Hendery membereskan kamarnya, yang mungkin ia akan rindukan untuk beberapa bulan kedepan. ia dan yang lain akan kembali ke China untuk latihan serta intropeksi. ia yakin kepala agensi di sana juga akan memberi ceramah nan panjang untuk mereka.
kejadian beberapa hari yang lalu terulang kembali di benaknya. untuknya, ia mengerti kenapa saudaranya itu melakukan ini semua. ia tahu Ten juga memerlukan uang untuk menghidupi dirinya sendiri dan juga dirinya kadang kadang. walaupun orang tua Ten yang sudah kaya tujuh turunan, tentu saja Ten bukan tipe anak manja yang ingin menghabiskan uang keluarganya.
Hendery terdiam, mungkin ia hanya kaget karena dalam dunia industri musik kakak saudaranya itu adalah musuhnya. mungkin kalau dalam cerita ia adalah protagonis yang memiliki segalanya, sedangkan Ten adalah antagonis yang tak memiliki pilihan. ia tahu Ten tak ingin melukai dirinya serta yang lain, tetapi ia tak punya pilihan.
Hendery masih memikirkan hal hal itu, tak menyadari Xiao Jun sudah duduk di kasur kamarnya. mengamatinya.
"kau masih memikirkan Ten?" Xiao Jun berbisik
Hendery yang sebenarnya terkejut, tetapi ia terlalu dalam di pikirannya sehingga tak menunjukkan ekspresi apapun.
"Ten tak punya pilihan untuk melakukan ini semua. dan aku menyalahkannya..." Hendery merasa bersalah, ia juga harus ingat Ten juga manusia.
"kau memang benar... kita terlalu cepat mengikuti emosi kita dan membuat keputusan tanpa memikirkannya terlebih dahulu" Xiao Jun mengelus punggung Hendery dengan pelan
Hendery duduk dan mendekatkan kedua kakinya ke tubuhnya. "aku harap ia baik baik saja"
Xiao Jun terdiam sebentar sebelum ia mengambil handphone Hendery yang berada di dekatnya, "telpon saja dia, aku yakin ia kesepian"
Hendery menatap Xiao Jun dan tersenyum kecil. ia mengambil telpon itu dan menelpon sang saudara. ia meng-speaker suaranya, agar Xiao Jun juga dapat mendengarnya.
tak lama setelah itu tersambung, ada yang mengangkatnya. aneh, Ten biasanya langsung menyapa ketika mengangkat telpon. kali ini hanya ada keheningan yang terasa aneh
"Ten-ge?" Hendery berbisik
suara lelaki menangis kecil terdengar dari sebrang sana, Xiao Jun dapat melihat kepanikan di mata Hendery. tetapi kalau boleh jujur tangisan itu tak seperti suara Ten.
"Halo? dengan siapa ini?" Xiao Jun bertanya sopan
suara lelaki itu mulai diam, walaupun masih terdengar sayup sayup. setelah keheningan yang membingungkan suara itu akhirnya menjawab.
"y- ya... A- aku Taeyong... Ten menghilang... sejak kemarin aku tak bertemu dengannya, ia meninggalkan semua barang berharga miliknya di apartemennya... maaf membuat kalian bingung" suara Taeyong bergetar hebat, dapat terdengar Taeyong mulai menangis lagi
tetapi suara tangisan lain berasal dari di dekatnya. Xiao Jun menatap Hendery yang mencoba menahan tangisnya. Hendery tak terlalu sering menangis, tetapi kalau ia menangis berarti ini adalah kabar yang benar benar menyakiti hatinya.
Xiao Jun refleks memeluk Hendery dengan erat, membiarkan Hendery menangis. secara tak sengaja mengakhiri telpon mereka dengan Taeyong. Xiao Jun juga ingin menangis melihat sang kekasih terluka.
"berhenti menangis sayang... aku tak suka kau menangis" sebuah kejadian langka Xiao Jun memanggil Hendery "sayang" tetapi Hendery tak peduli. Hendery merasa bersalah akan semua yang terjadi.
dan ia ingin memperbaiki ini semua, "aku ingin memperbaikinya" Hendery berbisik padanya
Xiao Jun hanya diam, agensinya akan sangat marah jika mereka bertindak lagi. tetapi ia berjanji kemanapun Hendery pergi ia akan menemaninya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝕋𝕨𝕠 𝕊𝕚𝕕𝕖𝕤 || 𝒥𝑜𝒽𝓃𝓉𝑒𝓃 ✔
RandomMencintai adalah menerimanya apa adanya bahkan jika kau membenci salah satu sisinya, artinya itu bukan mencintai. Itu hanyalah kebohongan belaka Itulah chat seorang agen dispatch kepada seorang artis. ♠COMPLETED♠ ↬Johnny + Ten ↬BXB