10-Hobi Baru Azril

2.8K 140 5
                                    

Beberapa hari yang lalu Salwa menemui Azril di kantor. Kemudian beliau mengatakan bahwa ada hal penting yang akan di sampaikan. Azril menebak bahwa hal penting itu tentang wanita yang membuatnya merasakan rasa bersalah kepada Hana karena tidak menepati janji untuk setia menunggunya.

Ternyata tebakannya salah. Mamanya bukan ingin membicarakan perihal Nafiza. Namun, ia di minta untuk menghadiri acara kajian di masjid tak jauh dari rumahnya. Azril menuruti perintah wanita yang telah mengandungnya selama 9 bulan itu.

Setelah selesai dengan pekerjaannya, Azril pulang terlebih dahulu untuk membersihkan tubuhnya. Kemudian berangkat menuju masjid yang cukup besar itu sebelum adzan maghrib dikumandangkan.

Sebuah parkiran masjid telah dibanjiri puluhan kendaraan. Alhamdulillah, parkiran masih cukup untuk memarkirkan beberapa mobil lagi. Sehingga Azril tidak perlu memarkirkan mobilnya di lapangan yang digunakan untuk tempat parkir sementara.

Acara akan dimulai setelah sholat maghrib berjamaah. Setelah itu, dimulailah acara kajian tersebut yang bertemakan 'kunci rumah tangga yang berkah'

Azril terhenyak mendengar setiap ucapan yang disampaikan. Sungguh dia merasa sangat berdosa karena telah lalai dalam menjadi imam yang baik untuk makmumnya.

Azril paham mengapa Mamanya memerintahkannya untuk mendatangi kajian ini. Mungkin dengan cara inilah Azril mampu menyadari bahwa selama ini yang dilakukannya itu salah.

Semenjak itu lah Azril berusaha menjadi imam yang baik untuk Nafiza. Tapi, bagaimana dengan wanita yang selama ini masing mendiami relung hatinya dan tak pernah enyah dari pikirannya?!  Apa dia rela melupakan semua kenangan dan mimpi-mimpinya bersama Nada?

Ya Allah maafkan hamba telah lalai dalam menjadi imam. Dan jika hamba boleh memohon kepadaMu, kali ini saja tolong hamba untuk melupakan perasaan yang seharusnya tidak pernah ada. Agar mudah hamba membuka kembali hati hamba untuk seseorang yang telah menjadi pelengkap iman hamba.

****

Ketika Azril memerintahkan Fiza untuk masuk, tak ada suara yang terucap dari kedua insan tersebut. Azril tetap menatap layar handphonenya. Namun berbeda dengan Fiza, sudah kali kedua ia keluar kamarnya. Wanita yang sedang mengenakan piyama panjang lengkap dengan hijab instannya itu, kini sedang berjalan ke arah pintu.

"Kamu mau kemana lagi?" tanya Azril ketika menyadari istrinya ingin keluar kamar untuk ke tiga kalinya.

"I--itu mau ke..." Fiza mengantungkan ucapannya. Ia sedang mencari jawaban yang pas.

"Udah, jangan keluar terus!! Besok kamu ngajar kan?! tidur sana!!" perintah Azril.

Fiza menghela napas. Fiza menurut apa yang diperintahkan suaminya. Kemudian dia membalikkan badannya berjalan menuju ranjang. Lalu, merebahkan tubuhnya.

Sebenarnya Fiza tidak mengantuk saat ini. Namun, ia paksakan untuk  memejamkan matanya.

Sudah 30 menit lamanya ia tetap tidak bisa untuk tidur. Fiza kembali membuka matanya.

"Kenapa masih belum tidur?!" tanya Azril mampu mengangetkan Fiza.

Loh...kok Mas Azril bisa mengetahui bahwa Fiza masih belum tidur? Sedangkan posisi Fiza kini sedang badan membelakanginya. 

Fiza mendudukkan tubuhnya disamping ranjang. Ia menoleh ke arah pria yang kini telah berkutat dengan laptopnya.

"Kenapa tidak dijawab?" tanya Azril tanpa melihat lawan bicaranya itu.

"Eum... Fiza gak bisa tidur, Mas."

"Tinggal tutup mata saja gak susah kan?!"

"Tetap saja gak bi--" Azril memotong ucapan Fiza.

"Apa perlu saya jadi guling kamu biar kamu bisa tidur?" tanya Azril membuat jantung Fiza berdetak lebih kencang. Gadis itu memalingkan wajahnya menyembunyikan pipinya yang mulai memanas.

Cukup lama Fiza tidak merespon. Azril tak dapat mencegah dirinya untuk menoleh ke arah Fiza. Tanpa sadar kedua sudut bibir Azril terangkat, mengukir seulas senyuman tipis.

"Udah tidur sana, nggak usah mikirin saya!!"

Ah.... ingin sekali Fiza kabur dari suasana seperti ini. Disatu sisi, hati Fiza tak henti mengucapkan syukur karena doa yang dipanjatkan selama ini akhirnya di ijabah oleh Allah.

Atas perubahan suaminya, Fiza merasa bahwa Azril mencoba menerima Fiza sebagai pelengkap imannya.

"Masih belum tidur juga?!" Dengan segera wanita membaringkan tubuhnya kembali. Lalu, menutup kedua mata teduhnya.

*****

Mata Fiza terbuka secara perlahan ketika mendengarkan kalam Allah yang dilantunkan sangat indah.

Fiza menoleh ke arah samping ranjangnya. Fiza melengkungkan bibirnya membentuk bulan sabit, ketika pemandangan yang tak pernah dilihatnya kini benar-benar dirinya melihat dengan mata kepala sendiri.

Fiza menatap Azril cukup lama, hingga tak menyadari bahwa pria yang sedang duduk diatas sajadahnya itu telah selesai membaca mushaf Al-Qur'an.

"Udah jangan lama-lama ngeliatinnya!!"

Untuk kesekian kalinya Azril berhasil membuat pipi Fiza merah merona.

Kenapa harus ketahuan sih? Tanya Fiza dalam hatinya.

Entah mengapa akhir-akhir ini Azril sering mengucapkan kata-kata yang mampu membuat Fiza tersipu malu.

"Ah.. eng--enggak," jawab Fiza gugup.

"Nggak salah kan?!"

Azril tersenyum melihat Fiza yang sedang berusaha menormalkan degub jantungnya.

Dirasa jantung Fiza masih berdetak tak beraturan, dengan segera ia turun dari ranjangnya dan berjalan menuju kamar mandi. Ya, cara itu yang sering Fiza lakukan ketika berada pada situasi seperti ini. Kabur...

Menggemaskan. Batin Azril

*****

ASSALAMUALAIKUM....☺

AUTHOR MAU NANYA NIH...

APA CUMA AUTHOR YANG BACANYA SAMBIL SENYUM-SENYUM????😂

JANGAN LUPA BACA PART SELANJUTNYA YA😊

SYUKRON YANG SUDAH BACA😙😙

JADIKAN AL-QUR'AN SEBAGAI BACAAN UTAMAMU

Kekasih Halalku [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang