15. Mission Failed?

106 88 304
                                    

Kanaya menghela napas panjang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kanaya menghela napas panjang. Sepulang dari rumah sakit Kanaya hanya mengurung diri di kamarnya tanpa melakukan apa-apa. Sekarang, kedua kaki gadis itu melangkah menuju dapur atas perintah perutnya yang sudah tak tahan menahan lapar.

Kanaya melirik jam dinding yang menunjukkan pukul 7.30 pm. Baru teringat kalau dia harus ke rumah sakit, jadi Kanaya berubah pikiran dan berniat mencari makan di luar saja.

Drt Drt Drt...

Pas sekali, ponsel Kanaya tiba-tiba berbunyi dan menunjukkan nama Jane di sana.

Kanaya menggeser ikon hijau dan menempelkan ponselnya ke telinga. "Jane, Jane cari makan yuk!" Kanaya langsung mengajak, tak perlu basa-basi.

"Baru juga mau ngajak. Lo bisa baca pikiran gue, ya?"

"Apa sih yang nggak bisa dilakukan oleh seorang Kanaya? Gue siap-siap dulu, entar lo jemput," ucap Kanaya senang.

"Otw, lo nggak usah dandan cantik-cantik nggak akan berubah juga tuh muka. Bye."

Jane menutup telepon dengan ledekan pedas darinya. Kanaya mencebik kesal. "Orang iri mah dimaklumin aja, Nay," monolognya.

Dengan senyum merekah, Kanaya berlari menuju kamarnya dan mengganti bajunya dengan menggunakan sweater oversize kesukaannya kemudian turun ke bawah. Gadis itu mendudukkan dirinya di sofa menunggu Jane. Dan tak lama kemudian Jane pun datang.

Kanaya keluar tak lupa mengunci pintu rumahnya. Gadis itu berjalan menuju Jane yang sudah siap melajukan motornya.

"Lama banget lo," celetuk Jane.

"Pala lu tuh lama, gue dari tadi udah siap cuma lagi nunggu lo aja," balas Kanaya tak terima.

Sebenarnya Jane cuma iseng bilang begitu, gadis itu terkekeh kemudian menyuruh Kanaya untuk naik. Kanaya pun langsung menaiki motor Jane dan mereka pun melaju menjauhi rumah Kanaya.

"Eh, Nay gue lupa, lo temenin gue beli buku dulu, ya?" ucap Jane.

"Hah? Ke dukun?! Ngapain? Dosa Jane," kaget Kanaya sedikit berteriak di telinga Jane saking terkejutnya. Begitulah kira-kira kalau ngomong di motor, nggak pernah nyambung.

"Buku bego! Ngapain ke dukun? Melet Ji Chang Wook?"

Kanaya hanya mengangguk, bukan tanda mengerti namun tak mau melanjutkan percakapan yang tidak jelas ini. Alhasil ia hanya mengikut saja kemana Jane akan membawanya.

Selang beberapa menit kemudian, Kanaya dan Jane akhirnya tiba di sebuah toko buku yang terlihat similar bagi Kanaya. Sepertinya dia pernah ke sini sebelumnya.

Kanaya dan Jane memasuki toko buku tersebut. Jane langsung menyibukkan dirinya untuk mencari buku. Sama halnya dengan Jane, Kanaya pun ikut melihat-lihat buku, namun bukan untuk dibeli melainkan karena ia sedang gabut saja.

KanayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang