24- Drama Ikan Lele

587 45 1
                                    

Fiza tak berhenti senyum senyum sendiri. Entah mengapa hatinya sangat bahagia saat melihatnya.

"Aaaaa.... Lucunya."

"Fiza janji, akan merawat kalian dengan penuh cinta."

Tanpa disadarinya, sedari tadi Azril berada didepan Fiza dengan menatapnya heran.

"Dimana letak lucunya ya? Kok bisa Lele item gitu dibilang lucu."

Fiza yang mendengarnya langsung mencari keberadaan suara itu. ketika telah ditemukan, Fiza langsung memberikan lirikan yang sangat tajam kepada sang suami. Ia tak terima dengan ucapannya.

"Kalau mas Azril nggak suka sama ikan Fiza diem aja deh!!" Setelah mengatakannya, Fiza kembali mengabaikan sang suami. Kini ia lebih tertarik pada ikan-ikan di depannya daripada suaminya sendiri.

"Dirawat dengan penuh cinta juga katanya."

"Mas Azril gausah iri."

Azril tertawa, mana mungkin ia iri pada ikan-ikan itu. Tapi, bagaimana jika Fiza terus-terusan mengabaikannya seperti ini. Masa sih pesona seorang Azril terkalahkan dengan ikan lele.

"Oh gitu, yaudah.. Nanti kalau kamu pengen sesuatu jangan minta ke Mas, mintanya ke ikan mu itu."Ucap Azril membuat Fiza berdiri menghadap kepadanya.

"Kok gitu?" sahut Fiza.

"Sekalian aja nanti tidurnya sama ikan-ikan yang kamu rawat dengan penuh cinta itu."

Mata indah itu mulai berkaca-kaca, bahunya pun mulai bergetar. Ucapan Azril tadi sangat menyakiti hatinya.

"Mas Azril tega sama Fiza, Fiza lagi hamil bukannya perhatian malah disuruh tidur sama ikan."

Melihat tingkah istrinya itu membuat Azril ingin tertawa. Tapi, disatu isi ia merasa bersalah membuatnya menangis. Tak seharusnya ia memancing kekesalan sang istri.

Azril mendekati sang istri, diusapnya rambut Fiza dengan lembut. Kemudian, Azril mengecup kening Fiza singkat dan berkata, "Maafkan Mas ya sayang,"

"Pergi!! Nggak usah cium-cium Fiza!!" ucap Fiza sembari mendorong tubuh Azril agar menjauh darinya.

Namun, Azril tak berhenti disini. Ia terus mendekat lalu membawa Fiza kepelukannya.

"Maaf, Mas nggak bermaksud buat melukai hati Fiza. Tadi Mas cuma bercanda, mana mungkin Mas benar-benar nyuruh istri yang sangat Mas sayangi ini tidur sama ikan."

"Terus Fiza tidur sama siapa nanti?" tanya Fiza disela tangisnya.

"Tidur sama lele."

"Ih..... Mas Azril!!"

Azril mencubit hidung Fiza gemas."Sakit mas!"

"Terus Fiza nanti tidur sama siapa?!"

"Kenapa kamu masih nanya sih sayang, ya kalau itu pasti sama pria yang sangat beruntung bisa memiliki kamu."

Akhirnya, Azril berhasil memunculkan kembali senyuman sang istri. Senyuman manis yang membuatnya candu.

"Mas."

"Iya sayang."

"Ikan lelenya dibunuh aja ya."

Azril terkejut mendengarnya."Loh, kenapa?

"Fiza takut mas Azril nggak mau tidur sama Fiza lagi, terus nyuruh Fiza tidur sama ikan."

Azril terkekeh, Istrinya sangat menggemaskan sekali bukan.

"Tapi kasian ikannya, kamu sudah janji mau merawat mereka dengan penuh cinta."
Mulai lagi kan, baru saja minta maaf.  Jangan sampai habis ini Fiza marah lagi, pasti lebih sulit untuk membujuknya.

"Udah cukup mas Azril saja yang Fiza rawat dengan penuh cinta. Lagipula cintanya Fiza kan cuma untuk mas Azril, ga akan Fiza bagi-bagi."

Azril tersenyum bahagia, kemudian mengecup bibir Fiza membuat wanita dihadapannya itu terdiam.

