22- Kehidupan Baru

1.2K 67 0
                                    

Tampak seorang wanita berlari di lorong rumah sakit yang sepi, terlihat sekali kekhawatiran dari raut wajahnya.

Tanpa mengetuk pintu, wanita itu langsung masuk kedalam ruangan tempat Qois berada.

Air matanya tumpah ketika ia melihat pria dihadapannya itu terbaring lemah. "Maafin aku, Mas..."

Ya..... Wanita yang berlari tadi itu adalah Diana. Ketika dia selesai sholat subuh bersama Fiza, dia mendengar pembicaraan Fiza dengan Azril.

"Qois kehilangan banyak darah," kata Azril membuat Diana langsung bergegas kerumah sakit.

Memang Diana tidak tau bagaimana keadaan Qois saat ini. Tadi malam ia dipaksa pulang bersama Fiza dengan Azril. Akhirnya, Fiza memutuskan untuk menemani Diana dan menginap dirumahnya. Pada saat itu pula Arfan datang kerumah sakit ketika mendapat kabar dari Azril, dan juga dia yang mengantar anak laki-laki yang sudah ditolong oleh Qois dan Diana.

"Kamu ngapain ngelindungi aku segala, jadi gini kan Mas." Dibalik sedih dan khawatirnya Diana kepada Qois. Dia juga kesal kepadanya, mengapa dia memilih keputusan yang membahayakan dirinya.

"Mas, kata dokter keadaan Mas Qois sekarang gimana?" tanya Diana.

Arfan yang ikut menjaga Qois pun menjawab, "kata dokter kondisinya mulai membaik."

Diana bersyukur mendengarnya. Namun, rasa bersalah itu semakin besar ketika mengingat dia tidak pernah bersikap baik kepadanya.

Kenapa Diana sekhawatir ini dengan Qois. Dia rasa ini sedikit berlebihan. Oh tidak, jangan bilang Qois berhasil menaklukkan hati Diana. Seperti lagu yang Qois nyanyikan.

'Aku bisa membuat mu jatuh cinta kepadaku meski kau tak cinta'

Diana menggelengkan kepalanya saat memori itu memutar kembali ke malam itu, dimana Qois bernyanyi dengan penuh penghayatan disetiap liriknya.

Diana kembali melihat pria yang sedang mengenakan baju khusus pasien itu. "Maaf mas, semua ini gara-gara aku." Lagi, lagi dan lagi. Diana terus menyalahkan dirinya atas kejadian yang menimpa Qois.

"Ingat Diana, semua yang terjadi ini  atas kehendak Allah, jangan terus menerus menyalahkan diri kamu sendiri. Lebih baik kamu berdoa, minta sama Allah supaya keadaan mas Qois semakin membaik." Diana mengangguk. Benar kata Fiza, yang Qois butuhkan saat ini bukan penyesalan Diana. Melainkan Doa dari orang-orang terdekatnya.

"Satu lagi, kalau mas Qois sudah sadar, dan juga seterusnya kamu jangan galak-galak ya." Pesan Fiza.

Azril yang sedari tadi tak bersuara itu, menggelengkan kepalanya melihat sahabatnya. Sepertinya rencananya itu akan berhasil.

"Iya iya," jawab Diana.

"Katanya kalau orang sakit apa yang dia pingin kalau diwujudkan itu bisa cepet sembuh. Bener gak ya?" tanya Fiza.

"Ada bener ya juga sih. Misal aja orangnya itu ga mau makan, kita bisa nanya ke orang itu mau makan apa, kita tinggal beli deh."

"Iyap, nanti kalau mas Qois minta sesuatu kamu mau penuhin?"

"Insyaallah aku penuhin."

HORE....

Seseorang bersorak dalam hati ketika mendengarkan ucapan Diana. "Kalau aku mau kamu jadi istri aku, kamu bakal penuhin?"

Kekasih Halalku [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang