14-Harapan Cinta

2.6K 112 6
                                    

"Emangnya mau banget di cium ya?" Bisiknya di telinga Fiza.

Byar...

Malu sudah!! Rasa malu tak bisa di hindari oleh Fiza. Fiza ingin membuka matanya, namun tak ingin melihat wajah Azril yang pastinya akan menertawainya. Jika Fiza terus memejamkan mata, itu tidak mungkin. Tak ada pilihan lain, mau tidak mau dia harus memelihat ekspresi pria yang ada di hadapannya itu.

Bismillah, Fiza membuka matanya yang terpejam. Benar sekali, ketika matanya terbuka sempurna terlihat Azril tertawa lebar menertawai kebodohannya.

Fiza yang tak mampu menahan malu, berlari keluar kamar meninggalkan Azril yang masih tak henti tertawa.

Saat sarapan pun Fiza tak bisa menyembunyikan rasa malunya. Wanita itu tertunduk malu tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.
Sedangkan Azril yang sedari tadi tidak mengalihkan pandangannya pada Fiza dengan senyum yang tak pudar dari bibir.

Fiza berusaha tidak menghiraukan tatapan serta senyuman Azril yang seakan menggodanya. Ia memulai memakan makanannya setelah membaca doa sebelum makan.

Baru tiga suapan, Fiza menghentikan makannya. Wanita itu menoleh ke arah Azril yang masih menatapnya tanpa menyentuh makanan yang telah tersedia di hadapannya. Kemudian wanita berjilbab biru itu kembali menunduk.

"Jangan liatan Fiza gitu Mas...Mending makanannya dimakan deh biar gak dingin." Azril masih enggan membuka suara. Dan masih dengan kegiatan yang sama, memandang wajah ayu istrinya.

"Ayolah Mas... jangan gitu, Fiza jadi tambah malu," katanya jujur.

Meskipun Fiza menunduk, terlihat jelas semburat merah merona di pipinya. Azril yang melihatnya tertawa kecil.

"Tuh kan...."

"Hahaha... kenapa harus malu?" Akhirnya Azril membuka suara.

"Karena Mas Azril buat Fiza jadi malu."

"Lah, kok jadi saya?"

"Tau ah... Fiza mau makan sama Bibi aja," ucapnya seraya bangkit dari duduk dengan membawa piring yang di atasnya masih belum sepenuhnya habis.

"Ciee ngambek." Fiza menatap Azril sekilas. Kemudian melangkahkan kakinya menuju dapur.

"Fiza, disini saja temenin saya sarapan," pinta Azril. Tak ada respon sama sekali dari Fiza. Dia tetap tak hentikan langkah kakinya.

"Masa saya sarapan sendirian."

"Makan di sini saja."

Diam-diam Fiza mengukir senyum ketika mendengar Azril yang mencoba membuatnya kembali duduk dan sarapan bersamanya.

Sebenarnya, Fiza tidak marah kepada Azril. Dia hanya pura-pura saja. Fiza harap dengan cara itu mampu membuat Azril berhenti menatap Fiza dengan bidikan mata tajam miliknya yang mampu membuat Fiza tidak nyaman.

"Istri tidak boleh mengabaikan permintaan suami." Fiza menghentikan langkahnya. Sebelum membalikkan badan. Wanita itu mengambil napas dalam kemudian dihembuskan secara perlahan. Tak lupa Fiza mendatarkan wajahnya.

"Fiza mau nemenin Mas Azril, asalkan Mas nggak akan liatin Fiza terus," kata Fiza setelah badannya berbalik seratus delapan puluh derajat.

Azril terkekeh mendengar persyaratan yang dilontarkan Fiza."Kalau itu bisa diatur."

Fiza mendudukkan tubuhnya. Kini meraka sedang asyik menyantap makanannya.

"Oh ya, gimana kalau nanti malam jalan-jalan?" tanya Azril disela sarapannya.

Fiza terdiam, menatap Azril tak percaya. Apa itu benar? Azril tidak berbohong kan?

"Gimana?"

Azril ternyata benar mengajaknya keluar nanti malam. Bolehkah Fiza bahagia saat ini?

Kekasih Halalku [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang