"Oi!" Panggil Seulgi ke salah satu pelayan di cafe ini, ia mendekati anak itu dan tersenyum lebar sampai matanya ikut tersenyum.
Gadis itu terlihat terkejut dan mengangkat tangan kiri serta menunjuk Seulgi dengan kernyitan dahi.
"Ka-kamu orang waktu itu kan?" Waktu yg dimaksud adalah disaat Miya bersamanya dibawah pohon, Seulgi mengangguk cepat dan menyenderkan pinggulnya ke meja kasir.
"Namaku Seulgi, dan kau?" Tanya Seulgi tanpa mengulurkan tangan.
"Miya, Miyauchi haruka." Ucap Miya tersenyum hangat dan bertopang dagu di meja kasir, ia tengah menunggu pesanan Seulgi serta 4 gadis lainnya.
"Jadi kau kerja disini?"
"Ya, hanya part time." Miya menarik wajahnya mundur dan menerima nampan dari seseorang yg baru saja keluar dari dapur. Melihat sekilas Seulgi lalu pergi mengantar pesanan, meninggalkan anak itu yg menatap intens punggung orang dari dapur tadi.
Tidak perlu berlama-lama Miya kembali ke kasir dengan nampan kosongnya, dan ia menatap bingung ke Seulgi yg masih berdiri diam di meja kasir.
"Pesananmu sudah diantar, ada yg kurang?" Tanya Miya sambil meletakkan nampan di meja dan ia mengeluarkan buku kecil di sakunya. Melihat kembali pesanan Seulgi dan setelah dilihat tidak ada yg kurang.
Jadi kenapa Seulgi masih disini.
"Orang itu." Seulgi menjeda ucapannya dan menoleh ke Miya.
"Apa dia juga bekerja disini?" Tanyanya bertepatan dengan orang itu yg keluar dari dapur sambil membawa pesanan yg baru.
Miya mengangguk kecil dan menerima nampan itu.
"Ya baru hari ini, aneh ya karena dia pakai masker dan serta topi yg hampir menutupi matanya." Ucap Miya dan Seulgi mengangguk kecil.
"Ya aneh sekali." Gumamnya dan menatap punggung Miya yg telah mengantar pesanan ke meja lain, Seulgi menghela nafas dan melangkah kembali ke meja.
Namun terhenti disaat seseorang melewatinya menuju kamar mandi.
Deg!
Membuat jantungnya berdetak cepat dan matanya bergetar menatap punggung orang itu.
Tanpa basa-basi ia memilih mengikuti orang itu.
.
.
.
.
.
.Aku menatap intens pantulan di cermin, memperlihatkan wajahku yg sangat lesu dan tidak semangat untuk hari ini.
"Menemui Seulgi."
Menemui apanya Lee Siyeon, candaanmu tidak lucu. Aku terkekeh miris dan menyalakan keran dengan tangan kanan.
Air mengalir deras namun aku hanya diam menatapnya dengan tangan yg masih berada di pemutar keran.
Mungkin aku melamun memikirkan ucapan Siyeon.
Aku merasakan seseorang berada dibelakangku, namun aku tetap diam dan masih menatap kosong air mengalir.
Cukup lama dan tidak enak membuat mereka menunggu, aku menghela nafas dan menampung air dengan kedua tangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay (Sequel Whistle) ✔
RandomGak tau mau buat apa, jadi kalau penasaran dengan apa yg terjadi sama cast di Whistle, skuy baca.