TWENTY TWO

193 19 1
                                    

Kalau boleh jujur, Johnny tak menganggap pengasingan ini sebagai hukuman sepenuhnya.

memang ia rindu bercanda pada Mark, bermain kejar kejaran dengan Hendery, melihat keributan antara Doyoung dan Haechan. tentunya ia juga mengkhawatirkan fansnya yang juga pasti khawatir padanya. 

tetapi dalam keadaan yang seperti ini, Johnny memang lebih memilih untuk duduk sendiri dan memikirkan semuanya dengan tenang.

Johnny duduk di terasnya, menghiraukan suara air hujan yang mengalir dengan cukup deras di atas atapnya. Johnny mengambil cangkir kopi yang baru ia buat beberapa menit yang lalu. ia menatap kosong halaman belakang rumah yang ia sedang tempati itu.

halamannya tak begitu luas, tetapi itu cukup untuknya dapat menatap bintang pada malam hari. mengingat ia tidak berada di daerah perkotaan yang membuatnya tak dapat melihat bintang secara jelas. tetapi saat ia bersama dengan Ten-

Ten lagi? Johnny memasang muka masam. ia berdiri dan berjalan ke dalam rumahnya. ia berjalan ke arah dapur dan menaruh cangkir kopinya itu. ia menghela nafas sambil menatap kosong ke cangkir kopi yang sudah setengah kosong itu.

Johnny tak mengerti, kenapa ia harus menghubungkan semua halnya itu pada Ten? ia sudah berjanji tak ingin mengingat apapun tentang lelaki bertubuh pendek itu. tentang caranya tersenyum, suaranya ketika tertawa, muka lucunya ketika sedang tertidur atau- ahh kenapa itu sangat susah?

Johnny tak bisa menghentikan otaknya untuk memutarkan kembali sebuah skenario antara dia dan Ten. cara Ten meminta dengan memajukkan bibirnya. cara Ten menggambar abstrak yang sejujurnya Johnny tak bisa mengerti, tetapi ia selalu mengatakan itu gambar yang menarik. atau hanay dengan kehangatan Ten ketika berada dalam pelukkannya.

Johnny memukul keras meja yang terbuat dari keramik itu. "sialan" ia begumam. ia berkata itu karena sekarang tangannya kesakitan dan karena ia dapat merasa jantungnya berdegup dua kali lebih kencang karena skenarionya itu.

Johnny memijit pelan tangannya yang kesakitan dan mengadahkan kepalanya ke atas. "kenapa aku tak bisa berhenti memikirkanmu..."

Johnny memang membenci dispatch. ia membenci mereka karena telah melankah terlalu jauh untuk privasi ia dan teman temannya. bahkan tak segan segan mengeluarkan berita palsu untuk menjatuhkan satu atau beberapa pihak. ia membenci mereka. tetapi...

Johnny berteriak kencang, ia memukul meja itu sekali lagi. sampai sampai cangkir di meja menumpahkan sedikit cairan di dalam sana. 

"Kenapa kau salah satu dari para bajingan itu Ten..." ia kembali bermonolog, kali ini benar benar tak mempedulikan tangannya yang berwarna merah.

tak ada yang menjawab kecuali suara hujan dari luar yang semakin malam semakin kencang. Johnny menarik nafas dan menatap pada kakinya.

baru beberapa detik ia mencoba memikirkan hal hal itu. suara bunyi bel terdengar dari pintu depan.

Johnny dengan cepat berjalan ke pintu depan dan tidak berpikir dua kali untuk membukanya. Mata Johnny terbelalak ketika melihat Jaehyun dengan keadaan seluruh hoodie dan celana basah total.

sebelum Jaehyun dapat berbicara apapun, Johnny telah menariknya ke dalam. 

"apa kau gila jaehyun? kau ke sini tanpa siapapun, tidak membawa apapun hanya dirimu aku ya-" kata kata Johnny terhenti ketika langkah Jaehyun terhenti.

Johnny menatap ke belakang dan mendapati Jaehyun menatap ke lantai rumahnya. Johnny menarik nafas pelan. ia melepas tangan Jaehyun dan menyenderkan tubuhnya ke dinding.

ia diam sambil menatap Jaehyun, "kenapa kau ke sini?"

