Pelukan seseorang yg dirindukan

146 22 2
                                    

Masih di jam yg sama.

Sosok gadis berpakaian serba hitam menatap datar 3 preman yg sudah terkapar dengan luka sayatan di punggung, orang itu membuang pisaunya kesembarang arah.

Lalu menunduk dan membawa lembut badan Ryujin berpindah ke punggungnya, ia membenarkan posisi anak itu sebelum berdiri dan melangkah pergi dari sana.

"Menjijikkan." Gumamnya dengan tatapan yg tajam menoleh kebelakang untuk 3 preman itu, ia menghela nafas kasar dan menoleh kedepan.

Setibanya diluar gang sebuah mobil hitam langsung berhenti didepannya, seseorang keluar dan bergerak membukakan pintu belakang, tanpa basa-basi orang itu memindahkan Ryujin ke bangku belakang, membuat anak itu terbaring nyaman.

Setelah itu menutup pintu dan melangkah masuk ke kursi depan, disusul orang tadi dan mobil bergerak meninggalkan area gang menjijikkan itu.

.
.
.
.
.
.

Jam 21.30 KST.

Cklek!

Pintu ruangan Yoohyeon terbuka, membuat Jean langsung menoleh dan berdiri.

Ia menatap Minji dengan senyuman hangat.

"Bagaimana keadaannya?" Tanya Minji disaat sudah ada disebelah Jean, ia berdehem sejenak lalu menoleh menatap kakaknya yg tertidur karena obat diminumnya tadi.

"Sudah baikan, dia pingsan tadi." Minji mengangguk kecil, ia tidak terkejut mendengar kalau Yoohyeon pingsan, karena seseorang tiba-tiba datang kepadanya tadi pas jalan kemari.

Memberikan secarik kertas yg berisikan kata..

Pacarmu pingsan.

"Sudah makan?" Tanya Minji ke Jean, anak itu menggeleng kecil dan tersenyum tipis, dia tidak bisa makan karena harus menjaga Yoohyeon.

"Pergilah, beli makanan." Ucap Minji sambil merogoh saku celana, mengeluarkan dompet lalu dibuka dan mengambil beberapa lembar uang.

Dia berikan ke Jean namun anak itu menolak, Minji yg tidak suka dengan penolakan anak itu langsung saja memasuki uangnya ke saku jaket Jean, setelah itu mendorong anak itu ke pintu.

"Minji."

"Pergilah, aku akan menjaga kakakmu."

"T-tapi." Jean seketika ragu untuk melanjutkan ucapannya, ia mengigit bibir bawah dan menatap Minji yg sudah berhenti mendorongnya.

Minji tersenyum hangat membuat Jean terdiam seketika.

"Aku mengerti, maka dari itu cepatlah makan dan aku bisa pergi sebelum ia bangun." Ucapnya lirih, Jean mengangguk kecil dan menepuk lembut bahu Minji sebelum keluar meninggalkan ia bersama kakaknya.

Seperginya Jean, Minji langsung menunduk dalam menyembunyikan mata berkaca-kacanya.

Menarik nafas panjang lalu dihembuskan perlahan dan mendongak menatap lama pintu didepannya.

Setelah itu berbalik dan..

Deg!

Jantungnya terasa berhenti berdetak, matanya melotot kaget dan ia langsung terdiam membeku disaat menatap Yoohyeon yg ternyata sudah bangun dan tengah menatap takut dirinya.

"J-jean aku dalam bahaya." Batin Minji yg langsung memalingkan wajah, dan disaat itupula ia menemukan pojokan yg gelap tidak terkena cahaya bulan diluar sana.

Ia langsung berlari kesana diikuti kepala Yoohyeon yg bergerak menatapnya.

"A-anggap aku tidak ada disini." Ucap Minji dengan suara gugup serta badan berbalik menatap tembok.

Stay (Sequel Whistle) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang