Born : 2 November 1982
Death : 19 januari 2022Kim So Yeon.
Dor!
Sosok anak remaja berdiri didepan batu nisan eommanya, ia langsung memejamkan mata kuat dan kedua tangan terangkat menutupi kuping, menggeleng kuat sambil mencoba menghilangan suara tembakan yg berbekas dipendengarannya. Nafasnya memburu dan kedua matanya terbuka perlahan, ia menurunkan tangan yg telah terkepal dan menatap intens nisan eommanya lagi.
"Nak." Seseorang memanggilnya dan ia menoleh kebelakang, menatap pria paruh baya yg tersenyum dengan mata sembab dibalik kacamatanya.
"Ayok pulang." Tangan pria itu terulur dan ia meraih uluran itu, ditarik lembut pergi dari area pemakaman itu.
Dan setibanya didepan pintu pemakaman, ia berpapasan dengan sosok gadis bersama gadis lainnya.
Sontak ia menghentikan langkah dan menatap intens punggung gadis itu.
"Ada apa?" Tanya papanya yg ikut menatap apa yg dilihat anaknya.
"Tidak, ayok pergi dari sini." Ia mengalihkan pandangan menatap papanya dan tersenyum tipis, sang papa membalas senyuman dan kembali menarik lembut ia menuju mobil.
Born : 21 Maret 2002
Death : 19 Januari 2022.Jean Kim
"Hey, aku datang." Gadis lainnya berjongkok dan meletakkan sebuket bunga di makam baru itu, tangan kirinya terangkat mengelus batu nisan dan mengigit bibir bawah disaat merasakan sesak yg muncul didadanya.
"Hiks." Isakan kecil terdengar membuat gadis satunya yg fokus menatap makam disebelah Jean, jadi menoleh kepadanya dan ikut berjongkok, ia tersenyum dan merangkul lembut bahu gadis itu.
"Hiks kakak, Jean pergi ninggalin Yuna."
"Tidak, dia tidak meninggalkan Yuna atapun kakak dan yg lainnya." Ucap sang kakak mengelus lembut surai Yuna dengan tangan kanan, sedangkan tangan kirinya menyentuh lembut tanah makam Jean.
"Hiks." Yuna hanya menangis membenamkan wajah dileher kakaknya.
Ia terlambat..
Kejadian Irene yg terlambat merasakan cinta dari seseorang terulang kembali, dan Yuna benci dengan dirinya sendiri yg begitu lemah sehingga berhasil dibawa oleh Ryujin dan berakhir..
"Hiks, mahkota adek sudah direnggut kak hiks." Ucap Yuna dan ucapan itu membuat rahang Seulgi mengatup keras dengan mata memerah menahan emosi.
"Kakak akan mencarinya sampai ketemu dan membunuhnya." Ucap Seulgi sambil menatap nama Jean.
Ia berdiri dan membawa lembut tubuh Yuna untuk berdiri, sang adek masih menangis namun dalam diam, membiarkan air mata mengalir ke pipi dan menatap lamat makam Jean.
"Aku akan datang besok." Ucap Yuna sambil memaksakan senyuman dan menghapus air matanya.
Ia beralih mengeggam tangan Seulgi yg entah kenapa menatap intens makam seseorang disebelah makam Jean.
"19 januari 2022. Tanggal kematiannya sama dengan Jean." Gumam Seulgi dan mengernyitkan dahi disaat kepala kanannya tiba-tiba sakit.
Ia menunduk dan mengangkat tangan kanan menyentuh kepala, lalu membiarkan tangan kiri ditarik lembut oleh Yuna menuju mobil.
Dor!
Ngiingggg!
Telinganya tiba-tiba berdengung dan Seulgi menarik spontan tangan kirinya untuk terangkat menutupi kedua telinga yg berdengung kuat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay (Sequel Whistle) ✔
De TodoGak tau mau buat apa, jadi kalau penasaran dengan apa yg terjadi sama cast di Whistle, skuy baca.