"bukankah manager-hyung telah melarang siapapun untuk ke sini?" Johnny melanjutkan.

Jaehyun membuka hoodie yang ia pakai lalu tersenyum miring pada Johnny, "aku merindukanmu..."

Johnny terdiam, aneh kalau Ten berkata begitu pasti ia sudah merasa mukanya sepanas 100 derajat celcius. Johnny terdiam, ia kembali menatap Jaehyun. "aku juga.... merindukanmu. bagaimana kabar yang lain?"

Johnny dapat mendengar Jaehyun berdecak pelan sebelum mengalihkan pandangan. Johnny menggigit bibir bawahnya, mencoba berpikir apa jawaban yang akan dilontarkan sang lelaki di sebelahnya.

tetapi bukan jawaban yang ia dapatkan, malahan sebuah aksi tiba tiba yang ia dapatkan. sesudah Jaehyun kembali menatap mata Johnny kembali. Jaehyun dengan cepat menarik baju Johnny agar mendekat padanya. Johnny yang tidak menduga ini, tak bisa melawan apapun.

hal yang ia ketahui selanjutnya adalah bibir kenyal nan manis Jaehyun sudah dapat ia rasakan di bibirnya. Johnny sama sekali tak merespon apapun pada Jaehyun. ia membuka matanya dan melihat Jaehyun yang menutup matanya dengan penuh harap. 

setelah beberapa detik berlalu Jaehyun melepaskan ciuman canggung itu. Johnny hanya diam dan melihat Jaehyun yang tampak kecewa dan kaget. Jaehyun melepaskan tangannya dari baju Johnny dan kembali membuang muka. Johnny juga melakukan hal yang sama, ia tak tahu harus berbuat apa.

"kau masih mencintainya bukan?" Johnny menebak Jaehyun ingin menangis karena kata kata yang ia lontarkan terdengar bergetar hebat

Johnny menatap kosong pada dinding di lorongnya itu. "entahlah... aku tak tahu"

Jaehyun menatap Johnny melalui ujung matanya, "kau berbohong john..."

kali ini Johnny menoleh pada Jaehyun. Jaehyun menyenderkan kepalanya pada dinding. Jaehyun menarik nafas panjang. ia tertawa pelan dan tersenyum pahit.

"kau tahu? aku pernah mendapatkan kata kata itu dari Doyoung saat aku mencoba tak berpikir tentangmu lagi..." Jaehyun kali ini menatap Johnny. "Tapi lihatlah aku sekarang, aku masih mencintaimu sepenuh hatiku"

Johnny tak bisa berkata kata. rasa bersalah sudah menyelubungi tubuhnya, membuat ia tak dapat bergerak hanya bisa menatap kosong dan mendengar kata kata Jaehyun yang ia akan lontarkan berikutnya.

"aku tahu kau tak akan mencintaiku john..." Jaehyun kembali tersenyum manis "biarkan saja aku berada di sini dan menatapmu dari kejauhan"

Jaehyun melipat hoodienya yang mulai mengering. "aku akan bahagia jika kau terus tersenyum"

Johnny menggigit bibirnya lagi, oh tuhan kenapa dalam dunianya selalu berisi emosi yang tidak menyenangkan?

"tetapi..." Jaehyun mencoba tersenyum tulus, "aku akan selalu ada di sini untukmu john..."

"aku janji"

***

HEYY

minggu lalu ga up gegara lupa hari :((

and lg nyiapin ff skz di sebelah, bagi yang pengen baca changlix ayo yuk ramein :D

but beside of that JohnJae mulai berdamai (emangnya iya? (iya(atau?)))
and yeah no photo gegara ga tau-

eh iya, mau tahu dong kira kira menurut kalian Ten ada di mana?

 lastly, hope you guys have a nice day!

Bye~

𝕋𝕨𝕠 𝕊𝕚𝕕𝕖𝕤 || 𝒥𝑜𝒽𝓃𝓉𝑒𝓃 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang