25. Masih ada rasa

91 51 47
                                    

Hai semuanyaa...
Akhirnya update lagi, ya Allah ga tau kapan terakhir kali aku up. Maaf banget ya semua, soalnya banyak banget masalah beberapa bulan yg lalu dan buat aku ga bisa update.

And finally sekarang bisa🥳

So, happy reading^^

•••

Kanaya berlari menuju kelasnya, ia benar-benar tak melihat sekitar, asalkan ia jauh dari Arkan. Bahkan ia masih berharap agar bisa menghilang sekarang juga.

"Nay, lo kemana aja sih? Untung bel masuk belum bunyi." Jane bertanya saat Kanaya tiba-tiba duduk di sampingnya lalu menenggelamkan wajahnya di atas meja.

"Gue malu Jane. Gue nggak pernah semalu ini," ucap Kanaya setengah merengek masih tak menampakkan wajahnya.

"Hah? Kok bisa? Biasanya juga lo yang malu-maluin," cibir Jane.

Kanaya mencebik kesal lalu bangkit dan mengibaskan rambutnya kesal setelah itu ia benar-benar mengacaknya habis-habisan.

Jane hanya bisa geleng-geleng melihat tingkah sahabatnya itu.

"Kenapa sih bisa ada cowok modelan kayak Arkan di dunia ini?" Kanaya benar-benar bertanya.

"Arkan? Lagi?"

Kanaya mengangguk. "Lo pasti udah muak kan denger gue sebut nama dia terus."

Jane menatap Kanaya serius. "Kayaknya lo dekat banget, ya, sama Arkan," ujar Jane.

"Hah? Dekat? Nggak!"

"Gue nggak akan dekat-dekat lagi sama dia!" Kanaya bertekad dalam hati.

"Gue juga udah bilang berapa kali, nggak usah dekat-dekat sama dia! Lo nya aja yang nggak pernah denger." Tiba-tiba saja Jane meninggikan nada suaranya.

Kanaya sedikit bingung dan berkata, "Kok lo jadi ngegas sih?"

"Y-ya gue kan cuma ngingetin doang," ucap Jane gelagapan.

Tak mau memikirkan hal itu terlalu lama, Kanaya pun hanya mengangguk dan bel masuk pun berbunyi, para siswa-siswi pun mulai berjalan memasuki kelas masing-masing.

•••

Bel pulang belum lama berbunyi, namun Kanaya tak kunjung pulang. Karena Jane terus memaksanya untuk menunggunya karena ia harus bertemu dengan Bu Henny untuk membahas Olimpiade.

"Tunggu bentar aja, Nay. Nggak lama kok," ucap Jane masih membujuk Kanaya.

"Ck, nggak bisa gue buru-buru."

"Emang mau kemana sih?"

Kanaya berpikir mencari alasan. "Ada deh pokoknya, ya udah gue duluan ya,  semangat!" Setelah itu Kanaya benar-benar pergi meninggalkan Jane yang terus memanggil namanya.

Kanaya tak peduli dan terus berjalan. "Oh iya berarti gue harus naik bus, ya?"

"Ngapain? Entar gue antar," ucap seseorang yang tiba-tiba muncul di samping Kanaya.

"Kai? Gue kira lo udah pulang."

"Tungguin lo, lama banget debat sama Jane," jawab Kai.

"Lo dengar? Berarti dari tadi lo nungguin gue?" tanya Kanaya.

Kai mengangguk menanggapi pertanyaan Kanaya. "Kenapa?" Tiba-tiba Kanaya kembali bertanya.

"Kebanyakan nanya lo, udah ayo sekalian gue anter ke rumah sakit."

Kanaya tiba-tiba berhenti berjalan. Hal itu membuat Kai langsung mengerti. "It's okay, Nay. Beberapa hari ini lo nggak pernah jenguk bunda lo, kan? Lo cuma bisa lihat dia dibalik pintu."

KanayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang