NINETEEN

264 30 3
                                    

Ten mengetik beberapa kalimat di lembar kosong pada laptopnya. ya dia tak dikeluarkan oleh dispatch. walaupun rumor tentang "Johnny meminta maaf" itu trending bahkan sampai ke mancanegara. entahlah itu bisa diselesaikan dengan beberapa kata yang penuh kebohongan oleh beberapa pihak.

dan Ten? dengan mengganti statusnya menjadi "sahabat lama Johnny" dengan mudah dispatch membuat skenario tentang Johnny yang melupakan sahabatnya dan meminta maaf. sayangnya sang sahabat tak ingin menerima kata itu. entahlah dispatch yang ingin Johnny dilihat sebelah mata atau mungkin dispatch sudah gila.

mungkin yang keduanya

Ten membaca beberapa kata yang baru ia tuliskan, dokumen ini akan ia laporkan kepada atasannya dan pada akhirnya akan dipublikasikan kepada publik.

aneh, sudah dua minggu sejak kejadian terkutuk itu. dan ia tak bisa melupakannya...

tangan Ten berhenti mengetik, Ten menatap kosong pada refleksinya di layar laptopnya itu. 

Ten merasa bersalah, tapi ia juga lega. perasaan campur aduknya itu tak bisa menghilang bahkan sampai detik ini. tapi.. ada satu rasa paling dominan. 

rindu.

ia merindukan Johnny.

Ten menaikan ujung bibirnya sedikit, merasa dirinya lemah. hanya karena nama itu, mungkin air matanya akan mengalir lagi.

Ten dikagetkan dengan dering telponnya.

puji tuhan Taeyong menelpon di tengah lamunannya.

"hai Taeyong" Ten tersenyum manis setelah ia menjawab dan mendekatkan teleponnya

"hai sayang"

Ten merasa aneh, memang juga sudah 2 minggu sejak itu... tetapi...

"sudah makan?"

"ahaha... belum tae"

"kalau begitu akan kujemput kau dari sana" suara Taeyong sangat bersemangat, padahal 2 minggu ini mereka bagaikan dua kertas yang dilem

Ten mengangguk pelan, "akan kutunggu"

"dadah sayang, i love you~"

Ten tak menjawab, dan mengakhiri panggilan itu.

"i love you, Johnny Seo"

***

Taeyong tersenyum dan memegang erat ponselnya.

"kau terlihat senang jagoan?"

Taeyong menoleh dan melihat lurus ke Minhee

"Minhee hentikan, kalau iri cari pacar"

Minhee terdiam dan menghisap rokok yang telah menyala dengan perlahan. "aneh, harusnya aku yang berbicara itu padamu"

Taeyong melirik ke arah lain dan menirukan Minhee dengan ejekan. "aku melakukan ini untuknya"

"apa? aku tak mendengarnya" itu tak sepenuhnya bohong, Minhee tadi fokus pada gumam-an Taeyong sebelumnya

"aku melakukan ini untuknya" Taeyong berkata tegas

"untuknya? kau gila Lee Taeyong"

"kau nyaris menjatuhkan nama baik saah satu agensi terbaik di Korea hanya demi cintamu yang tak terbalas. kau gila tae" Minhee mencibir

Taeyong memainkan ponselnya, "aku tak peduli, buktinya Ten merasa senang sekarang"

Minhee tertawa miris, "senang? kau gila tae. ia mungkin tak dapat tidur akhir akhir ini karena merindukan john-"

"aku bilang hentikan mengatakan nama itu!" Taeyong memotong dengan cepat

"Ten harusnya sadar ia tak dapat bersama dengan lekaki itu. ditambah ia hanya mengenal dari internet. aku tak sanggup melihat Ten tersenyum padanya"

Minhee menghisap kembali rokoknya, dan menatap Taeyong. "tae... ini alasan aku tak mau bersamamu lagi"

"kau keras kepala dan hanya memikirkan dirimu sendiri" kali ini Taeyong tertawa pelan

"kau salah Minhee, aku melakukan ini untuk aku dan dia"

Minhee berdecih, ia mematikan rokoknya. Taeyong berbalik dan tersenyum manis. "aku pergi dulu"

Taeyong memegang gagang pintu dan baru teringat sesuatu.

"oh dan kembalikan pasport dan berikan surat izin meninggalkan Seoul itu kepada Cathrine. kasihan, ia tak mungkin tinggal di Seoul selamanya bukan?"

Minhee mengangguk dan kembali menyalakan rokoknya, sama sekali tak melihat Taeyong lagi

ketika terdengar suara pintu tertutup, Minhee baru membalikkan badannya dan tersenyum miring. "pria aneh"

***

halo

maaf baru bisa update :"

soalnya akhir akhir ini lg sering baca ff ateez trs ga ada ide

ya maap

semangat puasanyaa

dadah~

𝕋𝕨𝕠 𝕊𝕚𝕕𝕖𝕤 || 𝒥𝑜𝒽𝓃𝓉𝑒𝓃 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang