20- Sepuluh Anggota

2.7K 110 8
                                    


"Mas."

"Hmm.."

"Mas."

"Iya."

Azril menyahuti tanpa menoleh ke arah Fiza dan itu cukup membuat Fiza kesal karena merasa diabaikan.

"Mas Azril..." Fiza kembali memanggil Azril dan kali ini dengan suara merajuk sekaligus kesal.

"Iya sayang, ada apa?" ucapnya lembut membuat hati Fiza berdesir hangat.

"Mas, Fiza mau beli bolpoin ya?" tanyanya dengan senyuman yang masih terpancar di wajahnya.

"Nggak perlu beli, pakai saja bolpoin aku."

"Eumm... Fiza mau beli aja Mas."

"Loh... Pakai aja nggak papa, bolpoinnya ada di meja ruang kerja."

"Fiza sekalian mau beli barang keperluan lainnya, Mas."

"Yaudah kalau gitu, nggak papa."

Seketika senyuman itu pudar dan akhirnya menghilang. Ia mulai bergumam kecil.

Kemudian, dia berjalan hendak mengambil tas slempangnya yang tergantung rapi.

Fiza tak sadar bahwa Azril masih memperhatikannya. Azril tersenyum kecil melihat tingkah Fiza yang menggemaskan seperti itu.

Setelah mengambil tasnya, Fiza kembali berjalan ke arah Azril. Ketika tepat dihadapan Azril, Fiza mencium tangan suaminya dan tanpa sepatah kata yang keluar dari mulutnya, dia langsung melangkah keluar dari ruangan.

Belum jauh Fiza meninggalkan Azril, tiba-tiba Azril menghentikan langkah Fiza dengan cara memeluk istrinya dari belakang.

"Ciee yang kerjaannya ngambek terus sekarang."

Apa?? Kerjaan Fiza ngambek terus??

Fiza melepas tangan yang sedang melingkar di perutnya. Lalu, membalikkan badan.

"Mas Azril kok bilang gitu sih?"

"Tapi bener kan yang aku bilang? Gak salah kan?"

Kekesalan Fiza semakin memuncak. Ia membuang muka, tak ingin menatap wajah Azril.

"Mas Azril gak bener-bener sayang sama Fiza ya? Apa yang Mas Azril ucapin dulu cuma buat nyenengin Fiza kan?" ucapnya lirih.

Azril menggaruk rambutnya frustasi. Bukannya membujuk istrinya yang sedang ngambek, malah menggodanya dan berakhir semakin rumit seperti ini.

"Mas Azril kok gak jawab?"

"Mas Azril bilang cuma buat nyenengin Fiza kan?" tanyanya kembali.

Azril menghela nafas sebelum menjawabnya. "Apa yang kamu ucapin itu salah."

"Kalau sayang, kenapa Mas Azril biarin Fiza keluar tanpa Mas Azril?Kenapa Mas Azril gak cegah Fiza kalau memang Mas Azril gak bisa anterin Fiza?"

Duh... Azril dibuat bingung sendiri akan ulahnya saat ini. Dan akhirnya Azril terpikir satu cara untuk menyingkirkan suasana ini.

Azril akan memulainya dengan menarik punggung Fiza, sehingga mereka semakin dekat. Fiza terkejut, ia menatap Azril tak percaya.

Perlahan Azril mendekatkan wajahnya. Kemudian mengecup lembut bibir Fiza singkat.

"Ana Uhibbuki Fillah Ya Zaujati," ucap Azril lembut seraya menatap manik mata Fiza.

Fiza menegang ditempat. Hatinya meleleh. Ribuan bunga bermekaran  di dalamnya.

Fiza memalingkan wajahnya. Ia tak mau Azril melihat wajahnya yang sudah memerah seperti kepiting rebus karena ucapannya tadi.

Melihatnya membuat kedua sudut bibir Azril melengkung membentuk lengkung senyum.

Kekasih Halalku [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang