7. Senjata Makan Tuan

202 204 443
                                    

Udah siap ketawa?

Yaudah ayo baca! maksa nih.

Belum sempat ditelan, sesuap nasi goreng kini kembali ia masukkan ke dalam mulutnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Belum sempat ditelan, sesuap nasi goreng kini kembali ia masukkan ke dalam mulutnya. Kanaya terlihat sangat lahap memakan nasi goreng di hadapannya.

Jane menatap sahabatnya itu dengan tatapan prihatin. Kanaya seperti orang yang tak makan selama seminggu.

Namun, di satu sisi Jane juga merasa malu karena tak sedikit siswa-siswi di kantin menatap Kanaya dengan tatapan yang tak mengenakkan. Jane sampai ingin meninggalkan Kanaya kalau saja dia sudah tidak merasa kasihan.

"Pelan-pelan, Nay," tegur Jane.

Kanaya tak menggubris. Gadis itu terus memakan makanannya dengan lahap, dan saat makanannya sudah habis, Kanaya tersenyum senang karena ia sangat kenyang.

"Oh iya, lo belum cerita ke gue kenapa lo bisa telat." Jane menagih janji Kanaya yang katanya akan menceritakan semuanya. Pastinya tidak termasuk soal dirinya yang menangis semalaman.

Kanaya menyeruput es tehnya hingga tandas lalu menjawab, "Ya, karena gue bangun telat lah, kalau gue bangun cepat nggak mungkin kan gue telat."

Jane mendesis kesal mendengar jawaban Kanaya." Ya, gue juga tau ogeb! tapi maksud gue alasan lo bangun telat itu kenapa, tolol?!"

Kanaya menyengir tanpa dosa. Rasanya sangat seru ketika melihat Jane marah-marah seperti itu.

"Makanya ngomong itu diperjelas, jangan kayak dia yang nggak pernah ngasih kejelasan."

"Dih, sok galau lo jomblo!" ejek Jane.

"Ngaca, tolol! lo juga jomblo." Kanaya menyadarkan.

Jane mengangkat kedua bahunya tanda tak peduli. Dan, pembahasan mereka saat ini sudah lari dari topik.

"Oh iya, tadi lo bilang habis ngebersihin perpus? Kok bisa?" tanya Jane kembali pada topik utama.

Kanaya langsung merasa kesal. Ia jadi mengingat betapa lelahnya dirinya karena harus membersihkan perpustakaan, sendirian.

"Dihukum sama Bu Siska karena ketahuan manjat tembok belakang sekolah." Jane mengernyit pertanda tak mengerti.

"Manjat? monyet lo?"

Kanaya spontan memukul bahu Jane dan mendapatkan ringisan singkat dari gadis itu.

"Peace." Jane mengangkat kedua jarinya membentuk tanda V sembari tersenyum.

Kanaya memutar bola matanya malas. Lalu mau tak mau menceritakan semuanya. Mulai dari ia telat sampai akhirnya mereka kedapatan oleh Bu Siska. Oh, Kanaya juga tak melupakan tentang kejadian di perpustakaan.

Jane mendengarkan cerita Kanaya dengan seksama, sebelum akhirnya satu nama membuatnya terdiam. Jane jadi tak fokus dan tak mendengarkan Kanaya yang sedang menceritakan seberapa kesalnya ia terhadap Arkan.

KanayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang