Bab 1. Dunia Asing

106K 7.8K 776
                                    

  💌Attention💌
Cerita ini hanyalah fiksi
semata. Nama tokoh, karakter/kepribadian, latar tempat, dan jalan
cerita murni karangan penulis.

.
.
.

📖Happy reading📖

   Entah berapa lama aku tertidur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

   Entah berapa lama aku tertidur. Ingatan terakhirku berhenti di saat peluru kendali milik musuh menyerang tenda militer milikku. Aku tidak ingat lagi kejadian selanjutnya. Sebab rasa sakit terbakar dan tercabik hidup-hidup akibat ledakan membuatku tak sanggup lagi bernapas.

   Aku tak punya keingingan untuk bertahan hidup. Toh, aku tidak berguna juga sekalipun terjebak dalam posisi pemimpin pasukan. Aku cuma pengganti karena pemilik sebenarnya tiba-tiba mati. Seolah sebuah kutukan bagi yang menempati posisi tersebut, aku jadi ikut-ikutan mati.

   Aku memang tak berniat hidup. Namun tubuhku seolah memaksa untuk bangun dari tidur panjang ini. Seolah tidak ingin aku melarikan diri terlalu lama dari kenyataan. Aku benar-benar benci kembali dari mimpi indah demi sebuah kenyataan yang menyebalkan. Sangat tidak layak aku perjuangkan.

   Namun, mataku menolak untuk tetap berada di alam mimpi. Sinar terang yang menusuk dari balik mataku yang terpejam benar-benar menggangu. Aku terpaksa bangun dari tidur panjang ini.

   " Enngh."

   " Ini di mana?"

   Aku mengusap mataku berulang kali. Takut sekali pengelihatanku salah.

   Sejak kapan- Napasku tercekat melihat pantulan cermin di hadapanku menampilakan sosok perempuan asing. Dia sangat cantik. Kulit seputih susu, rambut coklat terang bergelombang, mata cokelat madu yang memikat, hidung bangir dengan pipi agak berisi. Itu jelas bukan aku. Siapa perempuan ini?

   " Lo siapa?" tanyaku menunjuk cermin di depan ranjang.

   Tak mendapati jawaban, aku mulai tersadar. Setiap pergerakan yang aku lakukan sama persis dengan pantulan cermin di hadapanku. Seolah menjelaskan, perempuan cantik itu adalah aku. Bagaimana mungkin?

   " Gak mungkin-" Aku menangkup wajahku, "gue jadi secakep ini," lanjutku kagum pada wajah ini.

   Aku berusaha berpikir rasional. Orang waras mana yang wajahnya masih utuh saat terkena ledakan peluru kendali alias rudal? Sudah jelas, pasti wajah ini hasil dari bedah plastik. Aku jadi ingin berterimakasih dengan dokter yang membuat wajah ini. Wajah ini benar-benar cantik. Aku menyukainya.

   Namun dalam sekejap, pikiran rasionalku langsung dihantam sejuta fakta. Berbagai ingatan asing berlomba-lomba masuk ke dalam otakku. Kepalaku seakan mau pecah karena terlalu banyak menerima berbagai macam informasi baru secara bersamaan. Kepalaku berdenyut-denyut disertai rasa pening menghantam membuatku kembali tak sadarkan diri.

[REVISI] CANDALA: La Chica Loca Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang