Before

89 14 0
                                    

"Sudah tau siapa yg ngeracuni kami?" Tanya Jean dan Seulgi menggeleng lesu, ia belum mengetahui siapa dalang semua ini.

Mereka berdua sontak menghela nafas panjang.

Cklek!

Dan ruangan Jean kembali terbuka, membuat Seulgi langsung berdiri dan Jean mengatup kuat rahangnya disaat siapa yg mereka lihat.

"Kenapa kau kemari?" Tanya Seulgi datar, orang itu tersenyum hangat dan tiba-tiba membungkuk bersama 1 orang lagi, membuat Seulgi mengernyit bingung dan menoleh ke Jean yg masih fokus menatap 2 orang itu.

"Aku minta maaf." Ucap orang itu yg masih menundukkan kepala.

"Minta maaf? Buat apa?" Tidak ada jawaban dan Seulgi mulai bergerak mendekati mereka berdua.

Salah satu dari mereka bergerak mundur namun orang disebelahnya menahan dirinya dan mengenggam kuat tangannya.

Setibanya Seulgi dihadapan mereka berdua, anak itu hanya diam menatap hangat punggung mereka berdua.

"Biar kutebak, kau melakukan sesuatu sehingga meminta maaf kepadaku, ya kan?" Tanyanya dan orang itu hanya diam.

Seulgi menghela nafas dan tangan kirinya terangkat seketika untuk menepuk pelan kepalanya.

"Katakan saja, apa yg kau perbuat sehingga meminta maaf kepadaku." Usapan lembut dirasakannya membuat mata orang itu berkaca-kaca dan bibirnya bergetar ragu untuk jujur kepada Seulgi.

"A-aku meracuni mereka." Ucapnya dengan gugup, mendengar itu Seulgi hanya diam menganggukkan kepala dan menoleh ke Jean yg kini mengatup kuat rahangnya.

"Dimaafkan."

"Seul!" Teriak Jean yg tidak terima dengan Seulgi. Kenapa anak itu bisa semudah itu memaafkan mereka berdua.

Seulgi menarik tangannya dan berbalik mendekati Jean.

"Jadi tunggu apa lagi? Kalian bisa pergi." Ucap Seulgi yg tanpa menatap mereka, ia tengah menenangi Jean sekarang namun anak itu terus menangkis tangan Seulgi yg ingin mengusap kepalanya.

"Hoi bangsat! Gak dengar hah! Pergi sana." Teriak Jean yg membuat salah satu dari mereka berdiri dan berbalik, namun lagi-lagi ditahan oleh orang itu.

Jean yg melihat itu hanya memutar malas bola mata dan melirik tajam Seulgi yg hanya diam berdiri disisi ranjangnya.

"Aku ingin membantu kalian." Ucap orang itu yg mulai berdiri dan menatap ke Seulgi.

Jean mengernyit bingung tidak mengerti dengan apa yg dikatakan orang itu.

"Membantu apa? Memangnya kami ingin melakukan apa sehingga kalian mau membantu hm?" Seulgi bertanya sambil memasukkan kedua tangan kedalam saku, orang itu tiba-tiba menyeringai.

Seulgi dan Jean yg melihat itu tetap memilih diam enggan bergerak menyeret kasar mereka berdua.

"Malam ini kalian akan pergi kerumah seseorang untuk menyelamati gadis bernama Miya."

Tap!

Seulgi menahan bahu Jean, anak itu tiba-tiba bergerak cepat melepas infus dan akan turun dari ranjangnya.

Ia menepuk-nepuk bahu Jean supaya anak itu tenang dan Seulgi mengangguk kecil ke mereka berdua.

"Terus?"

"Jadi kami akan membantu kalian, aku dan adekku."

Seulgi menoleh ke adek orang itu yg tengah tersenyum takut dan bersembunyi dibelakang tubuh abangnya.

Stay (Sequel Whistle) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang