23- Menguji Kesabaran

1K 70 2
                                    

"Kok didiemin gitu makanannya sayang? Ayo dimakan."

"Katanya pengen nasi goreng buatan Mas."

Azril melihat Fiza itu sedang memperhatikan makanan yang Azril buat khusus untuk istrinya itu. "Emang dari penampilannya kurang meyakinkan sih, tapi dari segi rasa insyaallah masih bisa dimakan kok."

"Mas tadi sudah cobain, ternyata lumayan."

Pria yang sedang mengenakan kaos oblong lengkap dengan celana pendek itu tersenyum melihat Fiza menyuapkan sendok yang terisi nasi goreng di mulutnya.

Belum lembut makanan yang dikunyahnya, ia segera meminum air putih untuk mendorong makanannya itu.

"Ayo dimakan lagi," suruh Azril, namun Fiza enggan tuk memakannya kembali.

"Mas suapin ya."

Fiza menggeleng. "Sudah Mas."

"Sekali lagi aja." Azril menyodorkan sesendok nasi goreng itu, tetap saja Fiza menolak.

"Satu sendok saja, nanti mas ajak Fiza jalan-jalan." Tanpa lelah Azril terus membujuk Fiza untuk membuka mulutnya.

Azril khawatir karena sejak hari kemarin Fiza terus memuntahkan makanan yang masuk ke dalam perutnya itu.

"Mas Azril aja yang makan," ucap Fiza ketika Azril kembali memintanya untuk memakan makanannya.

"Yaudah kalau gitu Mas buatin susu ya." Fiza mengangguk mengiyakan.

Dari meja makan, Fiza melihat suaminya diiringi senyuman manisnya. Tak henti-hentinya ia mengucapkan syukur ketika Allah menghadirkan sosok pria yang sangat telaten merawatnya.

"Susunya sudah siap untuk minum."

"Makasih ya mas."

"Sama-sama sayang," ucapnya lalu mengecup lembut kening Fiza.

Dan kini Azril berjongkok menghadap sang, mengelus perut wanitanya sembari berkata, "Sehat-sehat jagoan abi."

Melihat tingkah suaminya itu membuat Nafiza tersenyum. "Abi juga sehat-sehat ya, biar nanti bisa gendong dedek," balas Fiza menirukan suara anak kecil.

"Siap laksanakan!" Azril mengakhirinya dengan megecup perut Istrinya dengan sayang.

******

Setelah mengabari mama Azril, pagi ini mamanya itu datang berkunjung kerumah mereka.

"Mah, jagain istri Azril yang cantik ini ya," pinta Azril memberi penekanan pada kata 'cantik' membuat wanita yang dimaksudnya menunduk malu.

Mama Azril tersenyum melihatnya. "Tanpa kamu suruh pasti mama jaga anak kesayangan mama dengan baik."

"Iya iya, yang anak kesayangan," ucap Azril layaknya anak kecil yang iri melihat sang adik dibelikan mainan oleh sang ibu, namun dirinya tidak.

Salwa terkekeh, kemudian tangganya terulur menepuk bahu Azril. "Tenang, kamu juga anak kesayangan mama kok."

"Alhamdulillah, akhirnya jadi anak kesayangan juga," ucap Azril membuat Salwa memukulnya pelan. "Kamu ini ya, ada-ada aja."

"Sana berangkat!"

"Ini mau berangkat mah."

Azril mencium punggung tangan sang ibu. Lalu, giliran Fiza mencium tangan Azril. Tak lupa Azril mengecup kening Fiza sebagai balasan.

Dan kini, Azril beralih mengelus perut Fiza, menciumnya dan berkata, "Abi berangkat kerja dulu ya."

"Kalau pengen sesuatu tinggal bilang aja sama mama, jangan malu-malu." Fiza mengangguk sembari tersenyum kepadanya.

Kekasih Halalku [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang