19-Yang Azril Inginkan

2.5K 100 9
                                    

Azril melajukan motornya dengan cepat. Senyuman indah yang terukir di wajah istrinya selalu terbayang dalam ingatan Azril. Sungguh, ia sangat merindukannya.

Ketika hampir sampai, Azril memelankan laju motornya. Lalu, berhenti di luar gerbang sekolah.

Ditempat biasa Fiza menunggunya, ia tak melihat keberadaan istrinya itu. Kemudian, diambil lah benda persegi panjang itu dalam saku celana. Azril memutuskan untuk menelfon Fiza.

Dengan lincah jari jemari Azril memencet tombol panggilan. Panggilan itu tersambung, namun tak kunjung diangkatnya. Untuk kedua kalinya, tetap tak ada jawaban. Azril terus menelfonnya berkali-kali kali. Namun, tak ada satupun panggilannya yang terjawab, sehingga memunculkan rasa khawatir terhadap Fiza.

Azril membuka helm dan turun dari sepeda motornya. Ia berjalan menuju pos satpam. Kelihatannya sekolah telah sepi saat ini.

"Mau tanya, apa guru-guru sudah pulang semua, Pak?" tanya Azril kepada Pak Satpam.

"Sepertinya belum, Pak. Masih ada satu mobil terparkir di parkiran khusus guru," ujar Pak Satpam.

"Oh gitu, makasih Pak."

Jam telah menunjukkan 16.30, yang berarti 45 menit yang lalu jadwal pulang Fiza.

Apa Fiza pulang bersama Diana? Batin Azril.

Kemungkinan besar, Fiza pulang bersama Diana karena Azril tak kunjung menjemputnya.

Azril kembali menaiki sepeda motornya. Ia ingin memastikan jika Fiza telah berada di rumah.

Dan tunggu sebentar, seperti ada yang jangal. Jika memang benar Fiza pulang bersama Diana, kenapa dia tidak memberikan kabar kepada Azril? Dan kenapa panggilan Azril tidak dijawabnya?

Azril terdiam sejenak.

"Sepertinya belum, Pak. Masih ada satu mobil terparkir di parkiran khusus guru."

Pria yang telah menaiki sepeda motornya kembali turun. Lalu, ia berjalan menemui Pak Satpam untuk kedua kalinya.

"Permisi Pak, boleh lihat mobil guru yang Bapak maksud tadi?"

"Sebelumnya maaf Pak, Bapak sedang mencari siapa ya?"

"Saya mau jemput istri saya, Bu Nafiza," katanya menjelaskan.

"Oalah... Suaminya Bu Fiza toh. Mari saya antar Pak," ujarnya bersedia mengantar Azril.

Azril dan Pak Satpam berjalan melewati beberapa ruangan sembari mengobrol ringan.

"Itu parkirannya, Pak," ucap Pak Satpam sembari menunjuk ke arah tempat dimana para guru memarkirkan kendaraannya.

Azril menyipitkan matanya, melihat arah tangan Pak Satpam. Mobil itu tak asing baginya.

Tiba-tiba Azril menghentikan langkahnya, begitu pula dengan Pak Satpam yang mengikutinya. "Mobil Diana?" tanya Azril.

"Benar Pak, itu mobil milik Bu Diana."

Melihatnya membuat perasaan khawatir yang dirasanya berkurang. Namun, Azril harus terus memastikan apakah Fiza sedang bersama Diana.

"Bisa antar saya ke ruang gurunya, Pak?"

Pak Satpamnya sangat baik, beliau mau mengantar Azril menuju ruang guru. Setelah sampai di depan ruangan, Pak Satpam meminta izin untuk kembali. Tak lupa Azril mengucapkan terimakasih.

Azril bernafas lega, hilang sudah khawatirnya saat ini ketika melihat sosok yang sedari tadi dicarinya.

*****

Kekasih Halalku [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang