kalian tahu rasanya diasingkan? itulah rasa yang sedang Johnny alami sekarang
karena banyaknya rumor dan banyak hal yang tidak diinginkan terjadi. agensinya memilih untuk memindahkan Johnny ke sebuah rumah di pinggiran kota. bahkan mereka merilis konfersi pers untuk meyakinkan kembali bahwa tidak ada yang berkencan dan Ten hanyalah figur teman lama Johnny.
Johnny merasa agensinya belum gila untuk men-disband grupnya lagipula NCT telah membuat agensinya kembali makmur. jadi mereka memilih untuk mempertahankannya walaupun banyak orang sudah menatap rendah mereka. dan Johnny tak bisa menyalahkan itu.
Johnny duduk termenung di teras belakang, ia berada di rumah paling ujung. ia cukup yakin tak terlalu banyak yang akan lewat, apalagi dalam kesunyian malam seperti ini.
tak banyak yang ia pikirkan, ia memikirkan teman temannya yang mungkin sedang berlatih sampai larut malam. ia memikirkan Jaehyun.
ah ya Jaehyun. itu terasa aneh. ia tak ingin memilih antara teman baiknya atau orang lain. dalam kasus ini Ten adalah "orang lain" tersebut. Johnny telah mengenal Jaehyun lebih lama dari siapapun. ia tak kaget Jaehyun enyukainya, yang ia pikirkan bagaimana ia masih bertahan padanya mungkin hingga detik ini. dan Ten...
Johnny berdecih pelan ketika figur seorang lelaki muncul di pikirannya. ia tak ingin lelaki itu bermacam macam lagi. sudah cukup dengan ini semua. ia tak ingin Ten.
ia tak ingin dipeluk, dicium, mendengar alunan suara Ten ketika terbangun, ia juga tak ingin bisa memeluk tubuh yang mungil itu ketika lelaki itu sedang tertidur pulas. Johnny terdiam, ia merasa jantungnya berdegub kencang. pipinya terasa panas, mungkin kalau ia berkaca dapat dilihat pipinya berwarna merah.
mungkin memang pikirannya menolak itu, tetapi hatinya berkata yang sebaliknya.
***
Taeyong terdiam melihat makanan di depannya, harusnya Ten sampai sejak setengah jam yang lalu. Taeyong melihat jam tangannya sambil menghela nafas berat. ia tak ingin berpikir macam macam, tetapi ia tak ingin duduk saja menunggu dengan tidak pasti.
Taeyong tak mendapat pesan lagi dari Ten sejak ia mengirim pesan terakhir. Ten sepertinya tak membuka hanphone lagi. semua panggilannya tak ada yang dijawab. Taeyong berbohong kalau ia bilang ia tidak khawatir.
akhirnya ia membuat keputusan, ia berdiri dan berjalan keluar restoran mewah itu. ia menghiraukan beberapa pegawai yang berteriak padanya untuk membayar. ia hanya terus berjalan sampai ke dalam mobilnya. dan langsung menjalankan mobil itu dengan kecepatan penuh. sampai akhirnya berhenti di depan apartemen yang terasa seperti rumah keduanya.
Taeyong dengan cepat berlari kedalam menaiki lift dan berlari di koridor nan gelap di sana. sampai akhirnya berhenti di depan kamar Ten.
ia mengetuk pintu perlahan, "Ten?"
tak ada jawaban dari dalam. Taeyong merasa jantungnya ingin copot karena semua hal ini. "Ten jangan main main ?!"
hal baiknya ia diberi kunci cadangan apartemen itu. "Ten kalau kau tak menjawab aku akan masuk" katanya sambil mengeluarkan kunci itu. setelah beberapa detik tak ada jawaban. Taeyong memasukkan kuncinya, dan membuka pintu di depannya.
saat masuk ia hanya melihat kegelapan. ia meraba dinding sampai menemukan stop kontak. saat menemukannya ia menyalakannya. ia melihat sekitarnya. semuanya masih rapih. tak ada benda yang tergeser di dapur dan ruang tamu.
Taeyong melirik ke kamar Ten. ia berdiri di depan pintunya dan memegang gagang pintunya. ia sedikit bingung karena ternyata kamarnya tak terkunci juga. ia melirik ke dalam dan hanya bisa menemukan kegelapan lagi.
Taeyong membuka lebar lebar pintunya, dan menyalakan lampunya. keadaan bertambah aneh karena kamar Ten juga masih rapih. dan ia sama sekali tak menemukan lelaki itu.
ia dapat melihat handphone Ten berada di atas meja. ia juga dapat melihat kedua kamera milik Ten masih rapih di dalam tasnya. Taeyong membuka tas laptop Ten mendapati kedua laptop Ten masih berada di dalam sana.
Taeyong terdiam, ia sama sekali tak mengerti. Ten menghilang begitu saja.
Taeyong dengan lemas duduk di kasur Ten, ia berpikir kemana kira kira Ten berada.
"kamu di mana Ten..." ia sama sekali tak mempunyai ide di mana lelaki itu berada.
aneh bukan, Ten tak pernah ingin berbicara dengannya tentang rahasianya atau perasaannya. padahal Taeyong selalu berada di sisinya. Taeyong terdiam mulai berpikir Ten mempermainkannya.
tetapi dengan cepat menghapus pikiran buruk itu, "ia tak mungkin melakukan itu"
Taeyong dengan cepat berdiri dan berjalan keluar kamar Ten. ia tak ingin kehilangan Ten lagi, kali ini.
***
hello
udah sekitar 4 bulan gak up, trs akhirnya berdebu banget
ya maap lagi banyak banget masalah hehe.
tenang ya udah balik kok.hope you enjoy this chapter!
thank you for reading!
see you in the next chapter!bye byee~
***
KAMU SEDANG MEMBACA
𝕋𝕨𝕠 𝕊𝕚𝕕𝕖𝕤 || 𝒥𝑜𝒽𝓃𝓉𝑒𝓃 ✔
RandomMencintai adalah menerimanya apa adanya bahkan jika kau membenci salah satu sisinya, artinya itu bukan mencintai. Itu hanyalah kebohongan belaka Itulah chat seorang agen dispatch kepada seorang artis. ♠COMPLETED♠ ↬Johnny + Ten ↬BXB