3-Tuduhan

2.9K 151 5
                                    

Jangan lupa vote dan komennya😊

*****

Azril sedang mencari sesuatu yang menurutnya sangat berharga. Namun nihil, barang tersebut tak kunjung di temuinya.

Azril mengingat-ngingat terakhir dimana ia menaruh surat-surat itu. Ternyata, surat itu dia letakkan di atas meja. Meja kerjanya kini telah rapi dan retinanya tak menangkap adanya surat-surat itu.

Azril keluar dari ruang kerjanya lalu berjalan menuju dapur untuk menemui Fiza.

Kini Azril telah berada di dalam dapur. Fiza yang menyadari keberadaan Azril langsung membalikkan badannya dan bertanya, "ada apa Mas?"

Azril memberikan tatapan yang sangat tajam, sehingga membuat Fiza menundukkan kepalanya. Entah, Fiza tak mengerti maksud dari tatapan tersebut.

"Kamu kan yang merapikan meja saya?? berani sekali kamu membuang semua surat yang ada di meja saya!!!" bentak Azril.

Masih dalam keadaan menunduk Fiza mengerutkan keningnya tak mengerti yang dimaksud suaminya itu. "Maksud Mas surat yang mana?? Fiza gak pernah buang surat-surat punya Mas Azril," ucapnya.

"Jangan bohong!!! Kamu pasti tidak suka jika saya masih menyimpan surat-surat itu sehingga kamu membuangnya kan?!! Jujur saja!!"

"Astaghfirullah, Mas. Waktu Fiza merapikan meja kerja Mas Azril, Fiza gak menemukan surat yang Mas Azril maksud, apalagi sampai membuangnya." Fiza menjelaskan kepada Azril.

Sepulang kerja Fiza memang merapikan meja kerja Azril. Namun, Fiza tidak menemukan surat yang Azril maksud, apalagi sampai membuang surat itu. Apa yang dituduhkan Azril itu tidak benar!!

"Gak usah ngelak!! saya cuma minta kamu jujur!!!" Fiza memberanikan diri untuk mendongakkan kepala menatap Azril. Sungguh tubuhnya saat ini gemetar ketika melihat kilatan amarah di mata Azril.

"Tapi Fiza gak ngalakuin apa yang semua Mas Azril katakan," ucap Fiza sembari terisak.

"Gak usah pakek drama nangis-nangis segala!!! Percuma kamu nangis, saya tetap tidak merasa kasihan kepadamu.  Dan jangan harap saya akan memaafkan semua perlakuanmu itu. Satu lagi, jangan pernah sentuh barang pribadi saya!!" Setelah puas membentak Fiza, Azril melenggang keluar dari dapur meninggalkan Fiza yang masih berada diposisinya dengan air mata yang sedari tadi meluncur bebas dari dua pelupuk matanya.

Tak lama kemudian, Fiza mendengar suara pintu yang di tutup dengan sangat kasar.

Semakin deras mata Fiza mengeluarkan cairan bening. Cukup sikap Azril kepada Fiza yang membuat hatinya sakit, jangan sampai membuat hati Fiza menjadi hancur.

*****

Ponsel Azril berdering untuk kesekian kalinya. Entah Azril tidak mengetahui siapa yang menelfonnya berkali-kali.

Merasa terganggu dengan deringan tersebut, Azril mengambil ponselnya dan hendak mematikan benda persegi panjang tersebut. Namun, Azril mengurungkan niatnya ketika ia melihat nama yang tertera di benda pipih itu.

Azril menggeser panel berwarna hijau. Terdengar suara perempuan mengucapkan salam. Azril pun menjawabnya.

"Kenapa telfon Mama baru diangkat? Kamu ada dimana sekarang? Kenapa semalam gak pulang? Kamu lagi ada masalah sama Fiza? Masalah apa emangnya?"

Azril menghela nafas mendengar semua pertanyaan yang Mamanya lontarkan. "Mau dijawab yang mana dulu ni Ma?"

"Gak usah dijawab dulu!! kamu kesini sekarang!! ke rumah sakit."

"Emang siapa yang sakit, Ma?? Mama sakit? atau Papa yang sakit??" tanya Azril dengan nada khawatirnya.

"Menantu kesayangan Mama yang sakit, tadi Fiza pingsan di sekolah."

Mendengar nama wanita itu membuat pikirannya kembali mengingat kejadian semalam. Perasaan khawatir Azril berubah menjadi kesal. "Azril gak bisa, masih banyak kerjaan."

"Gak usah banyak alasan!! Mama tau sekarang kamu lagi gak di kantor. Pokok sekarang kamu harus kerumah sakit!! Awas saja kalau kamu gak dateng!!"

"Tap--" sambungan terputus sepihak oleh sang Mama.

*****

Kini Azril tengah duduk di kursi yang terletak di depan ruangan dimana Fiza dirawat.

Sudah 15 menit Azril duduk dikursi tersebut, tak ada niatan untuk membuka pintu ruangan dan masuk menemui yang wanita yang menurutnya tak pandai dalam menutupi kebohongan.

"Zril?!" panggil seseorang sembari menyentuh pundak Azril.

Azril yang sedikit terkejut pun menoleh. "Eh, Mama."

Salwa menatap Azril dengan tatapan menyelidik. Azril yang merasa aneh dengan sikap mamanya pun bertanya, "kenapa Ma??"

"Kamu ngapain disini??" tanya Salwa.

"Kan Mama yang maksa Azril. Padahal Azril gak mau kesini. Gak penting."

Salwa menggelengkan kepala. "Maksud Mama bukan itu. Kenapa kamu masih di luar?? Kok gak masuk?? Sana temuin Fiza!!"

Dengan terpaksa Azril berjalan memasuki ruangan dimana terdapat seorang wanita yang sedang terbaring lemah.

Ketika Azril hendak mendudukkan tubuhnya di sofa, Salwa menatapnya tajam. Lalu tatapan tersebut beralih ke kursi yang terletak di sebelah brankar. Azril menggerti maksud Salwa.

Pria itu menghembuskan nafas panjang, kemudian berjalan menuju kursi tersebut. Lalu ia mendaratkan tubuhnya di kursi berwarna putih itu sambil mengotak atik ponselnya.

Tak lama kemudian, wanita yang berada dihadapannya membuka kelopak matanya secara perlahan.

"Ma-mas Az-zril?"

*****

ASSALAMUALAIKUM....😊

GIMANA BUAT PART INI?

GA KEBAYANG PERASAAN FIZA SAAT AZRIL MENUDUH APA YANG TIDAK DILAKUKANNYA.

UNTUNGNYA FIZA SANGAT SABAR MENGHADAPI AZRIL.

SYUKRON YANG MASIH SETIA MEMBACA KEKASIH HALALKU.

JADIKAN AL-QUR'AN SEBAGAI BACAAN UTAMAMU

Kekasih Halalku [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang