18-Istana Mimpi

2.4K 100 6
                                    

Jangan lupa vote dan komennya

*****

Ketika anak kecil berada ditempat yang sama, pastilah mereka akan melakukan permainan yang menyenangkan. Namun, tidak dengan kedua anak yang tengah duduk di ruang keluarga saat ini. Kini mereka sedang sibuk dengan kegiatannya masing-masing.

"Gimana gambarnya Fiza?" Lagi-lagi gadis cantik itu kembali bertanya mengenai hasil gambarannya, "bagus kan, Mas?

Anak yang sedang mengenakan baju navy itu mulai kesal. "Huh... kamu tanya terus...Aku kan sudah bilang kalau itu bagus. Masih mau tanya lagi?"

Gadis itu memanyunkan bibirnya. Raut wajahnya pun berubah sedih ketika jawaban anak laki-laki itu tak sesuai dengan yang dia inginkan. "Kok bilang gitu ke Fiza?" tanya gadis yang masih duduk dibangku Sekolah Dasar itu.

"Kamu gak ada capeknya tanya itu-itu terus?" Fiza menunduk, matanya mulai berkaca-kaca.

Pada waktu yang sama, seorang wanita berjilbab lebar berjalan menghampiri mereka sembari membawa sepiring kue."Ada apa ini? Kalian bertengkar?" Tak ada jawaban dari keduanya.

"Fiza kenapa sayang? Kok anak Ummi nangis?" tanya  Hana kepada anak gadisnya.

Fiza kecil mengingat perkataan anak laki-laki itu, hingga mampu menahan dirinya untuk tidak menumpahkan air matanya. "Enggak Ummi, Fiza gak nangis. Kata Mas Azril, cantik Fiza hilang kalau Fiza nangis." Ummi tertawa pelan mendengarnya.

"Ummi buat kue bolu?" tanya anak berusia dua tahun lebih tua dari Fiza.

Fiza yang mendengarnya langsung mengangkat kepalanya. Wajahnya kini berbinar.

"Pasti kuenya untuk Azril. Makasih Ummi..."

Fiza tak terima dengan peryataan Azril pun bersuara,"gak!! Ummi bikin kuenya bukan untuk Mas Azril!! Tapi khusus untuk Fiza." Hana hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat tingkah lucu mereka.

"Udah.. udah.. jangan berantem terus. Ummi bikinin kuenya buat kalian berdua. Jadi, kuenya dimakan bareng-bareng ya," ujarnya lembut menengahi pertengkaran yang berawal dari hal sepele itu.

Ummi meletakkan piring itu diatas meja."Kuenya Ummi taruh di atas meja ya... makannya jangan berebut, dan jangan berantem-berantem lagi."

"Siap Ummi," jawab mereka serempak.

Hana tersenyum ketika melihat Fiza dan Azril kecil langsung menyerbu kue yang dibawanya. "Jangan rebutan, kuenya masih banyak. Kalau kurang Ummi ambilin lagi di dapur." Mereka asyik menyantap kue kegemarannya hingga tak menghiraukan Hana.

"Kuenya enak?" tanya Hana.

Anak laki-laki itu mengangguk. "Bolu buatan Ummi selalu enak," katanya dengan mulut penuh.

"Kata Ummi kalau makan gak boleh ngomong Mas." Fiza mengingatkan Azril. Dan ternyata, daya ingat Fiza memang baik ya. Buktinya, ucapan Azril dan juga sang Ibu masih diingatnya.

Anak itu menyengir menanggapi perkataan Fiza. Lalu, kembali melanjutkan makannya.

Kini pandangan Hana teralih pada selembar kertas bergambar diatas meja yang telah diwarnai. "Wah...Ini punya siapa? Gambarnya bagus banget." Hana bertanya sekaligus memuji hasil gambaran itu.

"Punya Fiza, Ummi."

"Tuh Mi, katanya gak boleh ngomong kalau masih makan."Azril mengadu kepada Hana membuat Fiza tersenyum malu.

Kekasih Halalku [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang