Bab 5. Club malam

44.3K 4.7K 211
                                    


💌Attention💌
Cerita ini hanyalah fiksi
semata. Nama Tokoh, karakter/kepribadian, latar tempat, dan jalan
cerita murni karangan penulis.
.
.
.

📖Happy reading📖

   Lucas memang pemalas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

   Lucas memang pemalas. Di kantor pun kerjaannya cuma main game. Semua tugas kantor dilakukan oleh asistennya, Raisa. Mulai dari tanda tangan, memeriksa laporan, bahkan kerja lapangan pun asisten Lucas yang melakukannya.

   Lucas sampai menyuruh Raisa menirukan tanda tangan Lucas agar laki-laki itu bisa bebas dari pekerjaan kantor. Tidak heran para investor sempat menolak Lucas menjadi direktur perusahaan. Laki-laki itu tidak kompeten sebagai pemimpin perusahaan.

   Namun akhir-akhir ini semenjak kesembuhan Candala, Lucas merindukan kantornya. Dia lebih baik mengerjakan setumpuk laporan daripada harus satu ruangan dengan Candala. Perempuan itu menyeramkan meskipun cuma diam saja. Karena mengikuti saran dokter, Lucas terpaksa beristirahat di rumah untuk menyembuhkan luka lebamnya. Dia jadi terkurung di rumah yang sama dengan Candala.

   Semenjak kejadian di taman hari itu, Lucas melarang Ivonne datang ke rumah ini. Mendengar ancaman Candala yang tidak main-main, membuatnya tidak mau mengambil risiko. Lebih baik dia menjauhi Ivonne untuk sementara waktu. Lagi pula, dengan tidak bertemu Ivonne dia bisa meyakinkan ayahnya agar tidak jadi menarik aset-aset di perusahaan.

    Bukan Cuma itu. Lucas merasa kesal setelah Eleanor mengirim pesan bahwa, dia baru bisa pulang dari amerika 1 minggu lagi. Jujur saja, Lucas ingin cepat-cepat mengendalikan Candala. Sangat menyebalkan menjadi orang yang dikendalikan, pikirnya.

   " Ada berondong tua...." Ponselnya berdering. Lucas yang tengah tengkurap di atas ranjang segera bangkit. Mengira Vonne lah yang menelepon. Namun setelah melihat nama si penelpon, senyumnya luntur seketika. Ternyata ini telepon dari Jerry, teman masa kuliahnya.

   " Halo?"

   " Woi,Bro! Apa kabar lo? Sehat-sehat aja kan?" Suara keras langsung menyapa telinga, sampai-sampai Lucas harus menjauhkan ponsel dari telinganya.

   " Sehat, Jer. Pokoknya kalau gue masih napas artinya gue sehat."

   " Eh, gimana nih. Nongki-nongki kita, ikut ya? Gue butuh dana juga nih. Lo kan Bos besar nih, jadi boleh lah traktir kita-kita. Banyak cewe cakep di sini, lo pasti betah, Cas."

   " Eng- gu-gue kayaknya gak bisa, Jer. Lagi banyak kerjaan nih," katanya beralasan. Sebenarnya Lucas takut ketahuan Candala kalau dirinya pergi keluar apalagi ke club malam.

   " Ya elah! Kasih ke karyawan lo aja! Apa gunanya coba lo gaji karyawan mahal-mahal tapi lo nya masih kerja juga?"

   Lucas berpikir cukup lama sampai akhirnya setuju untuk ikut ke club bersama teman-temannya. " Oke, gue ikut. Di club biasanya, kan?"

[REVISI] CANDALA: La Chica Loca Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang