas penuh untuk menghindari kejaran dari bodyguard ayah, sehingga." Anak itu tiba-tiba menegakkan punggung dan kedua tangannya terangkat dihadapan Jean.
"Ckiitttt, brakk!" Lanjutnya dengan gerakan tangan yg memperagakan mobil ibunya dan mobil lain yg menghantamnya. Seulgi menurunkan tangan dan tersenyum tipis kearah Jean.
"Ibuku meninggal saat itu juga, truk itu ternyata masuk dalam perencanaan pembunuhan ibuku, dan tanpa sepengatahuan ayah, ibu sudah membuat harta warisannya atas namaku." Ia menceritakan semuanya tanpa menangis, tanpa bersedih karena air matanya sudah habis disaat menumpahkan semuanya mendengar cerita ini dari auntynya.
"Namun Aku mati. Gara-gara ditembak oleh Taehyung. Harta warisan berpindah ketangan Kak Sunmi, Semuanya. Termasuk harta warisan ibunya. Kau tau Jean?" Jean menggeleng tidak tau.
"She's Died and my father did it." Ucap Seulgi dengan senyuman tipis lalu memutar kursi menghadap laptop, membiarkan Jean yg terdiam terkejut tidak menyangka mendengar itu semua.
"Nanti, ada masanya aku minta bantuanmu Jean. Sangat mudah karena hanya menjaga Irene dan Kak Sunmi, kau bisa minta bantuan Siyeon." Ucapnya dengan kedua jari bermain cantik di keyboard.
"Ta-tapi." Jari itu berhenti mengetik seketika, Seulgi mengerti kalau Jean takut kalau Siyeon tidak akan mau membantunya.
"Dia bakal membantumu, ceritakan saja semuanya yg kamu dengar barusan. Tolong ya." Ucapnya lagi yg hanya menoleh sedikit, memperlihatkan senyuman lebar diiringi air mata yg jatuh di pipi kirinya.
"Tolong aku untuk membalas semuanya, Jean."
.
.
.
.
.
."Sial!"
Bugh!
Jean menghantam kuat tembok disebelahnya, anak itu mengantuk kening dan mengatur nafas yg sesak mendengar cerita Seulgi.
Tidak menyangka, dirinya tidak menyangka sama sekali kalau ayah Seulgi berbuat sejauh itu hanya untuk harta.
Jean menghela nafas kasar dan mengantuk sekali lagi sebelum menarik wajah menjauhi tembok.
Nafasnya sudah terdengar teratur, keningnya merah karena antukan tersebut dan tangan kanan yg terkepal juga merah karena meninju tembok.
"JANGAN MENYENTUHKU!" Teriak seseorang yg membuat Jean langsung menoleh diikuti para murid lainnya.
Merasa tidak asing dengan suara itu, ia langsung berlari menghampiri asal suara. Dan disaat hampir sampai, rahangnya langsung terkatup keras, nafasnya terdengar memburu dan ia langsung meninju kuat rahang seseorang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay (Sequel Whistle) ✔
AcakGak tau mau buat apa, jadi kalau penasaran dengan apa yg terjadi sama cast di Whistle, skuy baca.