AAAA NGGA NYANGKA UDAH 4K🤧🤍
POKOKNYA MAKASIH YANG UDAH SETIA BACA KANAYA. LOVE SEKEBON BUAT KALIAN SEMUA🤍🤍🤍Vote+komennya mana nih biar tambah semangat up😘
Pukul 22.00 malam, akhirnya Arkan mengantar Kanaya, bukan ke rumahnya melainkan ke Rumah Sakit. Sebelumnya Arkan bertanya-tanya mengapa Kanaya sangat sering ke sana, namun pada akhirnya Kanaya menceritakan semuanya kepada Arkan.
Kanaya turun dari motor dan tak lupa mengucapkan terima kasih kepada Arkan. "Sekali lagi makasih."
"Hm, udah lo masuk sana!" perintah Arkan tak ada lembut-lembutnya sama sekali.
"Iya gue masuk. Keliatan amat kalau lo udah nggak mau ngeliat muka gue," sindir Kanaya lalu berniat untuk berbalik badan. Namun, ucapan Arkan selanjutnya membuat gadis itu mati-matian menahan senyumnya.
"Takutnya overdosis, kan besok bisa lihat lagi."
"Apaan sih? Gue bukan obat!" ketus Kanaya.
"Emang bukan, soalnya nggak ada obat yang manis."
Kanaya terdiam sejenak.
"Gue balik."
Setelah mengatakan itu, Arkan pun langsung melaju meninggalkan Kanaya yang sedang menormalkan detak jantungnya. Oksigen di sekitarnya seakan menipis, membuat tubuhnya jadi panas apalagi pipinya yang sudah merona.
"Ternyata Arkan bisa gitu juga?" tanyanya entah kepada siapa.
Rasanya seperti ada kupu-kupu yang berterbangan di dalam perutnya. Alhasil gadis itu tersenyum kecil tanpa alasan yang pasti.
•••
Pagi hari yang cerah, senyum Kanaya menjadi pelengkapnya. Ya, walaupun senyum itu dipaksakan, tapi dia tetap setia melekat sekaligus menebarkan kehangatan.
Kanaya berjalan menuju kelasnya, bersama Jane tentunya. Namun, di tengah-tengah perjalanan seseorang memanggil Kanaya.
"Kanay!"
Kanaya pun langsung menoleh ke arah sumber suara. Mendapati Kai di sana yang sedang berjalan ke arahnya.
"Hai," sapa Kai.
"Hai!" Bukan Kanaya yang membalas namun Jane.
"Oh iya, gue belum tau nama lo."
"Panggil aja Jane," balas Jane sambil mengulurkan tangannya.
"Kai." Kai pun menerima jabat tangan dari Jane.
"Kalian udah lama saling kenal?" tanya Jane kepada Kanaya dan Kai.
"Belum lama sih," jawab Kai seadanya.
Kai yang tadinya berjalan di samping Jane, kini berganti posisi menjadi di samping Kanaya. Kai lalu membisikkan sesuatu kepada gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kanaya
Teen Fiction[DIWAJIBKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA!!!] [Cover by pinterest] Kanaya kira, dia bisa menyentuh kebahagiaan. Kanaya kira, rasa sakit yang dia rasakan hanyalah sementara. Kanaya kira, kasih sayang yang ia dapatkan adalah nyata. Ternyata tidak. Sayangnya...