Tanpa disadarinya, dia telah membuat Azril jatuh cinta terus menerus pada wanita yang sama. Nafiza, Bidadari surganya kelak.

********

Kini Azril dan Fiza telah berada di kamarnya. Azril menjadikan tangannya sendiri sebagai bantal istrinya. Fiza tidak bisa berkata-kata selain menatap wajah suaminya dengan senyuman yang tak pernah pudar di wajahnya.

"Sayang."

"Hmmmm."

"Mas mau bicara sebentar, boleh?" Fiza mengangguk mengiyakan.

"Jika nanti Mas ga bisa terus nemenin Fiza, Fiza jaga diri baik-baik ya."

"Itu pasti dong..." sahut nya.

"Apapun yang Fiza lakukan---"

"Harus hati-hati dan Fiza gak boleh melakukan hal yang membahayakan diri Fiza sendiri. Itukan yang mau mas Azril ingatkan ke Fiza. Fiza sudah hafal mas."

"Ada tambahan, apalagi sekarang ada buah hati kita di rahim Fiza. Jadi harus ekstra hati-hati ya. Mas nggak mau sesuatu hal yang buruk terjadi pada kalian berdua."

"Fiza selalu ingat dan berusaha melakukan itu semua."

Azril membawa Fiza kedalam pelukannya, sungguh pelukan yang sangat hangat. Keduanya merasa sangat beruntung Sang Pencipta menyatukan mereka.

Ya Rabb, lindungilah keluarga kecil hamba, terutama istri dan calon anak hamba. Hanya kepadaMu-lah hamba memohon dan hanya kepadaMu-lah hamba berharap.

"Kamu gak pingin sesuatu sekarang?"

"Nggak kok mas."

"Kalau pengen sesuatu bilang sekarang ya, keburu mas tidur nanti."

"Nggak mas. Fiza nggak akan ganggu tidur mas Azril lagi kok."

Okey, awas saja Fiza malam-malam membangunkan Azril dari mimpi indahnya. Merengek kepada sang suami untuk menuruti keinginannya saat itu juga.

"Mas."

"Iya sayang," sahut Azril.

"Fiza hanya minta satu permintaan yang harus Azril kabulkan saat ini, boleh?"

Nah loh, padahal belum 1 menit tadi Fiza mengatakan bahwa ia tak menginginkan sesuatu. Bumil yang satu ini memang beda dari yang lain. Azril harus benar-benar sabar menghadapinya.

"Boleh, Fiza mau apa ?" jawab Azril lembut.

"Ini permintaan Fiza yang terakhir, Fiza janji."

"Loh, kok terakhir? Meskipun Fiza memberikan banyak permintaan selagi mas bisa kabulkan, pasti mas kabulkan satu persatu."

"Kalau gitu Fiza ga jadi janji deh," ucapnya sembari menyengir.

"Mas....Mungkin ini bukan permintaan Fiza yang terakhir tapi permintaan Fiza ini harus mas Azril kabulkan ya."

"Insyaallah, apa itu sayang?"

Fiza tak kunjung mengatakan, dia menatap wajah Azril lekat. Terlihat dengan jelas mata Fiza penuh dengan harap. Raut wajahnya pun mulai berubah membuat Azril memikirkan kira-kira apa yang akan di minta oleh istrinya.

"Sayang, apa yang kamu inginkan?"

"Yang Fiza ingikan itu Mas Azril jangan pernah tinggalin Fiza ya."

"Sumber kebahagiaan Fiza itu ada di mas Azril, jika sampai mas Azril meninggalkan Fiza, hidup Fiza mana mungkin bahagia. Fiza nggak mau itu," ujarnya dengan suara bergetar menahan tangis.

"Lihat wajah Mas." Fiza menggeleng lemah. Ia tak ingin Azril mengetahui bahwa dirinya menangis.

"Sayang, lihat wajah mas sebentar saja."

Perlahan Fiza mendongakkan wajahnya lalu melihat wajah Azril seperti permintaannya.

"Mas Azril tidak bisa berjanji untuk tidak meninggalkan mu. Tapi, selama mas masih diberikan umur oleh Allah, mas janji akan berusaha untuk selalu bersamamu, melindungi mu juga membahagiakamu." ucapnya yang diakhiri dengan kecupan yang mendarat di kedua mata pujaan hatinya.

"Percayalah itu."

********

Kekasih Halalku [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang